Mohon tunggu...
Fanny Wiriaatmadja
Fanny Wiriaatmadja Mohon Tunggu... -

A writer and an employee | An observer and an analyst | Write anything than comes to her mind (travel, movie, food, book, people behavior, memory) | Protagonist Outside, Antagonist Inside | Know me more at www.fannywa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sang Novelis dan Tokohnya

22 Agustus 2013   14:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:58 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ya Tuhan.... Neraka apalagi ini?

Dia berusaha mengabaikan surat itu. Dilakukannya penyelidikan, mulai dari menanyai satu-satu orang yang kemungkinan pernah masuk ke ruangannya, tapi tidak satupun usahanya berbuah. Entah si penulis surat kaleng memang pandai atau dia sejenis makhluk halus yang tak berwujud.

Dua-tiga hari kemudian, surat yang sama muncul, kali ini dengan tuntutan lebih intense dan ancaman yang makin menyeramkan. Dan frekuensi munculnya makin sering hari demi hari. Danu akhirnya frustrasi dan resign.

* Cerita Selesai
_______________________________________________________

Suatu hari di sebuah kafe kecil di pinggir jalan

Novelis 1 : "Hei, apa kabar novelmu?"
Novelis 2 : "Hmmmh.. too bad.."
Novelis 1 : *mengangkat alis
Novelis 1 : "Ada apa? Aku dengar ceritanya cukup menarik.."
Novelis 2 : "Yeah, tapi tokohku membelot.."
Novelis 1 : "Ng? Kok bisa?"
Novelis 2 : "Yah, terlalu menghayati peran. Aku hanya tugaskan dia untuk memerankan tokoh protagonis, tapi dia ketagihan dan bablas.. Dia melangkahi semua plot yang sudah kuatur.."
Novelis 1 : "Oh, Dear.. Apa sebenarnya yang terjadi?"
Novelis 2 : "Yeah, tokoh ini seharusnya hanya mengirimkan surat kaleng untuk menyadarkan tokoh utamaku di novel ini. Perannya sudah selesai setelah tokoh utamaku sadar dan bertobat. Tapi orang ini kemudian membelot dan meneruskan peranannya sendiri, tanpa seijinku. Dan dia ketagihan berperan sebagai penulis surat kaleng. Dia mulai merajalela kehilangan kontrol, dan mulai mengirimkan surat ancaman yang makin menyeramkan hari demi hari.. Dan akhirnya tokoh utamaku Danu pun resign. Resign di cerita dan resign dari novelku.. Aku pikir aku harus mencari ide dan plot lain.. you know, trying to make a new one.. Mulai dari nol lagi.."
Novelis 1 : *menepuk bahu Novelis 2
Novelis 1 : "Sabar ya.. it could happen sometimes.. tokoh-tokoh yang tidak dewasa, yang menginginkan peran dan porsi lebih.. you know they do exist.. Next time hati-hati saat audisi tokoh.."
Novelis 2 : "Yeah.. Thanks.. pelajaran buatku.."
Novelis 2 : *tersenyum kecil

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun