Mohon tunggu...
Fani Velenia
Fani Velenia Mohon Tunggu... Penulis - | Content Writer | German Language Education UNIMED

|Setiap kata yang ditulis adalah langkah menuju revolusi pikiran| IG: @fanivalenia

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Stop Toxic Expectations! Kamu Tidak Berhak Memenuhi Ekpektasi Orang Lain!

28 September 2024   15:19 Diperbarui: 28 September 2024   15:24 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: istockphoto.com/Rudzhan Nagiev)

Sosial media juga berperan besar dalam hal ini. Kita terus-menerus melihat kehidupan orang lain yang tampaknya sempurna, sehingga kita merasa harus mengikuti jejak mereka. Ketika melihat orang lain sukses, kita jadi merasa harus melakukan hal yang sama untuk dianggap baik. Padahal, setiap orang punya perjalanan yang unik dan tidak ada satu pun cara yang benar untuk mencapai kesuksesan.

Belum lagi tekanan dari lingkungan sekitar, baik dari teman maupun masyarakat. Kita sering merasa perlu untuk membuktikan diri, agar diterima dalam komunitas tertentu. Namun, semakin kita berusaha, semakin kita kehilangan diri kita sendiri. Kita perlu mengingat bahwa kita tidak hidup untuk memenuhi ekspektasi orang lain, tetapi untuk menemukan kebahagiaan dan kepuasan dalam diri kita sendiri.

Ilustrasi (sumber: istockphoto.com/Mikail Seleznev)
Ilustrasi (sumber: istockphoto.com/Mikail Seleznev)

Mengapa Kita Harus Berhenti Memenuhi Ekspektasi Orang Lain?

Berhenti memenuhi ekspektasi orang lain adalah langkah penting untuk mencapai kebahagiaan sejati. Ketika kita melepaskan beban tersebut, kita bisa lebih fokus pada apa yang kita inginkan dan butuhkan dalam hidup. Ini memberi kita kesempatan untuk mengenali diri kita lebih dalam, menemukan passion, dan menjalani hidup yang lebih autentik.

Kita juga akan lebih mampu menghargai perjalanan hidup kita sendiri. Tanpa ekspektasi orang lain, kita bisa menikmati setiap langkah yang kita ambil. 

"Baik itu kesuksesan atau kegagalan, setiap pengalaman adalah bagian dari proses belajar dan berkembang."

Kita bisa mengambil pelajaran dari setiap momen, tanpa merasa tertekan untuk memenuhi kriteria tertentu. Lebih jauh lagi, ketika kita berhenti memenuhi ekspektasi orang lain, kita bisa menjalin hubungan yang lebih baik dengan orang-orang di sekitar kita. Kita tidak lagi merasa perlu untuk berpura-pura atau beradaptasi dengan harapan mereka, sehingga hubungan kita menjadi lebih tulus dan saling menghargai. Dengan begitu, kita bisa membangun koneksi yang lebih kuat dan mendalam.

Tips untuk Melepaskan Ekspektasi Beracun

Langkah pertama untuk melepaskan ekspektasi beracun adalah dengan mengenali ekspektasi tersebut. Luangkan waktu untuk merenungkan: apa saja harapan yang selama ini kamu coba penuhi? Apakah itu berasal dari orang tua, teman, atau bahkan dirimu sendiri? Setelah menyadari apa yang menjadi beban, kamu bisa mulai merencanakan langkah untuk melepaskannya.

Selanjutnya, cobalah untuk berbicara tentang perasaanmu. Diskusikan dengan orang-orang terdekat tentang bagaimana ekspektasi mereka mempengaruhi hidupmu. Mungkin mereka tidak menyadari bahwa tuntutan tersebut membuatmu merasa tertekan. Dengan komunikasi yang baik, kamu bisa mengurangi beban yang ada dan mendapatkan dukungan dari orang-orang yang mencintaimu.

Terakhir, ingatlah untuk selalu mendengarkan suara hatimu. Apa yang sebenarnya kamu inginkan? Apa yang membuatmu bahagia? Luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang kamu cintai tanpa memikirkan apa kata orang. Jadikan kebahagiaan dan kepuasan diri sebagai prioritas utama dalam hidupmu.

Ilustrasi (sumber: istockphoto.com/Rudzhan Nagiev)
Ilustrasi (sumber: istockphoto.com/Rudzhan Nagiev)

Menciptakan Standar Sendiri

Setelah melepaskan ekspektasi beracun, saatnya untuk menciptakan standar sendiri. Tentukan apa yang penting bagi dirimu, dan apa yang ingin kamu capai dalam hidup. Jangan ragu untuk menetapkan tujuan yang realistis dan sesuai dengan nilai-nilai yang kamu anut. Ini adalah waktu untuk mengambil kendali atas hidupmu dan menjadikan impianmu sebagai prioritas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun