Zaman sekarang, informasi datang dari segala arah. Mulai dari media sosial, situs berita, blog, hingga video-video viral yang menyebar dengan cepat. Saking banyaknya, kita sering merasa kebanjiran informasi setiap harinya.
Banyak orang yang merasa harus tahu semuanya—mulai dari update berita terkini, tren di media sosial, hingga opini orang-orang tentang berbagai topik. Meskipun niatnya ingin tetap up-to-date dan terinformasi, kenyataannya overload informasi justru bisa bikin kepala pusing.
Pernah merasa kewalahan dengan banyaknya notifikasi yang muncul setiap menit?
Belum lagi, kalau kita mulai scroll media sosial dan melihat ada berita yang membuat penasaran, lalu akhirnya terjebak dalam scroll panjang tanpa henti. Tanpa sadar, waktu terbuang begitu saja, dan kita malah semakin terperangkap dalam siklus konsumsi informasi yang nggak ada habisnya.
Di sinilah tantangan terbesar hidup di era digital: bagaimana mengelola aliran informasi ini agar tetap sehat dan nggak jadi beban mental.
Mungkin sudah saatnya untuk mulai berpikir ulang tentang bagaimana kita mengkonsumsi informasi. Apakah kita benar-benar mendapatkan manfaat dari semua konten yang kita konsumsi, atau justru kita hanya merasa terbebani dengan terus-menerus menerima informasi yang entah penting atau tidak. Membiasakan diri untuk memilah dan memilih konten yang dikonsumsi bisa jadi langkah pertama untuk mencegah overload informasi.
Kenapa Overload Informasi Bisa Berbahaya?
Mungkin terasa sepele, tapi overload informasi bisa memberi dampak besar pada kesehatan mental. Saat otak terus-menerus dibanjiri dengan informasi tanpa henti, kita jadi sulit fokus.
Banyak orang yang merasa stres atau cemas karena harus selalu mengikuti apa yang terjadi di dunia luar—apakah itu soal politik, kesehatan, atau bahkan kehidupan pribadi orang lain. Ketika perhatian terbagi terlalu banyak, kita jadi kurang bisa menikmati momen di dunia nyata.
Selain itu, overload informasi bisa menyebabkan keputusan yang terburu-buru dan penuh keraguan. Ketika mendapatkan banyak informasi yang bertentangan, kita sering merasa bingung dan tidak yakin mana yang benar.
Hal ini bisa mengarah pada kecemasan dan ketidakpastian, apalagi jika informasi yang diterima tidak jelas kebenarannya.