Menunda pekerjaan sudah menjadi kebiasaan yang hampir semua orang lakukan. Entah itu tugas sekolah, pekerjaan kantor, atau bahkan urusan pribadi, selalu ada alasan untuk menunda-nunda. “Nanti aja deh, masih ada waktu,” atau “Besok lebih enak deh,” mungkin sering terucap. Tapi, di balik kebiasaan menunda itu, ada banyak konsekuensi yang seringkali baru terasa setelah semuanya terlambat.
Tentu saja, menunda-nunda bukan tanpa akibat. Stres, kualitas pekerjaan yang menurun, dan rasa cemas yang terus menghantui adalah beberapa dampak yang bisa muncul akibat kebiasaan ini. Lalu, bagaimana caranya untuk menghentikan kebiasaan menunda tersebut dan mulai mengambil tindakan sekarang juga? Di artikel ini kita bakal membahas tips dan trik untuk mengubah kebiasaan buruk itu menjadi produktivitas yang lebih efektif. Yuk, kita bahas!
1. Kenapa Sih Sering Menunda? Pahami Penyebabnya!
Tanya pada diri sendiri, kenapa sih sering menunda pekerjaan? Penyebabnya mungkin lebih banyak dari yang disadari. Salah satu penyebab terbesar adalah rasa malas. Tugas yang terasa berat, membosankan, atau tidak menarik memang seringkali bikin malas untuk memulai. Rasanya, lebih enak kalau bisa leyeh-leyeh sebentar atau mencari kegiatan yang lebih menyenangkan. Masalahnya, rasa malas ini cuma solusi sementara, dan pada akhirnya malah bikin semakin banyak pekerjaan yang menumpuk.
Selain itu, ada juga faktor perfeksionisme yang nggak kalah besar. Banyak orang menunda pekerjaan karena merasa tugas tersebut harus diselesaikan dengan sempurna. “Kalau belum sempurna, mending nggak usah dikerjakan dulu,” begitu pikiran yang sering muncul. Padahal, sebenarnya, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Yang penting adalah memulai, dan menyelesaikan tugas, walaupun hasilnya tidak 100% sempurna. Dengan berproses, kualitas pekerjaan juga akan meningkat seiring waktu.
Lalu, ada juga yang menunda karena merasa terlalu banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Ketika melihat daftar tugas yang panjang, rasa kewalahan muncul, dan akhirnya memilih untuk menghindar. Menghadapi pekerjaan yang menumpuk memang bisa bikin pusing. Namun, semakin lama ditunda, semakin besar pula beban yang akan dirasakan. Sebaliknya, dengan memulai segera, tugas bisa diselesaikan satu per satu, dan perasaan kewalahan itu perlahan akan hilang.
2. Menunda Itu Bikin Stres, Lho! Kenali Dampaknya!
Sadar atau tidak, kebiasaan menunda pekerjaan punya banyak dampak negatif. Salah satunya adalah stres yang terus mengintai. Ketika menunda pekerjaan, perasaan cemas akan terus ada di belakang pikiran. Waktu yang semakin sempit, tugas yang terus menumpuk, dan ketidakpastian soal kapan harus menyelesaikan semuanya bikin kepala jadi pusing. Stres ini bisa memengaruhi produktivitas, bahkan bisa merusak kesehatan mental. Stres yang tidak terkelola dengan baik juga dapat memicu rasa frustrasi dan bahkan burnout.
Selain stres, kualitas pekerjaan juga jadi terganggu. Ketika sebuah tugas dikerjakan dalam keadaan terburu-buru karena terlalu lama menunda, hasil akhirnya jelas tidak akan maksimal. Ini mungkin terjadi karena proses berpikir yang tidak optimal, kurangnya perhatian terhadap detail, dan rasa terburu-buru yang mendorong untuk "asalkan selesai." Tentu saja, hasilnya tidak akan memuaskan dan bisa menurunkan rasa percaya diri. Padahal, pekerjaan yang diselesaikan dengan baik bisa memberi kepuasan tersendiri.
Prokrastinasi atau kebiasaan menunda-nunda ini juga bisa berdampak pada hubungan dengan orang lain. Misalnya, ketika deadline tugas kerja atau proyek dipending, orang lain yang tergantung pada pekerjaan itu juga ikut terdampak. Akhirnya, rasa tidak enak dan ketegangan pun muncul. Menghindari tanggung jawab dengan cara menunda pekerjaan hanya akan membuat hubungan profesional atau personal semakin renggang. Jika terus dibiarkan, kebiasaan ini bisa merusak kredibilitas dan reputasi diri.
3. Langkah Pertama: Pecah Tugas Besar Jadi Kecil
Jadi, bagaimana caranya supaya bisa berhenti menunda pekerjaan? Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah memecah tugas besar menjadi bagian yang lebih kecil. Terkadang, tugas yang besar dan kompleks terasa sangat menakutkan, dan itu yang akhirnya membuat rasa malas muncul. Namun, dengan membagi tugas tersebut menjadi bagian yang lebih kecil dan terukur, pekerjaan menjadi lebih mudah untuk dimulai.
Misalnya, jika harus menulis laporan panjang, coba mulai dengan menyusun kerangka atau outline terlebih dahulu. Kemudian, tulis satu bagian dari laporan setiap hari. Dengan cara ini, pekerjaan besar yang terasa berat menjadi lebih terjangkau dan tidak begitu membebani. Ini juga membantu dalam menjaga fokus, karena tidak perlu merasa terbebani oleh keseluruhan tugas yang besar.
Selain itu, memecah tugas juga bisa membuat lebih mudah untuk melacak progres. Setiap kali bagian kecil selesai, bisa merasa lebih puas dan termotivasi untuk menyelesaikan bagian berikutnya. Ini membantu dalam membangun momentum untuk terus maju. Dengan progres yang jelas, perasaan cemas dan khawatir juga akan berkurang.
4. Tentukan Waktu Spesifik dan Jangan Abaikan Deadline
Setelah memecah tugas besar, langkah selanjutnya adalah menetapkan waktu spesifik untuk menyelesaikannya. Menentukan batas waktu yang jelas dan realistis sangat penting untuk menghindari penundaan. Kadang, kita sering menganggap tugas bisa diselesaikan nanti tanpa mempertimbangkan berapa lama waktu yang sebenarnya dibutuhkan. Nah, dengan membuat jadwal yang spesifik, akan ada rasa urgensi untuk segera menyelesaikannya.
Salah satu cara untuk membuat deadline pribadi adalah dengan menggunakan metode time blocking. Misalnya, tentukan waktu khusus di pagi hari untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu, misalnya, “Mulai menulis laporan dari pukul 9 pagi hingga 11 pagi.” Dengan menetapkan waktu yang spesifik, pekerjaan akan lebih terstruktur dan tidak dibiarkan menggantung tanpa batas waktu.
Selain itu, ada baiknya untuk selalu mengingat konsekuensi jika tugas tidak diselesaikan tepat waktu. Coba pikirkan apa yang akan terjadi jika pekerjaan terlambat atau tidak selesai sama sekali. Apakah itu akan menimbulkan masalah lebih besar? Semakin sering mengingatkan diri tentang hal ini, semakin besar kemungkinan untuk bertindak sekarang juga daripada menunda-nunda lagi.
Ilustrasi (sumber: istockphoto.com/CreativaImages)
![Ilustrasi (sumber: istockphoto.com/CreativaImages)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2024/11/08/istockphoto-1350760675-612x612-672d546ded641515890a07c4.jpg?t=o&v=770)
5. Fokus pada Tugas yang Bisa Diselesaikan Segera
Salah satu trik untuk mengatasi prokrastinasi adalah dengan menyelesaikan tugas kecil yang bisa diselesaikan segera. Misalnya, menjawab email yang sudah lama tertunda atau merapikan meja kerja yang berantakan. Ketika menyelesaikan tugas-tugas kecil ini, rasa kepuasan akan muncul, dan ini akan memberikan dorongan untuk melanjutkan pekerjaan yang lebih besar.
Teknik ini juga dikenal dengan nama The 2-Minute Rule, yang berarti jika ada tugas yang bisa diselesaikan dalam dua menit atau kurang, lakukanlah segera. Misalnya, membersihkan meja kerja atau merapikan dokumen. Walaupun terkesan sederhana, menyelesaikan hal-hal kecil ini membantu mengurangi beban mental dan membuka jalan untuk tugas yang lebih besar.
Selain itu, dengan menyelesaikan tugas-tugas kecil terlebih dahulu, bisa menciptakan momentum untuk melanjutkan pekerjaan yang lebih besar. Jadi, jangan menunggu sampai semua tugas besar selesai untuk merayakan pencapaian. Dengan menyelesaikan beberapa hal kecil, merasa lebih produktif dan siap menghadapi tantangan yang lebih besar.
6. Menemukan Motivasi dari Hasil yang Ingin Dicapai
Untuk mengatasi kebiasaan menunda pekerjaan, penting untuk menemukan motivasi dari hasil yang ingin dicapai. Daripada fokus pada kesulitan dan tantangan yang ada, lebih baik fokus pada manfaat dan hasil yang akan didapat setelah tugas selesai. Misalnya, kalau laporan selesai tepat waktu, bisa mendapatkan apresiasi dari atasan atau mendapatkan rasa puas karena telah menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
Coba bayangkan perasaan setelah tugas yang ditunda-tunda itu selesai. Rasa lega, bangga, dan puas akan muncul begitu pekerjaan yang terasa berat itu selesai. Perasaan ini bisa jadi pendorong yang kuat untuk menghindari kebiasaan menunda. Dengan memvisualisasikan hasil yang positif, menjadi lebih mudah untuk mulai bergerak menuju pencapaian itu.
Selain itu, jangan ragu untuk memberikan penghargaan pada diri sendiri setelah menyelesaikan tugas yang sudah lama tertunda. Bisa berupa hal-hal kecil, seperti istirahat sejenak atau menikmati makanan favorit. Penghargaan ini akan memberi dorongan untuk terus maju, dan lama-lama kebiasaan menunda akan berubah menjadi kebiasaan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
Ilustrasi (sumber: istockphoto.com/LisLud)
![Ilustrasi (sumber: istockphoto.com/LisLud)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2024/11/08/istockphoto-1217355575-612x612-672d54f334777c336627c192.jpg?t=o&v=770)
7. Konsistensi Adalah Kunci: Mulai Sekarang Juga!
Mengubah kebiasaan menunda memang tidak mudah, tapi bisa dilakukan dengan konsistensi. Penting untuk tetap menjaga komitmen agar tidak jatuh kembali ke dalam kebiasaan lama. Setiap kali merasa malas atau ingin menunda, ingatkan diri bahwa tindakan yang diambil hari ini akan memberikan hasil yang lebih baik di masa depan.
Mungkin perlu waktu untuk melihat perubahan, tapi dengan terus berlatih, kebiasaan menunda akan berangsur-angsur hilang. Setiap langkah kecil yang dilakukan akan memperkuat kepercayaan diri dan membantu membentuk kebiasaan baru yang lebih produktif. Jadi, jangan tunggu besok untuk memulai—mulailah hari ini!
Semoga Bermanfaat ;)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI