Mohon tunggu...
Fanny Citra
Fanny Citra Mohon Tunggu... Pelajar -

Hard words breaks no bones

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tiga Mahasiswa ITC UPH Mengikuti Young Global Pioneers ke Cina

15 September 2015   10:54 Diperbarui: 15 September 2015   11:34 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Para peserta berfoto bersama bendera negara masing-masing

 

YPPH mengirim tiga mahasiswa ITC (International Teachers College) UPH angkatan 2014 untuk mengikuti perjalanan belajar bersama Young Global Pioneers ke Cina, pada 2-22 Agustus 2015. Ketiga mahasiswa terpilih tersebut adalah Arjun Badi (Nepal), Audrinna Sundas (Nepal), dan Jerome Gibran de Jesus (Filipina).  Mereka terpilih sebagai perwakilan berdasarkan kepribadian, komitmen, dan kualifikasi pada saat mendaftar dan proses wawancara.

 

Young Global Pioneers (YGP) sendiri merupakan sebuah bisnis sosial non-profit yang berambisi untuk mendirikan jaringan pemuda global dan mendorong rasa ingin tahu, empati, dan aspirasi pada generasi pemimpin penerus, serta menginspirasi para pemuda untuk menjadi pemimpin yang bertanggung jawab di bidang masing-masing. YGP (http://youglo.org/) menyelenggarakan jaringan pemuda global melalui 3 minggu perjalanan belajar untuk pemuda dari seluruh dunia (umur 18-22). YGP bertujuan untuk mencapai misi mereka melalui pendekatan yang unik. Pendekatan tersebut memberikan kesempatan bagi para pemuda untuk belajar dari cara yang intuitif dan berbeda berdasarkan pengalaman, kerjasama, dan dialog.

 

Para peserta terdiri dari 20 pemuda dari  Afrika Selatan, Denmark, Norway, Filipina, Nepal, Jepang, Rusia, Jerman, Turki, dan Amerika Serikat. Perbedaan di grup ini memiliki tujuan untuk mempromosikan tujuan dan pentingnya dari pelajaran lintas budaya dan membagikan ide. Setiap malam, ada sesi refleksi dimana setiap pemuda menuliskan apa yang mereka alami dan mengerti sepanjang hari berjalan. Setelah menuliskan refleksi mereka, para pemuda dibagi dalam beberapa grup untuk berdiskusi tentang refleksi mereka dan isu-isu politik, ekonomi, budaya, sosial, dan lingkungan, serta keadaan masing-masing negara.

 

Perjalanan tiga minggu di 5 kota di Cina, yaitu Beijing, Xian, Chengdu, Lu Zhou, dan Shanghai bersama Young Global Pioneers dipenuhi dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat dan menyenangkan secara intuitif, seperti mengunjungi objek-objek wisata, seni, dan sejarah seperti Tembok Besar Cina, galeri seni, pasar sutra dan obat-obatan Cina, mendaki gunung, menjelajahi terracotta army, serta mengunjungi berbagai tempat yang berkaitan dengan inovasi, ekonomi, dan edukasi, seperti New Century Global Centre, Panda Research Base, DeTao University, SAS Software company dan sebuah organisasi internasional non-pemerintah, Save The Children. Pada kunjungan Save The Children, para peserta berkesempatan untuk bertatap muka langsung dengan Migrant Youth lokal dan saling bertukar cerita. Para peserta bahkan turut ikut serta dalam kegiatan menanam padi bersama warga lokal. Pada kunjungan universitas, mereka berkesempatan untuk mendapat pelajaran dari para professor mengenai Circular Economy dan 3D Printing. Kunjungan di SAS Software Company memberikan mereka kesempatan untuk berinteraksi dengan profesional muda dan para petinggi perusahaan.

 

Di Xian, para peserta berkesempatan untuk tampil berbicara di Young Global Entrepreneurs and Innovation summit yang diselenggarakan oleh pemerintah dan universitas-universitas di provinsi Sichuan. Jerome berkesempatan untuk mempresentasikan mengenai Social Entrepreneurship sebagai tren di dunia bisnis saat ini dan pentingnya untuk memberi kembali pada masyarakat. Para peserta juga dapat berinteraksi dengan entrepreneur muda, mahasiswa, profesional muda, dan investor.

 

Masing-masing dari ketiga mahasiswa ITC UPH memiliki alasan dan kesan tersendiri dalam mengikuti program Youth Global Pioneers tersebut. Jerome memiliki passion yang kuat kepada para pengungsi, tuna wisma, dan pendidikan. 

 

“Mengikuti perjalanan ini memberikan saya pengertian yang lebih akan mengapa pendidikan berperan penting dalam menolong sesama. Perjalanan ini bermanfaat bagi saya dalam membuat jaringan dengan orang-orang yang memiliki passion yang sama dan mendapatkan pengertian akan inisiatif global terhadap isu global. Dalam tiga minggu di Cina ini, saya mendapat pelajaran yang holistis dan pengertian akan budaya terhadap globalisasi dan isu-isu dunia. Tidak hanya belajar, saya juga bisa menemukan apa kelebihan dan kekuatan saya,” ujarnya. 

 

 

Audrinna sendiri mendapat keuntungan melalui perjalanan tersebut.

 

 “Saya tidak terlalu nyaman berhadapan dengan banyak orang. Karena itu, saya awalnya tidak tahu apakah saya bisa pergi ke Cina untuk menikmati perjalanan dan membuka diri saya. Tapi akhirnya, saya mau perjalanan ini menjadi sebuah kesempatan untuk menjadi lebih terbuka dan ingin tahu mengenai banyak hal. Perjalanan ini sangat memberikan pengertian mengenai isu-isu yang terjadi di suatu negara, yang ternyata juga terjadi di setiap negara. Dalam tiga minggu berjalan, saya bisa menemukan identitas diri saya dan pola pikir orang lain tentang isu-isu dunia. Sekarang, saya menjadi nyaman berinteraksi dengan siapapun termasuk orang yang belum saya kenal.”

 

Sementara Arjun mengaku semakin terbuka dan dapat berfikir luas.

 

“Saya memiliki passion dalam travelling. Saya memiliki banyak pengalaman travelling dan telah mengunjungi berbagai tempat. Sangat menyenangkan untuk mengetahui cara berpikir dan budaya yang berbeda dari orang-orang dengan latar belakang yang berbeda, serta saling berbagi informasi. Kita semua memiliki komunikasi yang baik satu sama lain dan akan tetap menjaga hubungan dan komunikasi dengan teman-teman peserta Young Global Pioneers.”

 

Salah satu pengalaman yang berkesan dalam perjalanan di Cina tersebut adalah program Journey Co-Mentor, dimana satu pemuda diberi kesempatan oleh Young Global Pioneers untuk menjadi co-mentor dalam perjalanan satu hari dan memimpin grup. Setiap peserta perjalanan memiliki kesempatan untuk menjadi Journey Co-Mentor.

 

Dalam perjalanan mereka, Audrinna, Arjun, dan Jerome turut menceritakan passion mereka dalam pendidikan Kristen. Dan meskipun para peserta lain berasal dari latar belakang agama yang berbeda, mereka tidak menghakimi kepercayaan tiga mahasiswa ITC UPH ini, melainkan bersikap terbuka dan ingin tahu, serta turut membagikan informasi dan perspektif mengenai kepercayaan masing-masing. “Saya ingin merepresentasikan Kristus tanpa memaksakan kepercayaan saya kepada orang lain,” ujar Jerome. Menurut Audrinna, walaupun para peserta datang dari latar belakang agama yang berbeda, setiap orang memiliki ambisi dan tujuan yang sama, yaitu untuk menciptakan perubahan dalam dunia ini. Semua peserta sangat menaruh perhatian terhadap “People helping people”. Menurut mereka, dunia ini bisa berubah melalui people.

 

Walaupun perjalanan telah berakhir, Young Global Pioneers menyediakan jaringan komunitas formal bagi para peserta, dimana mereka tetap bisa saling berkomunikasi dan memperkuat hubungan mereka, serta saling berbagi kesempatan dan ide. Setelah mengikuti dan belajar banyak dari program ini, mereka berniat untuk mengembangkan proyek yang membawa dampak bagi sesama, sehingga semua pelajaran yang diperoleh dari Young Global Pioneers bukan hanya ide semata, tetapi juga direalisasikan di tempat masing-masing peserta berada. (nn)

 

Berikut adalah sekumpulan foto perjalanan YGP 2015 di Cina: 

  
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun