Mohon tunggu...
Fani Velenia
Fani Velenia Mohon Tunggu... Penulis - | Content Writer | Bachelor of German Language Education

|Setiap kata yang ditulis adalah langkah menuju revolusi pikiran| IG: @fanivalenia

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Gimana Sih Biar Komunikasi Anak dan Orang Tua Bisa Nyambung?

25 September 2024   11:54 Diperbarui: 25 September 2024   12:09 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: istockphoto.com/Dima Berlin)

Komunikasi antara anak dan orang tua sering kali menjadi tantangan tersendiri. Perbedaan cara pandang, pengalaman, dan bahkan cara berbicara bisa menciptakan kesenjangan yang sulit dijembatani. Anak muda saat ini tumbuh di era digital yang serba cepat, sementara orang tua mungkin masih terjebak dalam cara berpikir dan berkomunikasi yang lebih tradisional. Lantas, bagaimana cara agar komunikasi ini bisa "nyambung"?

Dulu, saat masih kecil, banyak dari kita mungkin merasa kesulitan untuk berbicara dengan orang tua. Pertanyaan sederhana bisa berujung pada ketegangan. Sekarang, saatnya untuk merubah pola komunikasi tersebut. Dengan pendekatan yang tepat, hubungan ini bisa menjadi lebih hangat dan saling pengertian. Nah, di artikel ini, kita akan bahas beberapa cara asyik agar komunikasi antara anak dan orang tua jadi lebih efektif.

Yuk, simak tips-tipsnya!

Memahami Perbedaan Generasi

Perbedaan generasi adalah salah satu penyebab utama komunikasi yang kurang nyambung. Anak-anak sekarang tumbuh dalam lingkungan yang berbeda dari orang tua mereka. Teknologi dan informasi yang cepat berubah membuat cara pandang dan cara berkomunikasi anak dan orang tua sering kali berbeda. Memahami bahwa perbedaan ini adalah hal yang wajar sangat penting untuk menciptakan komunikasi yang lebih baik.

Misalnya, anak-anak saat ini lebih terbuka terhadap perubahan dan lebih berani mengekspresikan diri. Di sisi lain, orang tua mungkin memiliki cara pandang yang lebih konservatif dan cenderung lebih berhati-hati dalam berbicara. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk berusaha memahami dunia yang dikuasai anak-anak mereka. Jika orang tua menunjukkan rasa ingin tahu tentang apa yang anak-anak lakukan, hal ini dapat membuat anak merasa dihargai dan lebih terbuka untuk berkomunikasi.

Selain itu, ada baiknya anak juga memahami bahwa orang tua memiliki pengalaman dan nilai-nilai yang berharga. Meskipun mungkin terasa kuno, banyak pelajaran hidup yang bisa didapat dari mereka. Dengan saling memahami perbedaan ini, komunikasi bisa menjadi lebih lancar dan tidak ada lagi jarak antara anak dan orang tua.

Ilustrasi (Sumber: istockphoto.com/Melitas)
Ilustrasi (Sumber: istockphoto.com/Melitas)

Menciptakan Ruang untuk Berbicara

Komunikasi yang baik membutuhkan ruang untuk berbicara. Kadang-kadang, anak dan orang tua terlalu sibuk dengan aktivitas masing-masing, sehingga waktu untuk berbicara menjadi terbatas. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan waktu khusus untuk berkomunikasi. Misalnya, bisa dilakukan saat makan malam atau saat santai di sore hari. Dalam suasana yang santai, komunikasi bisa mengalir lebih alami.

Tidak hanya itu, menciptakan suasana yang nyaman juga sangat berpengaruh. Misalnya, menjauhkan perangkat elektronik saat berbicara bisa membantu fokus pada percakapan. Jangan ragu untuk membahas topik yang ringan dan menyenangkan terlebih dahulu. Ini dapat membantu mengurangi ketegangan dan menciptakan suasana yang lebih akrab. Saat suasana hati sudah baik, barulah bisa membahas topik yang lebih serius.

Selalu ingat bahwa komunikasi bukan hanya soal berbicara, tetapi juga mendengarkan. Anak perlu merasa didengar dan orang tua perlu memahami apa yang dirasakan anak. Dengan memberikan perhatian penuh dan menempatkan diri dalam posisi anak, komunikasi akan terasa lebih nyambung dan bermakna.

Gunakan Bahasa yang Mudah Dipahami

Bahasa yang digunakan dalam komunikasi juga sangat penting. Sering kali, orang tua menggunakan istilah atau bahasa yang mungkin tidak dipahami anak, sedangkan anak bisa jadi menggunakan bahasa gaul yang sulit dimengerti oleh orang tua. Agar komunikasi bisa nyambung, penting untuk menemukan titik tengah dalam bahasa yang digunakan.

Cobalah untuk menggunakan istilah yang sederhana dan jelas. Jika ada istilah baru yang anak gunakan, jangan ragu untuk bertanya. Hal ini tidak hanya menunjukkan rasa ingin tahu tetapi juga memberi kesempatan kepada anak untuk menjelaskan dan mengajarkan sesuatu yang baru. Dengan cara ini, anak akan merasa lebih dihargai dan lebih terbuka untuk berbagi.

Selain itu, humor bisa menjadi alat yang efektif untuk memecahkan kebekuan dalam komunikasi. Menggunakan humor yang sesuai bisa menciptakan suasana santai dan menyenangkan. Ini akan membuat kedua belah pihak merasa lebih nyaman untuk berbicara, dan tentunya membuat komunikasi jadi lebih nyambung.

Menjadikan Komunikasi Sebagai Kebiasaan

Salah satu cara agar komunikasi antara anak dan orang tua bisa "nyambung" adalah dengan menjadikannya sebagai kebiasaan. Misalnya, tetapkan waktu tertentu setiap minggu untuk berbincang-bincang tanpa gangguan. Kebiasaan ini akan membantu menciptakan rutinitas yang nyaman dan membuat semua orang merasa terlibat.

Ketika komunikasi sudah menjadi kebiasaan, maka akan ada lebih banyak kesempatan untuk berbagi cerita dan pengalaman. Selain itu, kebiasaan ini akan membantu anak merasa lebih dekat dengan orang tua, sehingga mereka lebih terbuka untuk berbagi perasaan atau masalah yang dihadapi. Jangan hanya berbicara tentang hal-hal serius, tetapi juga sesekali bercerita tentang hal-hal ringan dan lucu.

Mengajak anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang disukai juga bisa menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan komunikasi. Misalnya, memasak bersama, menonton film, atau bermain game bisa menjadi momen di mana anak dan orang tua bisa saling bercerita dan berbagi tawa. Momen-momen kecil ini dapat membantu memperkuat ikatan dan membuat komunikasi terasa lebih mudah.

Ilustrasi (Sumber: istockphoto.com/Fizkes)
Ilustrasi (Sumber: istockphoto.com/Fizkes)

Menghargai Pendapat dan Perasaan

Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang saling menghargai. Baik anak maupun orang tua perlu merasa bahwa pendapat dan perasaan mereka dihargai. Ini berarti saat berbicara, masing-masing pihak harus membuka diri untuk mendengarkan dan menerima pandangan dari satu sama lain. Saat pendapat berbeda, cobalah untuk berdiskusi dengan cara yang konstruktif.

Sebagai contoh, jika anak memiliki pandangan berbeda tentang suatu hal, orang tua bisa mencoba untuk tidak langsung menghakimi atau menolak. Alih-alih, ajukan pertanyaan yang dapat menggali lebih dalam tentang alasan di balik pandangan anak. Dengan cara ini, anak merasa lebih dihargai dan lebih termotivasi untuk berbagi pikirannya.

Sebaliknya, anak juga perlu belajar untuk menghargai pandangan orang tua. Jika ada perbedaan pendapat, coba untuk melihat dari sudut pandang orang tua. Ini tidak hanya membantu memahami alasan di balik tindakan mereka, tetapi juga membangun rasa saling menghormati yang penting dalam komunikasi.

Mengatasi Konflik dengan Bijak

Konflik adalah bagian normal dalam hubungan, tetapi cara menghadapinya bisa membuat perbedaan besar. Saat konflik muncul, penting untuk tetap tenang dan tidak terjebak dalam emosi negatif. Ketika berbicara, fokus pada masalahnya, bukan pada pribadi. Ini membantu untuk menjaga komunikasi tetap produktif dan tidak menjadi pertikaian yang merugikan hubungan.

Misalnya, jika terjadi kesalahpahaman, cobalah untuk mencari waktu yang tepat untuk mendiskusikannya. Jangan tunggu sampai emosi memuncak. Dengan mengungkapkan perasaan secara jujur dan terbuka, baik anak maupun orang tua dapat menemukan jalan tengah yang memuaskan bagi kedua belah pihak. Terkadang, meminta maaf adalah langkah penting untuk memperbaiki hubungan.

Selain itu, cobalah untuk melihat konflik sebagai kesempatan untuk belajar. Setiap ketegangan dapat menjadi peluang untuk memahami satu sama lain dengan lebih baik. Dengan demikian, konflik tidak hanya menjadi hal negatif, tetapi juga dapat memperkuat hubungan ketika diselesaikan dengan baik.

Ilustrasi (Sumber: istockphoto.com/PeopleImages)
Ilustrasi (Sumber: istockphoto.com/PeopleImages)

Komunikasi antara anak dan orang tua adalah aspek penting dalam membangun hubungan yang sehat. Dengan memahami perbedaan generasi, menciptakan ruang untuk berbicara, menggunakan bahasa yang mudah dipahami, dan menghargai pendapat masing-masing, komunikasi dapat berjalan lebih lancar. Selain itu, menjadikan komunikasi sebagai kebiasaan, menghargai perasaan, dan mengatasi konflik dengan bijak akan memperkuat ikatan antara anak dan orang tua.

Dengan semua tips ini, semoga dapat membantu komunikasi bisa semakin "nyambung" dan hubungan antara anak dan orang tua semakin dekat. Ingat, komunikasi bukan hanya tentang berbicara, tetapi juga tentang saling memahami dan saling menghargai. Selamat mencoba!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun