Mohon tunggu...
fani shoffanaaisya
fani shoffanaaisya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PGSD FTIK UNISNU JEPARA

MAHASISWA PROGRAM STUDI PGSD FTIK UNISNU JEPARA UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bimbingan Belajar untuk Mengatasi Peserta Didik Kesulitan Membaca (Dyslexia)

15 November 2021   23:14 Diperbarui: 15 November 2021   23:19 1122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari : escolasdobem.com.br

Pendahuhuan

Membaca merupakan salah satu dari beberapa keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik. Karena membaca merupakan jendela dari berbagai ilmu pengetahuan dan kegiatan awal dalam suatu pembelajaran. Memiliki kemampuan membaca bagi anak usia sekolah dasar kelas rendah adalah suatu keharusan agar dapat membantu dirinya nanti dalam menjalankan proses kegiatan belajar di jenjang kelas selanjutnya. kemampuan membaca nantinya akan merambah ke ranah kemampuan menulis, dan berhitung.

Dyslexia adalah kesulitan yang berhubungan juga dengan kata dan symbol tulis atau singkatnya kesulitan membaca. Firdausy & Wijiastuti (2018: 1) mengatakan bahwa anak dyslexia tidak perlu bersekolah di sekolah luar biasa. Hal tersebut karena anak dyslexia memiliki intelegensi rata-rata hingga di atas rata-rata. Yang membedakan yaitu memiliki hasil belajar yang rendah, dikarenakan ketidakmampuannya dalam membaca serta memahami apa yang ia baca.

Beberapa sebab peserta didik pada sekolah dasar yang  belum bisa membaca diakibatkan oleh beberapa factor : kurangnya motivasi peserta didik untuk belajar membaca, kurangnya dorongan/semangat dari orang tua peserta didik.

Menurut Darmadi ( 2021 ), factor peserta didik kesulitan membaca adalah : Kurang mengenali huruf, kesulitan vocal, penghilangan huruf dan kata, kesulitan menaganalisis struktur.

Untuk keberhasilan dalam belajar, dan banyaknya kasus kesulitan membaca/ Dslexia di beberapa sekolah Oleh karena itu, membaca merupakan keterampilan yang harus diajarkan sejak individu masuk SD dan kesulitan belajar membaca harus secepatnya diatasi (Abdurrahman, 2012 :157).

Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan, terdapat penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Yaitu penelitian yang dilakukan Fauzi (2018) dengan judul " Karaketeristik Kesulitan Membaca Pada Siswa Kelas Rendah Sekolah Dasar" .hal tersebut mengacu bahwa masih banyaknya kesulitan belajar membaca, baik pada kelas rendah maupun kelas tinggi.maka dari itu disini peneliti ingin memberikan beberapa solusi dari permasalahan kesulitan membaca dengan cara  menggunakan bimbingan konseling bidang belajar untuk menyelesaikan permasalahan kesulitan belajar membaca.

Pembahasan

Pembelajaran Membaca 

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis kepada pembaca.Pembelajaran membaca bagi usia Sekolah Dasar adalah hal yang wajib dilaksanakan. Karena membaca merupakan awal dari segala pembelajaran, keterampilan membaca harus dimiliki oleh setiap peserta didik agar bisa melanjutkan segala proses kegiatan belajar mengajar di jenjang selanjutnya. Keterampilan membaca juga dapat dikatakan sebagai " soko guru" karena membaca merupakan awal dari segala pembelajaran.

Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar pada umumnya adalah ketidakmampuan peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar disebabkan karena kekurangan intelegensi, kelainan sensoris, ketidakberuntungan, ketidakcukupan budaya atau bahasa sehingga menumbuhkan perbedaan di kalangan sekitar.

Beberapa bentuk kesulitan belajar yaitu : Dyslexia ( kesulitan membaca ), dysgraphia ( kesulitan menulis), dhysarthogrhia ( masalah dalam mengeja), dan calculia ( masalah dalam menghitung).

Dyslexia

" Dyslexia" berasal dari bahasa Yunani, "dys" yang berarti sulit dalam dan "lex" (berasal dari legein, yang artinya "berbicara"). Artinya Dyslexia adalah kesulitan yang berhubungan juga dengan kata dan symbol tulis atau singkatnya kesulitan membaca. Firdausy & Wijiastuti (2018: 1) mengatakan bahwa anak dyslexia tidak perlu bersekolah di sekolah luar biasa. Hal tersebut karena anak dyslexia memiliki intelegensi rata-rata hingga di atas rata-rata. Yang membedakan yaitu memiliki hasil belajar yang rendah, dikarenakan ketidakmampuannya dalam membaca serta memahami apa yang ia baca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun