Mohon tunggu...
Serindit Merah
Serindit Merah Mohon Tunggu... Media Analisyt -

If your are not willing to learn, no one can help you. If you are determined to learn, no one can stop you.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mourinho "Isi" Posisi Novanto?

18 Desember 2015   13:49 Diperbarui: 18 Desember 2015   22:43 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua peristiwa menarik yang terjadi dalam sepekan ini, cukup membuat bingkai media berwarna. Dua persitiwa itu yakni pemecatan Ketua Chelsea, Jose Morinho dan pengunduran diri Pelatih DPR, Setya Novanto.  Pengamat politik dan bola, tentu sedang kebanjiran “order” untuk membahas persitiwa yang terjadinya dalam waktu yang sangat berdekatan ini. Pekan keramat Setnov dan Mourinho hadir dilayar-layar televisi kesayangan pemirsa tanah air.

Setelah sidang Majelis Kehormatan The Blues  (MKT) menyatakan Ketua Chelsea, Jose Mourinho, melakukan pelanggaran sedang maupun berat, Mourinho diminta untuk mengajukan pengunduran dirinya dari jabatan Ketua Chelsea. Dikarenakan Mourinho dinilai oleh Yang Mulia Roman Abramovic tidak memiliki nyali seperti pelatih DPR, Setya Novanto, untuk mengundukan diri, maka Mourinho pun dipecat oleh Roman sesuai sidang Majelis Kehormatan The Blues (MKT).

Yang mulia Pemilik Chelsea, Roman Abramovic, tidak bisa menutupi kekecewaannya pada Jose Mourinho menyusul hasil buruk di Liga Inggris. Yang Mulia asal Rusia tersebut akhirnya memecat Mourinho setelah dinilai gagal total membawa The Blues untuk mempertahankan juara liga musim ini.

Direktur Teknik Chelsea, yang juga anggota Majelis Kehormatan The Blues (MKT), Michael Emenalo membeberkan, alasan pemecatan Jose Mourinho sebagai Ketua Chelsea tak melulu karena hasil buruk di Liga Inggris. Kisruh dengan pemain juga menjadi salah satu penyebab Majelis Kehormatan The Blues akhirnya memutuskan mendepak Mourinho, sesuai alat bukti rekaman CCTV.

Dalam rekaman yang berdurasi lebih kurang sepuluh menit diruang ganti, Mourinho meminta tambahan gaji dari masing-masing pemain Chelsea. Dalam rekaman itu jelas suara Mourinho berbicara kepada dua pemain Chelasea, dia (Mourinho) mengatakan meminta semua gaji pemain dipotong 11 persen untuk menambah kekuarangan gajinya yang tidak cukup untuk membayar Jet pribadi yang baru saja dia pesan dari seorang pengusaha minyak asal negara kepulauan, dan 9 persen untuk acaranya bermain golf dikahir pekan bersama “Ni Kita Kubur Aja”.

Rekaman ini kemudian menjadi alat bukti dalam sidang yang digelar Majelis Kehormatan The Blues (MKT), untuk memecat Jose Mourinho. Berbeda dengan sidang yang sebelumnya yakni pelapor yang melaporkan Mourinho ke MKT, sidang Mourinho digelar terbuka. Sebelumnya sidang yang menghadirkan pelapor yakni dua pemain Chealsea yang melaporkan Mourinho digelar tertutup. Sidang yang dipimpin langsung oleh Yang Mulia Roman Abramovic secara resmi memecat Jose Mourinho dari jabatan Ketua Chelsea.

Pasca sidang putusan pemecatan Mourinho dibacakan, kabar beredar dipublik adalah siapa yang bakal mengantikan posisi yang ditinggalkan Mourinho, serta kemana Mourinho selanjutknya akan ditempatkan.

Pengamat politik dan bola dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Internasional (LIPI), Nusa Kembangan menilai, kemungkinan besar mereka (Mourinho dan Setya Novanto) akan berganti posisi. Sebelum memutuskan untuk mundur sebagai Pelatih DPR, Setya Novanto sudah "mengunci" terlebih dahulu jabatan pelatih Chelsea. Dengan begitu, Novanto tetap memiliki kekuasaan di “pemain” meskipun tak lagi memimpin DPR. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Pelatih DPR Setya Novanto mengundurkan diri setelah gagal mempertahankan posisinya di sidang Majelis Konco Dewek.

Publik tentu berharap, dibawah asuhan Mourinho, DPR akan menampilkan performa terbaiknya dilapangan dan mengakhiri puasa gelar sejak DPR pertama kali dibentuk, dan  Chelsea lebih bermartabat nantinya setelah dipimpin Setya Novanto. Mari kita sakisakan bersama-sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun