Mohon tunggu...
Fani Velenia
Fani Velenia Mohon Tunggu... Penulis - | Content Writer | Bachelor of German Language Education

|Setiap kata yang ditulis adalah langkah menuju revolusi pikiran| IG: @fanivalenia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Overthinking Disorder Friend or Foe? Memahami Dampaknya pada Kesehatan Mental

18 Oktober 2024   21:44 Diperbarui: 18 Oktober 2024   22:11 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Overthinking Disorder (sumber: istockphoto.com/Agung Fatria)

Walaupun overthinking sering dianggap sebagai musuh, ada juga sisi positif yang bisa kita ambil. Salah satu manfaatnya adalah meningkatkan kemampuan analisis. Dengan berpikir mendalam, kita bisa mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang masalah yang dihadapi. 

Misalnya, sebelum membuat keputusan penting, proses berpikir yang matang dapat membantu kita memahami apa yang sebenarnya diinginkan.

Selain itu, overthinking bisa menjadi pemicu kreativitas. Banyak seniman, penulis, dan pemikir hebat yang menggunakan kekacauan dalam pikiran mereka untuk menciptakan karya yang luar biasa. Ketika pikiran berputar, sering kali muncul ide-ide baru yang tak terduga. 

Jadi, selama kita bisa mengendalikan pikiran dan tidak terjebak dalam siklus negatif, overthinking dapat menjadi sumber inspirasi yang sangat berharga.

Namun, penting untuk diingat bahwa manfaat ini hanya muncul jika kita bisa mengelola overthinking dengan baik. Jangan sampai kita terjebak dalam pikiran berlebihan yang justru merugikan diri sendiri. Sebaiknya, gunakan overthinking sebagai alat untuk memahami diri dan dunia di sekitar.

Ilustrasi Overthinking (sumber: istockphoto.com/Elena Yakovlieva)
Ilustrasi Overthinking (sumber: istockphoto.com/Elena Yakovlieva)

Dampak Negatif (Foe)

Sayangnya, dampak negatif dari overthinking sering kali lebih terlihat dan lebih merugikan. Salah satu dampak yang paling jelas adalah meningkatnya kecemasan. Ketika terjebak dalam pikiran berlebihan, kita bisa mulai membayangkan skenario terburuk dari situasi yang dihadapi. 

Misalnya, saat harus berbicara di depan umum, alih-alih fokus pada materi yang disampaikan, kita malah membayangkan semua kesalahan yang mungkin terjadi. Hal ini bisa membuat kita merasa sangat tertekan.

Overthinking juga sering mengganggu kualitas tidur. Banyak dari kita yang mengalami insomnia akibat pikiran yang terus berputar di kepala. Alih-alih beristirahat, kita justru terjaga di malam hari memikirkan semua kekhawatiran yang membuat stres. Akibatnya, kita jadi merasa lelah dan tidak berenergi di siang hari.

Lebih parahnya lagi, overthinking bisa membuat kita sulit menikmati hidup. Terlalu fokus pada masa lalu atau mengkhawatirkan masa depan, kita sering kali melewatkan momen-momen berharga di sekarang. Ini bisa menyebabkan rasa tidak puas dan ketidakbahagiaan yang mendalam. Oleh karena itu, penting untuk menyadari dampak negatif ini agar kita bisa menghadapinya dengan bijak.

Strategi Mengatasi Overthinking

Lalu, bagaimana cara kita mengatasi overthinking disorder ini? Pertama, praktik mindfulness bisa menjadi salah satu cara yang efektif. Dengan mindfulness, kita belajar untuk fokus pada momen sekarang dan mengurangi perhatian pada pikiran yang mengganggu. 

Cobalah teknik meditasi atau pernapasan sederhana setiap hari. Ini bisa membantu menenangkan pikiran dan meredakan kecemasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun