Broken Home Dapat Mengganggu Kesehatan Mental Anak
Anak broken home juga rentan mengalami depresi dan gangguan kecemasan. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini bisa meningkatkan risiko anak untuk mengalami gangguan kepribadian, menyalah gunakan narkoba, hingga melakukan percobaan bunuh diri.
Pengalaman broken home bisa membuat anak hidup di bawah trauma emosional. Anak menjadi Anti-sosial, agresif, dan bahkan rentan melakukan kekerasan. Anak atau remaja yang yang orang tuanya bercerai, pisah, ataupun broken home bisa mengalami masalah kesehatan mental.
Anak yang tumbuh di keluarga broken home biasanya lebih suka berada di luar rumah. Mereka beranggapan lebih nyaman berada di luar rumah dibandingkan suasana rumah yang membuat mereka tidak nyaman. Tak sedikit dari mereka akan mengulur-ulur waktu untuk kembali ke rumah saat sedang bersama teman-temannya.
Jika hal itu terjadi kemungkinan besar dapat membahayakan kesehatan mental anak. Oleh karenanya, sangat penting untuk memberikan perawatan dan pengobatan.
Kondisi perpecahan pada struktur keluarga ini tentu dapat berdampak buruk bagi perkembangan dan kesehatan mental anak. Broken home dapat menyebabkan anak merasa kehilangan peran penting keluarga di hidupnya, merasa stres, tertekan, hingga merasa dirinya yang menjadi penyebab perpisahan tersebut.
Cara mengatasi anak broken home:
1. Bertanggung jawab
2. Ajak anak untuk selalu berfikir postif
3. Membangun kepercayaan anak
4. Membangun kembali hubungan Komunikasi anak dan orang tua
5. Belajar memaafkan dan tidak mengungkit kesalahan anak.
Penulis:Â Shifa Lavenia PutriÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H