Namun, setiap ada sisi positif pasti terdapat pula sisi negatif dari penggunaan shopeepay. Hal tersebut dijelaskan oleh Jihan mahasiswa STIAMI bahwa "Menjadi lebih sering berbelanja jadi suka lupa nabung, merasa lebih konsumtif, dan boros karena tertarik dengan harga murah serta promo yang banyak."Â
Tak hanya dirasakan oleh Jihan, Septi dan Yoshiana pun membenarkan adanya dampak negatif dari penggunaan shopeepay yang membuat munculnya perilaku konsumtif dan boros pada diri mereka.
Meskipun demikian, ketiga mahasiswa ini pun membagikan beberapa tips yang dapat berguna bagi mahasiswa bahkan masyarakat luas untuk dapat mengelola ekonomi khususnya dalam penggunaan shopeepay agar lebih cermat saat di masa pandemi.
"Isi saldo shopeepaynya itu setiap ada suatu kebutuhan yang diperluin banget untuk dibeli. Jadi, jangan setiap ada uang langsung dimasukin ke shopeepay." Ucap Yoshiana.
"Dengan menggunakannya untuk kebutuhan yang benar-benar diperlukan terlebih dahulu." Jelas Jihan.
Terakhir, Septi pun ikut menambahkan "Berbelanja hanya pada saat event shopee sehingga terdapat banyak promo dan cashback yang lebih besar." Ucapnya.
Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat kita garis bawahi bahwa penggunaan e-wallet shopeepay dapat memberikan efek yang menguntungkan sekaligus merugikan.Â
Oleh karena itu, sebagai mahasiswa seharusnya kita dapat lebih cermat mengelola perekonomian pribadi dengan memperhatikan penggunaan shopeepay sesuai dengan kebutuhan, tidak mengisi saldo shopeepay dengan seluruh pemasukan yang dimiliki, dan hanya berbelanja ketika sedang ada event shopee agar mendapatkan promo dan cashback yang lebih menguntungkan.
Dengan demikian, kita memiliki kesempatan untuk menjadikan perekonomian yang lebih cermat dan efektif bagi diri kita masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H