Mohon tunggu...
FANNY WIDALAPRITA
FANNY WIDALAPRITA Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka membaca dan ingin mengetahui hal - hal yang baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Planetarium UIN Walisongo Semarang

18 Juni 2023   21:59 Diperbarui: 18 Juni 2023   22:28 1965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Planetarium UIN Walisongo Semarang merupakan gedung teater dengan tinggi diatas 15 meter. Atap gedung berbentuk kubah setengsh lingkaran. Kubah ini bersifat permanen dan tidak bisa dibuka untuk melihat atap langit. Planetarium ini terletak dikampus 3 UIN Walisongo Semarang, Kec. Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah. 

Gedung ini dipergunakan untuk memperagakan simulasi susunan bintang, bulan, matahari dan benda-benda langit luar angkasa. Para pengunjung bisa belajar mengenai pergerakan benda-benda langit pada malam hari maupun siang hari. Pada planetarium UIN Walisongo Semarang semua usia diperbolehkan untuk masuk. Dari yang anak-anak hingga dewasa dengan harga tiket Rp 30.000 untuk umum dan Rp 15.000 untuk mahasiswa.

Pada lantai pertama,para pengunjung bisa melihat halaman yang begitu luas untuk bersantai. Disamping sebelah kanan pintu masuk terdapat pusat informasi. Didepan kanan pusat informasi terdapat ruang kantor. Para pengunjung bisa membeli tiket diruang kantor dengan menemui para petugas yang berada disana. 

Untuk para pengunjung yang ingin ke lantai dua, tiga maupun empat bisa menggunakan lift atau tangga yang berada disebelah kanan dan kiri dari pintu masuk. Dilantai satu juga terdapat toilet untuk laki-laki, perempuan dan lansia yang berada disamping lift.

Pada lantai tiga terdapat ruang proyek. Didalam ruang ini terdapat proyektor yang menghasilkan gambar serta dapat memperagakan pergerakan benda-benda langit sesuai dengan waktu dan lokasi. Pertunjukan berlangsung dengan narasi yang diiringi musik. Terdapat 2 moderator yang akan membiming jalannya pertunjukan. Formasi kursi melingkar mengikuti ruangan yang berbentuk lingkaran. Kursi memiliki sandaran yang bisa direbahkan agar para penonton bisa melihat ke layar dibagian alam langit-langit kubah. Layar berbentuk setengah bola yang menimbulkan efek lebih nyata. Materi pertunjukan berbeda-beda sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh petugas.

Pengunjung bisa belajar tentang susunan tata surya yang ada diluar angkasa. Banyak planet luar angkasa yang berputar mengelilingi matahari seperti Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus. Hal ini berkaitan erat dengan matematika. Menurut Johannes Kapler (1571-1630) ahli matematika dan astronomi Jerman, menjelaskan gerakan planet didalam tata surya. Tiga Hukum Gerakan Kapler adalah :

  • Setiap planet bergerak dengan lintasan elips. Matahari berada disalah satu fokusnya.
  • Luas daerah yang disapu pada selang waktu yang sama akan selalu sama.
  • Periode kuadrat suatu planet berbanding dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dari matahari.

Hukum diatas menjelaskan gerakan dua benda yang saling mengorbit.

Para pengunjung juga bisa belajar bagaimana gerhana bulan dan gerhana matahari tejadi. Gerhana bulan terjadi ketika posisi matahari, bumi dan bulan sejajar. Sedangkan gerhana matahari terjadi ketika matahari, bulan dan bumi sejajar. Hal ini dapat dikaitkan dengan matematika yaitu perhitungan gerhana yang terjadi ratusan tahun ke belakang dan ratusan tahun yang akan dating. Hal ini disebabkan karena bumi, bulan dan matahari bergerak dalam kecepatan yang konstan. Secara kalkulasi, gerhana matahari total terjadi setiap 18 bulan sekali. Sedangkan gerhana matahari secara umum terjadi dua sampai lima kali dalam setahun. 

Namun angat jarang gerhana matahari terjadi sampai lima kali. Gerhana matahari pernah terjadi lima kali dalam setahun pada tahun 1935 dan akan terjadi lagi paa tahun 2206.

Kemudian pada lantai empat atau atap gedung planetarium, para pengunjung bisa melihat matahari menggunakan teleskop. Pengunjung diperintah untuk menutup mata sebelah ketika melihat matahari menggunakan teleskop. Matahari akan terlihat berwarna oren dan terdapat bintik-bintik hitam yang berjalan disebut sunspot. Sunspot adalah bagian matahari yang mempunyai suhu lebih rendah daripada daerah sekitarnya. Jika mataharinya lebih terik, maka sunspot bisa sampai belasan. Jika dikaitkan dengan matematika, pengunjung bisa menghitung rata-rata sunspot permenit.

Planetarium UIN Walisongo Semarang merupakan sarana pendidikan yang dapat menyajikan pertunjukan atau peragaan simulasi benda-bena langit. Pengunjung akan diajak menjelajah jagad raya untuk memahami konsep tentang alam semesta. Pengunjung juga bisa mempelajari tentang isi planetarium yang berkaitan dengan astronomi maupum matematika.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun