Mohon tunggu...
Giofani Putri Susanti
Giofani Putri Susanti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

whatever you are, be a good one

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fraud Pada PT Hanson International TBK: Pelajaran Berharga untuk Dunia Bisnis di Era Modern

12 Januari 2025   12:55 Diperbarui: 12 Januari 2025   13:01 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fraud Scale menjelaskan bahwa risiko fraud meningkat jika terdapat kombinasi tekanan tinggi, peluang besar, dan integritas rendah. Dalam kasus ini:

  • Tekanan Tinggi: Kebutuhan untuk menarik investor dan memenuhi ekspektasi pasar menjadi tekanan signifikan.
  • Peluang Besar: Sistem pengawasan yang lemah memberikan peluang besar untuk manipulasi.
  • Integritas Rendah: Kurangnya kepatuhan terhadap standar akuntansi menunjukkan rendahnya integritas manajemen.

Pembahasan

Pada laporan keuangan 2016, PT Hanson International menggunakan metode akrual penuh untuk mencatat pendapatan tanpa menyertakan informasi penting mengenai transaksi pengikatan jual beli. Hal ini mengakibatkan peningkatan pendapatan signifikan yang menarik minat investor. Namun, pelanggaran terhadap UU Pasar Modal dan PSAK 44 terungkap setelah OJK melakukan pemeriksaan mendalam.

Dampak dari manipulasi ini sangat besar. Harga saham MYRX anjlok ke level terendah, Rp50 per saham, pada Agustus 2019. Pada Januari 2020, Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan suspensi terhadap saham MYRX. Selain itu, perusahaan menghadapi gagal bayar pinjaman senilai Rp2,66 triliun kepada 1.845 pihak.

Kesimpulan dan Saran

Kasus PT Hanson International Tbk memberikan pelajaran penting bahwa transparansi dan integritas dalam pengelolaan keuangan adalah hal yang tidak bisa ditawar. Untuk mencegah kasus serupa, perusahaan perlu:

  1. Penguatan Sistem Pengawasan Internal: Memastikan kontrol yang kuat dalam proses pelaporan keuangan untuk mencegah peluang manipulasi.
  2. Sosialisasi dan Pelatihan Anti-Fraud: Memberikan pemahaman kepada karyawan mengenai risiko dan sanksi dari tindakan fraud.
  3. Penerapan Sanksi Tegas: Memberikan konsekuensi nyata bagi pelaku fraud untuk menciptakan efek jera.
  4. Monitoring Berkala: Melakukan evaluasi dan audit internal secara berkala guna mendeteksi potensi fraud sejak dini.

Keberhasilan mencegah fraud tidak hanya bergantung pada aturan yang ada, tetapi juga pada komitmen seluruh elemen organisasi untuk menjaga integritas.

Artikel ini dibuat sebagai bentuk penugasan mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi.

Dosen Pengampu : Mulyaning Wulan

Kelompok 5: Giofani Putri Susanti, Hilyah Kamila, Dhika Rahmawati A.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun