Ya Tuhan.... Neraka apalagi ini?
Dia berusaha mengabaikan surat itu. Dilakukannya penyelidikan, mulai dari menanyai satu-satu orang yang kemungkinan pernah masuk ke ruangannya, tapi tidak satupun usahanya berbuah. Entah si penulis surat kaleng memang pandai atau dia sejenis makhluk halus yang tak berwujud.
Dua-tiga hari kemudian, surat yang sama muncul, kali ini dengan tuntutan lebih intense dan ancaman yang makin menyeramkan. Dan frekuensi munculnya makin sering hari demi hari. Danu akhirnya frustrasi dan resign.
* Cerita Selesai
_______________________________________________________
Suatu hari di sebuah kafe kecil di pinggir jalan
Novelis 1 : "Hei, apa kabar novelmu?"
Novelis 2 : "Hmmmh.. too bad.."
Novelis 1 : *mengangkat alis
Novelis 1 : "Ada apa? Aku dengar ceritanya cukup menarik.."
Novelis 2 : "Yeah, tapi tokohku membelot.."
Novelis 1 : "Ng? Kok bisa?"
Novelis 2 : "Yah, terlalu menghayati peran. Aku hanya tugaskan dia untuk memerankan tokoh protagonis, tapi dia ketagihan dan bablas.. Dia melangkahi semua plot yang sudah kuatur.."
Novelis 1 : "Oh, Dear.. Apa sebenarnya yang terjadi?"
Novelis 2 : "Yeah, tokoh ini seharusnya hanya mengirimkan surat kaleng untuk menyadarkan tokoh utamaku di novel ini. Perannya sudah selesai setelah tokoh utamaku sadar dan bertobat. Tapi orang ini kemudian membelot dan meneruskan peranannya sendiri, tanpa seijinku. Dan dia ketagihan berperan sebagai penulis surat kaleng. Dia mulai merajalela kehilangan kontrol, dan mulai mengirimkan surat ancaman yang makin menyeramkan hari demi hari.. Dan akhirnya tokoh utamaku Danu pun resign. Resign di cerita dan resign dari novelku.. Aku pikir aku harus mencari ide dan plot lain.. you know, trying to make a new one.. Mulai dari nol lagi.."
Novelis 1 : *menepuk bahu Novelis 2
Novelis 1 : "Sabar ya.. it could happen sometimes.. tokoh-tokoh yang tidak dewasa, yang menginginkan peran dan porsi lebih.. you know they do exist.. Next time hati-hati saat audisi tokoh.."
Novelis 2 : "Yeah.. Thanks.. pelajaran buatku.."
Novelis 2 : *tersenyum kecil
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H