Mohon tunggu...
Serindit Merah
Serindit Merah Mohon Tunggu... Media Analisyt -

If your are not willing to learn, no one can help you. If you are determined to learn, no one can stop you.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ahok, Orang Miskin & Kemiskinan

16 April 2016   04:39 Diperbarui: 16 April 2016   04:43 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebenarnya malas sih mencampuri urusan politik yang sarat dengan kepentingan ini. Tetapi sebagai orang yang awam yang hidup di Jakarta, ada kegelisahan yang menggelitik hati untuk tidak diam melihat “sandiwara” yang terjadi.

Awalnya mau nulis dengan serius, ada teorinya, ada anlisisnya, kemudian ada pendapat pengamat, pejabat dan lain sebagainya. Tetapi, ya suadahlah, pendapat sendiri juga boleh, toh juga sudah punya pendapatan ini, hehe

Oke, jadi gini,…

Jakarta ini, sejak dipimpin oleh Jokowi kemudian beralih ke Ahok, ngak tau kenapa saya rasa Jakarta makin bagus. Yang tidak setuju jangan marah ya..hehe kan pendapat. Fokus ke Ahok, penataan birokrasi sudah semakin baik, sudah baiklah. Jakarta bersih, contohnya di daerah rumah saya gorong-gorong itu sudah tidak ada yang mampet. Setiap minggu ada pasukan orange yang naik turun dari gorong-gorong untuk membersihkan.

Temen saya, kemarin mau buat KTP Jakarta, ketemu sama RW, dia mau bayar pak RW 500 ribu, buat nurusin KTP-nya. Tetapi kata si pak RW,

“wah mas, saya ngak berani, sekarang ini sudah ngak bisa jalur-jalur begitu, kemarin aja ada RW yang diamankan gara-gara bikinin KTP buat si T……S……”

Sampai si temen ini, minta tolong sama temenya yang di Dinas Catan Sipil, juga itu orang Dinas tidak mau. Singkat cerita untuk urusan birokrasi sudah lebih baik, terasa sekali.

Tetapi, Ahok selalu saja dicari kelemahannya. Iya namanya juga manusia mana ada yang sempurna, pasti punya kekurangan.

Terkait pengusuran-pengusuran yang diilakukan oleh Ahok, menurut saya, pengusuran yang dilakukan Ahok itu bukan tanpa solusi. Jangan bicara soal alasan, karena alasan pasti ada. Tapi solusi. Alasan pengusuran karena mereka tinggal di tempa yang kumuh, di bantaran kali, di lahan pemerintah, itu alasan pengusuran. Tetapi solusi pengusuran adalah memberikan mereka pilihan, tinggal di rusun dengan segala fasilitas, atau dipulangkan ke kampung halaman dan dimodali usaha.

Tetapi kenapa selalu saja isu penggusuran yang punya alasan dan solusi ini selalu dipermaslahkan? Nah, ini yang saya bilang urusan politik. Temen-temen politisi yang tidak mendukung Ahok pernah bilang, untuk mencegat Ahok, kita tidak bisa sekadar memainkan isu, tetapi harus kita jerat secara hukum, karena hanya hukum yang bisa mencegat Ahok.

Eh tidak lama kemudian, lahirlah soal korupsi sumber waras lah, soal BPK lah, soal penggusran yang banyak memakan korbanlah, Ahok menggusur orang miskin bukan kemiskinan. Bermacam-macam opini dan pernyataan dibuat, baik di media online, cetak maupun jejaring sosial. Foto-foto terkait kekerasan aparat ditampilkan lagi, diungah ke media sosial, yang entah dimana kejadinya, entah kapan kejadinya, eehhh…. bilang Ahok kejam.

Belum lagi soal Ahok kafir. Ini menurut saya, bukan pandangan Islam secara keseluruhan, ini merupakan pandangan sekelompok orang yang punya kepentingan kemudian mengatasnamakan Islam.

Haram bagi umat Islam memilih pemimpin kafir. Ayat ini, baru terdengar akhir-akhir ini. Ironi, ketika khutbah-kutbah jumat disampikan, lebih baik memilih pemimpin yang korupsi tetapi islam dari pada jujur amanah tetapi kafir.

Bagi saya ini penghinaan atas Islam. Seolah-olah Islam membolehkan kita untuk korupsi. Apa mungkin mereka tidak membaca ayat tentang larangan korupsi.

Sebelum si Ahok kafir ini jadi Gubernur, tidak ada Gubernur sebelum-sebelumnya yang menggusur Kalijodo yang notabenenya adalah tempat pelacuran. Kemana?

Ahok kafir, tetapi tindakan dan caranya memimpin sebagaimana yang dianjurkan oleh Islam. Lantas kenapa? Teriakan kelompok-kelompok tertentu membuat gerah. Kita tau bahwa mereka mewakili kepentingan kelompok-kelompok poltik lainya, bukan mewakili Islam itu sendiri. Mereka menjual ayat-ayat Al-Quran demi kepentingan politik mereka.

Imam Ali pernah ditanya, “mana yang lebih baik menurutmu, peimpin kafir yang jujur dan amanh atau pemimpin Islam yang zalim” Imam Ali menjawab “pemimpin kafir yang amanah. Kekafiranya hanya untuk dirinya, sedangkan amanahnya menyangkut semua umat , sebaliknya pemimin Islam yang zalim, islamnya hanya untuk dirinya, kezalimanya menyangkut semua umat”

 

Kemiskinan memang harus diberantas. Tentu dengan kesadaran dan kebesaran hati untuk memberantasnya. Pemimpin yang baik selayaknya memang menaikan taraf kehidupan masyaraktnya dengan kebijakan-kebijakan yang pro rakyat. Memeberikan fasilitas yang memadai, memciptakan lapangan pekerjaan.

Tetapi ketika Ahok mecoba melakukan hal yang sedemikian rupa, banyak diantara mereka yang notabenenya tidak pernah tau kehidupan sebenranya orang miskin, memanfaatkan kemiskinan orang miskin di Jakarta. Mereka bertindak seolah membela orang miskin, tetapi sesungguhnya mereka mempertahankan kemiskinan orang miskin di Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun