Mohon tunggu...
Fanny Silvia
Fanny Silvia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Penerima Beasiswa Unggulan Kemdikbud Angkatan 2017

"and she was like the first cigarette. you don't know what you're doing at first and before you know it; you're addicted."

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Saat Imlek

7 Mei 2021   12:57 Diperbarui: 7 Mei 2021   13:01 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Imlek adalah salah satu hari besar suku Tionghoa, jalanan dan pertokoan akan penuh dengan warna merah. Imlek merupakan tahun baru dalam tanggalan Cina. Tahun baru ini pun berbeda setiap tahunnya jika dihitung menggunakan kalender masehi, dan biasanya akan beberapa hari lebih maju dari tanggal sebelumnya. Umumnya, orang Tionghoa akan mulai sibuk dari sebulan sebelumnya, mulai dari membuat berbagai macam kue kering untuk disajikan kepada para tamu, membeli baju baru, membersihkan rumah dan meja sembahyang juga mengirimkan bingkisan kepada teman, kerabat atau keluarga terdekat.

Rumah-rumah juga mulai dipasangi lampion berwarna merah sebagai simbol pengharapan bahwa di tahun yang akan datang diwarnai dengan keberuntungan, rezeki dan kebahagiaan. Ada pula stiker tulisan (f dibaca: fuk) terbalik yang ditempel di pintu rumah sebagai lambang rezeki, dipasang terbalik karena dipercaya memiliki arti "rezeki datang", masuk ke rumah dan tidak keluar lagi. 

Satu hari sebelum imlek biasanya keluarga akan berkumpul di rumah untuk makan malam bersama biasa disebut juga sa cap meh artinya tanggal 30 malam. Biasanya berkumpul di rumah orang tua ataupun orang tertua dalam keluarga, ini dilakukan sebagai ungkapan kebersamaan dan keutuhan keluarga dalam menyambut tahun baru dan mensyukuri kehidupan yang telah lewat.

Pada hari H imlek pun, masih ada beberapa tradisi yang perlu dilakukan. Pertama, dianjurkan untuk bangun di pagi hari agar rezeki tidak hilang, mandi dan langsung berberes kemudian sembahyang di rumah maupun di klenteng setelah itu baru berkunjung ke rumah sanak saudara. Adapun hal-hal yang dilarang atau pantang dilakukan saat imlek, yaitu:

- Makan bubur. Bubur dianggap melambangkan kemiskinan sehingga dapat menghalangi rezeki dan mendatangkan kemiskinan. Maka dari itu, sangat jarang atau bahkan tidak ada bubur yang tersaji saat perayaan imlek.

- Keramas. Orang Tionghoa tidak diperbolehkan keramas atau mencuci rambut saat hari pertama perayaan imlek. Karena dalam bahasa Mandarin, rambut memiliki pelafalan yang sama dengan kata fa dalam fa cai yang berarti menjadi kaya, sehingga keramas diibaratkan menghapus dan mengurangi keberuntungan sepanjang tahun. 

- Menangis. Menangis merupakan lambang kesedihan dan hukuman sehingga orang-orang menghindari tindakan yang dapat menyebabkan tangis. 

- Menyapu dan membuang sampah. Sehari sebelum imlek atau pada sa cap meh biasa rumah sudah bersih dan rapi, karena di hari pertama imlek, orang Tionghoa dilarang keras untuk menyapu dan membuang sampah karena dipercaya menyapu berarti membersihkan rezeki dari anggota keluarga di rumah. Maka, jika memang kotor setelah tamu berkunjung, biasa akan disapu masuk ke dalam rumah dan baru dibuang keesokan harinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun