Sebuah kebimbangan yang luar biasa, akankah kebenaran yang datang dari orang-orang yang lemah akan dibuka secara gamblang oleh para penegak keadilan di negeri ini. Kita semua tentu berharap, semua janji dan jargon politik partai tidak sekadar pekeikan yang menggema.
Sangat lah miris, jika kita mau sedikit membuaka mata, bahwa diseberang jalan sana begitu banyak mereka yang duduk sambil bersimpuh dan memangku anak, dengan harapan ada diantra seorang yang membeli dagangan mereka. Beralas tikar dan baju sebra lusuh, mereka begitu susah untuk sekadar menacari sesuap nasi. Tak terbesit dipikiran mereka untuk main golf apalagi punya jet pribadi. Bahkan makan mereka pun hanya sekar untuk menegaakan tulang iga.
Mari bersikap jujur, mulailah jujur pada diri sendiri. Atas nama bangsa dan negara, atas nama rakyat, jujurlah kita benar-benar memperjuangkan nasip mereka. Jangan sanjungi rakyat untuk kesenangan semata, untuk melenggangkan dan melanggengkan, untuk meraup simpati, untuk mendulang suara. Namun kenyataanya, semua perbuatan dan tindakan lebih banyak dilakukan untuk kepentingan diri dan kelompok semata.
