Mohon tunggu...
Fanny Wiriaatmadja
Fanny Wiriaatmadja Mohon Tunggu... profesional -

just an ordinary woman bark2talk@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Khalifah Pembunuh Bumi

22 April 2016   01:31 Diperbarui: 22 April 2016   02:14 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Betapa dalam dunia yang sempurna semestinya tak ada lahan gersang akibat penebangan hutan, tak ada satwa liar dalam kandang atau dalam tangki air, tak ada kucing dan anjing yang ditendangi hanya karena mereka meminta segenggam makanan.

Dalam dunia yang sempurna tumbuhan hijau penyedia oksigen ada dimana-mana, air sungai yang jernih mengalir, kicauan burung terdengar tiap kita bangun pagi hari..

Dan kita tidak hidup di dunia yang sempurna, pepohonan jarang terlihat, sekalinya ada bermacam selebaran tertempel disana, mulai dari muka calon kepala daerah, iklan badut ulang tahun, sampai iklan sedot wc. Sungai menghitam, bahkan kadang sungai tak lagi dihuni ikan dan katak, melainkan dihuni oleh sampah plastik, bahkan kasur bekas. Udara segar dan kiacauan burung nyaris jarang ditemukan, tergantikan oleh raungan suara kendaraan bermotor dan asap buangannya yang membuat sesak nafas.

Dan kita bangga mengaku sebagai manusia, sebagai khalifah.

Tak perlu menanti Hari Bumi untuk selamatkan bumi, tiap hari melakukan tindakan kecilpun sudah memperpanjang usia bumi, mengurangi penggunaan plastik, styrofoam, menggunakan sumber energi terbarukan, tidak buang sampah sembarangan, jika kita semua lakukan itu kita bisa percaya anak kita akan kembali hidup di dunia yang sempurna. Bukan dunia dimana kita hidup sekarang.

Jangan bangga menjadi khalifah jika tak mampu berbuat adil pada sesama manusia, satwa, dan alam. Ketidakadilan pada 1 unsur saja bisa menghancurkan bumi, karena seluruh isi bumi terkoneksi, saling bergantung.

 

Jangan menjadi khalifah pembunuh bumi.

Wahai Bumi...maafkan kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun