Mohon tunggu...
Fanny Eka Arianti
Fanny Eka Arianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Universitas Airlangga

Seorang introvert yang mencoba untuk menelusuri kehidupan dunia

Selanjutnya

Tutup

Games Pilihan

Bermain Game Online: Seru atau Candu?

6 Juli 2022   20:15 Diperbarui: 6 Juli 2022   20:28 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Games. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dewasa ini, kita telah mengetahui bahwa kebutuhan dan keinginan manusia akan bertambah, dan kedepannya mungkin akan terus bertambah. Bersamaan dengan itu, beban yang kita miliki juga akan semakin berat seiring dengan bertambahnya usia. Mungkin di antara kalian ada yang merasa lelah dengan kehidupan sosial yang ada, merasa berat dengan pendidikan yang sedang ditempuh, mengalami masalah pekerjaan yang tak kunjung selesai, atau bahkan merasa jenuh dengan aktivitas yang berulang tiap harinya.

Dengan berbagai macam permasalahan dan tekanan yang ada, diperlukan kegiatan lain guna mengalihkan pikiran dan menghindari stress yang berkepanjangan. Bermain game merupakan salah satu kegiatan penghiburan diri paling populer di kalangan generasi muda Indonesia. Tidak sedikit orang-orang baik dari yang masih kecil hingga dewasa, baik dari kalangan bawah maupun atas yang tidak segan untuk melakukan konsumsi berupa pembelian dalam game. 

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, game juga mengalami kemajuan. Mulanya game hanya terbatas berupa permainan tradisional yang dimainkan bersama teman-teman seperti gerobak sodor, petak umpet dan sejenisnya. Hingga pada akhirnya permainan itu berkembang menjadi game yang bisa dimainkan secara individu dalam gadget masing-masing. Game online merupakan game dalam gadget, dan merupakan salah satu jenis game yang paling sering dimainkan oleh para generasi muda Indonesia karena sifatnya yang praktis dan mudah untuk diakses serta lebih menarik dari game-game yang lain.

Pada dasarnya, semua game memiliki konsep dan tujuan yang sama yaitu menerima tantangan dan mendapatkan kemenangan yang sesuai dengan kepuasan. Lantas apa sih yang membuat kebanyakan orang jadi harus mengeluarkan uang untuk game yang mereka mainkan walaupun keadaan ekonomi sedang terdesak? Sebelum membahas lebih lanjut, kita akan membahas sedikit tentang tipe pemain game yang biasa ditemui.

Tipe pertama, tak lain dan tak bukan adalah Free to Play player. Kebanyakan orang biasa menyebutnya sebagai pemain gratisan. Biasanya orang dengan tipe ini memiliki niat murni bermain game untuk menghilangkan kepenatan dan kebosanannya. 

Jika ada waktu luang, dia hanya sekedar bermain dan tidak tergiur untuk menggunakan uangnya. Dia merasa sia-sia untuk merogoh dompetnya karena dia sendiri tidak terlalu mendalami game yang dimainkan. Sebaliknya, tipe Pay to Play player merupakan pemain yang berani mengeluarkan uang asli mereka demi mendapatkan hasil terbaik. Mereka memang melakukan sejumlah pembelian untuk memaksimalkan akun yang mereka miliki, namun dalam jangka pendek. Bisa dibilang mereka adalah tipe normal yang belum sepenuhnya menjadi seorang maniak. Namun jika kegiatan konsumsi dalam game itu terus berlanjut, tipe ini akan menjadi seorang Pay to Win player, yaitu mereka yang sudah tidak lagi memperhitungkan nominal pengeluaran yang mereka gunakan untuk game yang mereka tekuni. Mereka yang sering disapa P2W akan terus melakukan top up dan mulai terbiasa membelanjakan uangnya untuk memperkuat dan mempercantik akun game yang dimilikinya, baik untuk kepuasan semata atau bahkan sebagai ladang penghasilan. Kebanyakan tipe P2W ini merupakan korban dari sistem dalam game yang berkedok Free to Win. Strategi inilah yang biasa digunakan oleh developer (pembuat game) dalam menarik minat para pemainnya.

Sebagai seorang player, pastinya kita dapat menyadari beberapa strategi yang dilakukan oleh developer (pembuat game) untuk menarik perhatian pemainnya dalam melakukan pembelian barang-barang virtual, di mana hal tersebut lama kelamaan akan menumbuhkan sifat konsumtif. Tanpa basa-basi lagi, mari kita bahas dan uraikan lebih lanjut.

1. Developer Hadirkan Advantage

Semua game online pada awalnya memang dapat diunduh secara gratis, dan semua player juga awalnya adalah seorang Free to Play player. Namun jika kita teliti dengan seksama, pasti kita dapat menemukan adanya sistem Pay to Win di dalamnya. Game P2W adalah segala jenis game yang menjadikan advantage dalam game sebagai komoditas. Bentuk advantage tersebut dapat berupa barang premium yang fungsinya lebih baik dari barang gratisan. Sering kali developer membuat beberapa barang langka dalam jangka waktu tertentu (event terbatas) dan hanya bisa dimiliki oleh orang-orang yang melakukan pembelian. Karena adanya bentuk advantage yang terbatas tersebut, terkadang membuat beberapa pemain mengincarnya agar akun miliknya menjadi makin kuat dan terkesan mewah, apalagi jika pemain tersebut memiliki jiwa pamer. Strategi ini dapat dijumpai di berbagai genre game online mana pun.

2. Adanya Pembatasan Waktu Bermain

Adapun yang namanya pembatasan waktu bermain dan menjual kesempatan untuk bermain lebih lama. Game dengan mode ini awalnya juga berbentuk F2P, namun jika energi atau kesempatan yang dimiliki oleh karakter dalam game sudah habis, maka pemain tidak dapat memainkannya lagi dan menunggu cooldown (jeda agar terisinya energi atau kesempatan kembali). Hal ini dapat menjengkelkan pemain karena mereka dipaksa berhenti di tengah perjalanan. Hal ini juga dapat menghambat sistem progresi, bisa berupa level, rank, koleksi karakter, equipment atau item berharga, dan sebagainya yang memerlukan adanya resource (gold, exp, upgrade, dan lain-lain), termasuk waktu bermain. Semakin lama waktu bermain, maka semakin cepat pula pemain dapat mengumpulkan resource tersebut. Bagi seorang F2P, hal ini mungkin tidak akan terlalu mengganggu mereka karena mereka menganggap waktu bermain telah usai dan tinggal menunggu cooldown di lain waktu. Namun untuk pemain yang tidak sabaran, mereka akhirnya akan membeli kesempatan untuk bermain lagi agar akun yang dimiliki jadi lebih kuat dan lebih cepat berkembang dibanding pemain lain. Inilah yang dapat memicu antara pemain F2P dan P2P yang mana terdapat perbedaan level yang makin tinggi diantara mereka.

3. Sistem Gacha yang Kian Merambah di Berbagai Jenis Game

Siapa disini yang sering ampas dalam melakukan gacha? Dari semua fitur game, sistem gacha merupakan sistem yang paling bisa membuat naik darah para pemainnya. Gacha merupakan sistem berbasis undian atau keberuntungan, yang mana suatu karakter atau item bisa didapatkan secara random (acak). Sudah banyak game online yang menghadirkan sistem gacha di dalamnya, baik secara besar-besaran atau hanya sekedar spin harian. Dalam game gacha, jika pemain ingin mendapatkan karakter atau item tertentu, mereka harus mendapatkan atau membeli mata uang dalam game (bisa berupa gems, orbs, bucks, atau mata uang lainnya) hanya demi meraih kesempatan mendapatkan karakter yang diinginkan. Untuk itu, sebenarnya yang para pemain beli bukanlah karakter atau item, melainkan kesempatan untuk mendapatkan karakter atau item tersebut. 

Kebanyakan game gacha dapat dimainkan secara gratis, namun tentunya memerlukan waktu untuk mengumpulkan mata uang dalam game tersebut dan juga keberuntungan untuk mendapatkan karakter atau item dalam sekali pull. Belum lagi ada yang namanya karakter spesial atau item langka. Semakin langka karakter atau item yang dihadirkan, semakin rendah pula presentase untuk mendapatkannya. Sekali lagi, hal inilah yang menjadi pemicu perbedaan antara F2P dengan P2P. Jika beruntung, pemain F2P akan dapat memiliki beberapa karakter atau item langka, namun terbatas pada seberapa banyak mata uang dalam game yang mereka miliki. Karakter atau item yang mereka dapatkan juga belum tentu sesuai dengan keinginan mereka karena pada dasarnya game gacha itu bersifat random. Berbeda dengan pemain P2P, mereka rela merogoh uang mereka sebanyak apapun demi mendapatkan karakter atau item yang mereka incar.

4. Developer berikan Advantage secara Gratis

Selain terus mengembangkan berbagai macam strategi yang digunakan untuk menarik para pemain dalam melakukan konsumsi in-game, developer juga harus menyeimbangkan sistem agar para pemain F2P tidak 'kabur'. Terkadang mereka juga memberikan beberapa advantageyang tidak kalah menarik dan berguna, yang dapat diklaim secara gratis. Tidak jarang juga beberapa dari mereka pada akhirnya mengeluarkan kembali barang yang sempat dijual dan akhirnya dapat diklaim secara percuma. 

Strategi ini memang sedikit membuat para P2P merasa 'gemas' karena seharusnya mereka juga bisa mendapatkan barang tersebut tanpa perlu mengeluarkan uang. Adapun strategi kebalikannya, dimana terdapat barang dapat diklaim secara gratis bersyarat pada periode waktu atau event tertentu. Apabila melebihi batas yang ditentukan, maka barang tersebut pada akhirnya hanya bisa didapatkan dengan cara pembelian in-game, atau bahkan tidak akan pernah dijual lagi. Barang yang tidak dijual tersebut akhirnya akan menjadi barang langka dan biasanya menjadi identitas atau penanda apakah dia pemain baru atau lama.

Itulah beberapa trik dan strategi dari developer game untuk menarik perhatian pemainnya agar game yang telah dipublish terus berjalan hingga saat ini. Bermain game memanglah menyenangkan, apalagi melihat akun dan karakter yang kita miliki sangat cantik dan mewah. Hal ini merupakan salah satu kepuasan tersendiri bagi sebagian para player, namun ada baiknya kita harus memperhatikan ekonomi kita sendiri dan tidak tergiur dengan semua yang dihadirkan developer. Sesungguhnya sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Games Selengkapnya
Lihat Games Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun