Mohon tunggu...
Fanny Fauziah
Fanny Fauziah Mohon Tunggu... Akuntan - "Penemuan terbesar sepanjang masa adalah bahwa seseorang bisa mengubah masa depannya hanya dengan mengubah sikapnya saat ini." – Oprah Winfrey

Fakultas Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai Waktu Uang Dalam Tradisi "Nyumbang" di Masyarakat

9 Desember 2023   14:39 Diperbarui: 9 Desember 2023   14:47 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dirangkum dari berbagai materi nilai waktu uang, terdapat macam macam penyebab nilai waktu uang, di antaranya:

1. Ketidakpastian 

Masa depan sulit diprediksi, mungkin situasi perekonomian saat ini sudah dapat diprediksi. Namun dalam 10 atau 20 tahun ke depan kita tidak tahu seperti apa perekonomian dunia nantinya. Misalnya saja saat dunia sedang dilanda pandemi. Tidak ada yang menduga pandemi ini akan memperlambat perekonomian. Industri pariwisata yang tadinya menguntungkan tidak lagi memiliki nilai. Untungnya, dunia mulai pulih dari pandemi ini.

2. Kepuasan 

Tingkat kepuasan setiap orang berbeda-beda. Hari ini Anda hanya bisa puas dengan sepeda motor Anda, tetapi suatu saat Anda akan merasa menginginkan lebih. Itu sebabnya Anda membeli mobil. Jika Anda mempunyai mobil, bukan tidak mungkin Anda ingin membeli pesawat. Manusia tidak pernah merasa cukup dan selalu menginginkan lebih.

3. Kegunaan 

Barang atau benda yang mempunyai kegunaan tertentu saat ini mungkin tidak mempunyai kegunaan yang sama di masa depan. Misalnya telepon umum. Banyak orang yang tidak lagi menggunakan telepon rumah karena sudah memiliki smartphone sendiri. Telepon umum sudah kehilangan fungsinya sebagai alat komunikasi akibat perkembangan teknologi.

E. Nilai Waktu Uang Dalam Tradisi "NYUMBANG" di Masyarakat

Salah satu tradisi dalam kehidupan masyarakat yang dimaknai oleh mereka yang meyakini akan memperoleh sesuatu yang positif darinya. Salah satu tradisi yang masih menonjol di masyarakat adalah tradisi "Nyumbang".

Tradisi sumbang-menyumbang pun tidak terlepas dari pertukaran. Mauss (1992:143) mengemukakan bahwa dalam pertukaran yang berdasarkan atas asas timbal balik, pada mulanya pemberian tampak seperti diberikan secara sukarela, tanpa pamrih dan spontan oleh suatu pihak kepada pihak yang lain. Padahal, pemberian itu dilakukan karena kewajiban atau kewajiban, yang pada akhirnya menimbulkan kewajiban bagi penerimanya untuk membalasnya di kemudian hari. Hadiah yang tidak dibalas akan melemahkan posisi penerimanya, apalagi jika tidak dilunasi karena keterlambatan.

Kebanyakan dari mereka yang mempraktikkan tradisi memberi belum mengenal konsep nilai waktu dari uang. Kurangnya pemahaman konsep ini berdampak pada pengelolaan keuangan dalam keluarga, karena konsep nilai waktu uang sangat diperlukan untuk merencanakan perekonomian masa depan agar dapat mengambil keputusan keuangan yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun