Mohon tunggu...
Fani Velenia
Fani Velenia Mohon Tunggu... Penulis - | Content Writer | Bachelor of German Language Education

|Setiap kata yang ditulis adalah langkah menuju revolusi pikiran| IG: @fanivalenia

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Sampai Anak Jadi "Klien Tetap" Mesin Cuci Darah: Memahami Krisis Kesehatan Ginjal pada Anak

5 September 2024   21:56 Diperbarui: 5 September 2024   22:08 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi| Image by Fatcamera | istockphoto.com

Di era modern ini, banyak hal yang kita anggap sepele menjadi serius, dan sayangnya, kesehatan ginjal anak adalah salah satunya. Apa jadinya jika anak-anak yang seharusnya mengisi hari mereka dengan bermain dan belajar, malah harus berurusan dengan mesin cuci darah? Mari kita bahas lebih dalam krisis kesehatan ginjal pada anak-anak yang kini semakin mengkhawatirkan.

Kenapa Masalah Ginjal pada Anak Semakin Marak?

Kesehatan ginjal bukanlah topik yang sering menjadi sorotan, terutama jika dibandingkan dengan penyakit-penyakit lain yang lebih umum. Namun, fakta menyedihkan yang perlu kita sadari adalah bahwa semakin banyak anak-anak yang terpaksa menjalani cuci darah karena masalah ginjal. Lalu, apa yang menyebabkan fenomena ini?

Salah satu faktor utama adalah meningkatnya prevalensi penyakit ginjal kronis (PGK) di kalangan anak-anak. Beberapa penyebabnya meliputi:

  • Diabetes dan Hipertensi: Meskipun diabetes tipe 2 dan hipertensi lebih umum terjadi pada orang dewasa, kondisi ini semakin sering ditemukan pada anak-anak akibat gaya hidup tidak sehat dan pola makan yang buruk.
  • Infeksi Saluran Kemih: Infeksi saluran kemih yang tidak diobati dengan benar dapat berkembang menjadi penyakit ginjal serius.
  • Genetika dan Penyakit Keturunan: Beberapa penyakit ginjal memiliki komponen genetik yang membuat anak-anak dari keluarga tertentu lebih rentan.

Kombinasi dari faktor-faktor ini telah menciptakan situasi di mana cuci darah menjadi pilihan terakhir untuk banyak anak-anak yang mengalami kerusakan ginjal.

Ilustrasi| Image by Elifamra | istockphoto.com
Ilustrasi| Image by Elifamra | istockphoto.com

Cuci Darah: Solusi atau Rutinitas Baru?

Cuci darah adalah prosedur medis yang bertujuan untuk menggantikan fungsi ginjal yang rusak dengan cara menyaring darah melalui mesin. Pada dasarnya, cuci darah bukanlah solusi ideal, melainkan upaya untuk mempertahankan fungsi tubuh ketika ginjal tidak dapat melakukannya lagi.

Namun, saat ini banyak anak yang harus menghadapi kenyataan menjadi 'klien tetap' mesin cuci darah. Proses ini, yang seharusnya menjadi opsi terakhir, sering kali menjadi rutinitas harian bagi mereka. Kenapa hal ini terjadi? Beberapa alasan di balik maraknya penggunaan cuci darah pada anak-anak antara lain:

  • Diagnosis Terlambat: Banyak kasus penyakit ginjal pada anak-anak tidak terdeteksi sejak dini karena gejalanya sering kali mirip dengan masalah kesehatan lainnya. Hal ini menyebabkan kerusakan ginjal yang lebih parah sebelum diagnosis akurat dilakukan.
  • Keterbatasan Akses Perawatan: Di beberapa daerah, akses ke perawatan ginjal yang lebih baik atau teknologi medis yang lebih canggih masih terbatas. Akibatnya, anak-anak yang seharusnya mendapatkan perawatan dini harus menjalani cuci darah sebagai solusi terakhir.
  • Kekurangan Sumber Daya: Perawatan ginjal yang memadai memerlukan teknologi dan sumber daya yang tidak selalu tersedia di setiap rumah sakit, terutama di daerah-daerah dengan fasilitas medis yang kurang memadai.

Dampak Psikologis dan Sosial pada Anak

Ilustrasi| Image by Fatcamera | istockphoto.com
Ilustrasi| Image by Fatcamera | istockphoto.com

Cuci darah pada anak-anak tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik mereka, tetapi juga berdampak besar pada kesehatan mental dan kesejahteraan sosial mereka. Anak-anak yang menjalani cuci darah sering kali menghadapi berbagai tantangan psikologis dan emosional, termasuk:

  • Stres dan Kecemasan: Prosedur medis yang rutin dan sering kali invasif dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang berkepanjangan pada anak-anak. Mereka mungkin merasa terasing dan berbeda dari teman sebaya mereka.
  • Gangguan Aktivitas Sehari-hari: Waktu yang dihabiskan untuk cuci darah sering kali mengganggu kegiatan normal anak-anak, seperti sekolah dan bermain. Hal ini bisa menyebabkan perasaan frustrasi dan penurunan kualitas hidup.
  • Dukungan Sosial yang Terbatas: Orang tua dan keluarga juga menghadapi tantangan besar dalam mendukung anak yang menjalani cuci darah. Beban emosional dan finansial dapat mempengaruhi dinamika keluarga secara keseluruhan.

Upaya Pencegahan dan Solusi Alternatif

Mencegah masalah ginjal pada anak-anak adalah langkah kunci untuk mengurangi ketergantungan pada cuci darah. Ada beberapa strategi yang bisa diadopsi untuk melindungi kesehatan ginjal anak-anak:

  • Edukasi Kesehatan: Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan ginjal melalui pola makan yang sehat, hidrasi yang cukup, dan pemeriksaan rutin dapat membantu mencegah masalah ginjal sejak dini.
  • Deteksi Dini: Pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama jika ada riwayat keluarga dengan penyakit ginjal, sangat penting untuk mendeteksi masalah ginjal pada tahap awal.
  • Perawatan Terpadu: Bekerja sama dengan ahli ginjal dan mengikuti rencana perawatan yang komprehensif dapat mengurangi risiko komplikasi serius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun