Mohon tunggu...
Fani Velenia
Fani Velenia Mohon Tunggu... Penulis - | Content Writer | Bachelor of German Language Education

|Setiap kata yang ditulis adalah langkah menuju revolusi pikiran| IG: @fanivalenia

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Stop Toxic Expectations! Kamu Tidak Berhak Memenuhi Ekpektasi Orang Lain!

28 September 2024   15:19 Diperbarui: 28 September 2024   15:24 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: istockphoto.com/Mikail Seleznev)

Dalam hidup ini, kita sering terjebak dalam ekspektasi orang lain. Mulai dari orang tua, teman, hingga media sosial, semua punya standar yang seakan wajib kita penuhi. Tapi, sebenarnya, siapa sih yang bilang kita harus memenuhi ekspektasi tersebut? Di artikel ini, kita bakal bahas kenapa kita perlu berhenti dari toxic expectations dan bagaimana caranya untuk lebih fokus pada diri sendiri. Yuk, kita bahas!

Apa Itu Toxic Expectations?

Toxic expectations atau ekspektasi beracun adalah tuntutan yang berasal dari orang lain yang bisa membuat kita merasa tertekan. Misalnya, orang tua yang mengharapkan anaknya untuk berkarir di bidang tertentu meski si anak punya minat yang berbeda. Hal ini bisa menimbulkan konflik batin yang berkepanjangan. Ekspektasi ini sering kali berakar dari keinginan orang lain untuk melihat kita berhasil, namun cara yang mereka pilih justru bisa menghancurkan kebahagiaan kita.

Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa setiap orang memiliki jalan hidup yang berbeda. Ketika kita terjebak dalam ekspektasi orang lain, kita cenderung mengabaikan passion dan minat kita sendiri. 

"Bukankah hidup kita seharusnya tentang menemukan apa yang kita cintai dan mengejar impian kita?"

Toxic expectations justru merampas hak kita untuk menentukan jalan hidup sendiri.

Selain itu, ekspektasi ini bisa menimbulkan rasa kurang percaya diri. Kita mungkin merasa tidak pernah cukup baik atau merasa gagal jika tidak bisa memenuhi tuntutan tersebut. Akibatnya, kita terus menerus berusaha untuk membuktikan diri, padahal yang kita butuhkan adalah penerimaan atas diri kita yang sebenarnya. Mari kita ambil langkah untuk mengenali dan mengatasi ekspektasi beracun ini!

Ilustrasi (sumber: istockphoto.com/Aleksei Morozov)
Ilustrasi (sumber: istockphoto.com/Aleksei Morozov)

Dampak Negatif dari Toxic Expectations

Ketika kita terus berusaha memenuhi ekspektasi orang lain, dampak negatifnya bisa sangat besar. Salah satu efek yang paling jelas adalah stres. Kita menjadi lebih cemas dan khawatir tentang apa yang dipikirkan orang lain, yang bisa mengganggu kesejahteraan mental kita. Bayangkan jika setiap langkah kita harus diukur dengan standar orang lain, tentu ini sangat melelahkan!

Selain itu, toxic expectations juga bisa merusak hubungan kita dengan orang-orang terdekat. Ketika kita terus berusaha untuk menyenangkan orang lain, kita sering kali mengabaikan kebutuhan dan perasaan kita sendiri. Akibatnya, kita bisa merasa terasing dan kehilangan koneksi yang sejati dengan orang-orang yang seharusnya kita cintai. Hubungan yang sehat seharusnya didasarkan pada saling pengertian, bukan pada tekanan untuk memenuhi ekspektasi.

Tak hanya itu, dampak dari toxic expectations juga dapat membuat kita kehilangan arah dalam hidup. Kita mungkin akan merasa bingung tentang apa yang sebenarnya kita inginkan, karena terlalu fokus pada harapan orang lain. Hal ini bisa menghalangi kita untuk menemukan potensi dan passion kita yang sebenarnya. Mari kita mulai untuk lebih fokus pada diri kita sendiri dan mencari apa yang membuat kita bahagia.

Kenapa Kita Terjebak dalam Ekspektasi Orang Lain?

Ada banyak alasan mengapa kita terjebak dalam ekspektasi orang lain. Salah satunya adalah kebutuhan untuk diterima. Sejak kecil, kita diajarkan untuk memenuhi harapan orang tua atau guru. Ketika kita berhasil, kita merasa mendapatkan pengakuan, dan saat itulah kita mulai membangun pola pikir bahwa keberhasilan kita bergantung pada seberapa baik kita memenuhi ekspektasi orang lain.

Sosial media juga berperan besar dalam hal ini. Kita terus-menerus melihat kehidupan orang lain yang tampaknya sempurna, sehingga kita merasa harus mengikuti jejak mereka. Ketika melihat orang lain sukses, kita jadi merasa harus melakukan hal yang sama untuk dianggap baik. Padahal, setiap orang punya perjalanan yang unik dan tidak ada satu pun cara yang benar untuk mencapai kesuksesan.

Belum lagi tekanan dari lingkungan sekitar, baik dari teman maupun masyarakat. Kita sering merasa perlu untuk membuktikan diri, agar diterima dalam komunitas tertentu. Namun, semakin kita berusaha, semakin kita kehilangan diri kita sendiri. Kita perlu mengingat bahwa kita tidak hidup untuk memenuhi ekspektasi orang lain, tetapi untuk menemukan kebahagiaan dan kepuasan dalam diri kita sendiri.

Ilustrasi (sumber: istockphoto.com/Mikail Seleznev)
Ilustrasi (sumber: istockphoto.com/Mikail Seleznev)

Mengapa Kita Harus Berhenti Memenuhi Ekspektasi Orang Lain?

Berhenti memenuhi ekspektasi orang lain adalah langkah penting untuk mencapai kebahagiaan sejati. Ketika kita melepaskan beban tersebut, kita bisa lebih fokus pada apa yang kita inginkan dan butuhkan dalam hidup. Ini memberi kita kesempatan untuk mengenali diri kita lebih dalam, menemukan passion, dan menjalani hidup yang lebih autentik.

Kita juga akan lebih mampu menghargai perjalanan hidup kita sendiri. Tanpa ekspektasi orang lain, kita bisa menikmati setiap langkah yang kita ambil. 

"Baik itu kesuksesan atau kegagalan, setiap pengalaman adalah bagian dari proses belajar dan berkembang."

Kita bisa mengambil pelajaran dari setiap momen, tanpa merasa tertekan untuk memenuhi kriteria tertentu. Lebih jauh lagi, ketika kita berhenti memenuhi ekspektasi orang lain, kita bisa menjalin hubungan yang lebih baik dengan orang-orang di sekitar kita. Kita tidak lagi merasa perlu untuk berpura-pura atau beradaptasi dengan harapan mereka, sehingga hubungan kita menjadi lebih tulus dan saling menghargai. Dengan begitu, kita bisa membangun koneksi yang lebih kuat dan mendalam.

Tips untuk Melepaskan Ekspektasi Beracun

Langkah pertama untuk melepaskan ekspektasi beracun adalah dengan mengenali ekspektasi tersebut. Luangkan waktu untuk merenungkan: apa saja harapan yang selama ini kamu coba penuhi? Apakah itu berasal dari orang tua, teman, atau bahkan dirimu sendiri? Setelah menyadari apa yang menjadi beban, kamu bisa mulai merencanakan langkah untuk melepaskannya.

Selanjutnya, cobalah untuk berbicara tentang perasaanmu. Diskusikan dengan orang-orang terdekat tentang bagaimana ekspektasi mereka mempengaruhi hidupmu. Mungkin mereka tidak menyadari bahwa tuntutan tersebut membuatmu merasa tertekan. Dengan komunikasi yang baik, kamu bisa mengurangi beban yang ada dan mendapatkan dukungan dari orang-orang yang mencintaimu.

Terakhir, ingatlah untuk selalu mendengarkan suara hatimu. Apa yang sebenarnya kamu inginkan? Apa yang membuatmu bahagia? Luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang kamu cintai tanpa memikirkan apa kata orang. Jadikan kebahagiaan dan kepuasan diri sebagai prioritas utama dalam hidupmu.

Ilustrasi (sumber: istockphoto.com/Rudzhan Nagiev)
Ilustrasi (sumber: istockphoto.com/Rudzhan Nagiev)

Menciptakan Standar Sendiri

Setelah melepaskan ekspektasi beracun, saatnya untuk menciptakan standar sendiri. Tentukan apa yang penting bagi dirimu, dan apa yang ingin kamu capai dalam hidup. Jangan ragu untuk menetapkan tujuan yang realistis dan sesuai dengan nilai-nilai yang kamu anut. Ini adalah waktu untuk mengambil kendali atas hidupmu dan menjadikan impianmu sebagai prioritas.

Kamu juga perlu menerima bahwa perjalanan hidup tidak selalu mulus. Akan ada tantangan dan kegagalan, tapi itu adalah bagian dari proses. Yang terpenting adalah bagaimana kamu bangkit kembali dan terus bergerak maju. 

"Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain, karena setiap orang punya proses dan jalannya masing-masing."

Dengan memiliki standar sendiri, kamu akan merasa lebih bebas dengan versi diri kamu. Kamu tidak lagi terikat pada apa yang diinginkan orang lain, tetapi fokus pada apa yang benar-benar membuatmu bahagia. Ini adalah langkah penting untuk menciptakan kehidupan yang sesuai dengan keinginanmu.

Membangun Kebiasaan Positif

Setelah menciptakan standar sendiri, penting untuk membangun kebiasaan positif yang mendukung tujuan hidupmu. Kebiasaan ini bisa berupa rutinitas harian yang meningkatkan kesehatan mental dan fisik, seperti meditasi, berolahraga, atau bahkan menulis jurnal. Kebiasaan positif akan membantumu tetap fokus dan menjaga motivasi dalam mencapai impianmu.

Luangkan waktu untuk eksplorasi minat baru dan kegiatan yang kamu sukai. Cobalah hal-hal baru yang bisa memperkaya pengalaman hidupmu. Dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan, kamu akan merasa lebih hidup dan terinspirasi untuk mencapai lebih banyak hal.

Jangan lupa untuk memberi dirimu pujian dan apresiasi atas setiap pencapaian, sekecil apapun itu. Ini akan membangun kepercayaan dirimu dan membantu kamu tetap termotivasi. Ingat, hidup ini adalah tentang perjalanan, bukan hanya tujuan akhir.

Mencari Dukungan dari Lingkungan Positif

Selanjutnya, penting untuk dikelilingi oleh orang-orang yang mendukungmu dalam perjalanan ini. Temukan teman-teman yang memahami dan menghargai pilihan hidupmu. Lingkungan positif akan membantu kamu untuk terus maju, terutama ketika menghadapi tantangan. Jangan ragu untuk berbagi impian dan tujuanmu dengan mereka.

Ketika kita berada di lingkungan yang mendukung, kita akan merasa lebih percaya diri untuk mengambil langkah-langkah menuju tujuan kita. Dukungan emosional dan motivasi dari orang-orang terdekat dapat membuat perbedaan yang signifikan. Mereka akan menjadi penyemangat ketika kamu merasa ragu atau terpuruk.

Jangan takut untuk menjauh dari hubungan yang beracun atau orang-orang yang terus-menerus menuntutmu untuk memenuhi ekspektasi mereka. Kebahagiaan dan kesehatan mentalmu adalah prioritas. Lingkungan yang positif akan membantu kamu untuk tumbuh dan berkembang sebagai individu yang lebih baik.

Kebebasan Menjadi Diri Sendiri

Mengakhiri ekspektasi beracun bukanlah hal yang mudah, tetapi itu adalah langkah penting menuju kebahagiaan dan kepuasan hidup. Dengan mengenali, melepaskan, dan menetapkan standar sendiri, kita bisa menemukan jalan yang lebih autentik dalam hidup. Ingatlah bahwa kita tidak hidup untuk memenuhi harapan orang lain, tetapi untuk menemukan kebahagiaan dan makna dalam diri kita sendiri.

Setiap langkah kecil menuju kebebasan dari ekspektasi orang lain adalah sebuah pencapaian. 

"Jadilah diri sendiri, ikuti kata hati, dan lakukan apa yang membuat kamu bahagia."

Dengan begitu, kamu tidak hanya menemukan kebahagiaan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Jadi, ayo stop toxic expectations!

Semoga Bermanfaat ;)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun