Mohon tunggu...
Fanisa Azwa
Fanisa Azwa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa aktif di Universitas Negeri Jakarta Prodi Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Digital

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Inspirasi Maudy Ayunda, Perempuan Muda dengan Segudang Prestasi

21 April 2024   00:11 Diperbarui: 21 April 2024   00:15 2304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Inspirasi Maudy Ayunda, Perempuan Muda dengan Segudang Prestasi
Ayunda Faza Maudya atau yang lebih dikenal dengan nama Maudy Ayunda lahir di Jakarta pada 19 Desember 1994. Maudy dikenal sebagai sosok multi-talenta dan telah berkarya di dunia musik, akting, hingga kepenulisan. sejak muncul di layar kaca hingga panggung musik, telah mengukir namanya sebagai salah satu ikon muda dalam industri hiburan Indonesia. Dikenal karena bakatnya yang serba bisa, ia berhasil meraih popularitas melalui perannya dalam film-film yang sukses serta kiprahnya dalam industri musik yang menginspirasi.

Tidak hanya memiliki kecerdasan dan talenta di atas panggung, tetapi juga telah menunjukkan kegemilangan dalam dunia pendidikan. Di tengah kesibukannya menjalani karir di industri hiburan, Maudy berhasil mengejar pendidikannya dengan tekad dan dedikasi yang luar biasa. Prestasinya di bidang akademis menjadi bukti bahwa kesuksesan dalam pendidikan dapat dicapai meskipun berada di dunia entertainment yang kompetitif

Get To Know About Maudy Ayunda
Sewaktu kecil Maudy Ayunda aslinya adalah sosok yang pemalu dan pendiam. Sejak kecil, Maudy Ayunda selalu menempati peringkat teratas di kelasnya dan sering kali meraih berbagai penghargaan non formal. Namun, ada hal menarik terkait penerimaan penghargaan ini, Maudy sering merasa tidak nyaman dengan teman-temannya ketika menerima penghargaan tersebut. Dia merasa malu karena dianggap "memborong" penghargaan, maka dari itu Maudy sangat menghargai persahabatan dan tidak ingin membuat teman-temannya merasa rendah atau kurang dihargai.

Salah satu cara Maudy untuk mengembangkan dirinya adalah dengan menulis. Di usia 10 tahun, Maudy sudah merilis buku kumpulan dongeng anak berjudul "A Forest of Fables" yang hasil penjualannya disumbangkan untuk korban tsunami Aceh. Maudy telah menunjukkan minat yang mendalam dalam seni dan akademis,  bakatnya dalam bernyanyi, berakting, dan menulis lagu sudah terlihat sejak dini yang membawanya mengikuti serangkaian audisi.

Perjalanan Karir Maudy Ayunda
Saat berusia 12 tahun, Maudy terpilih sebagai pemeran utama dalam film "Untuk Rena", beradu peran dengan aktor ternama Surya Saputra. Puncaknya, di usia 16 tahun, Maudy berhasil meraih peran dalam film-film yang sukses secara komersial, seperti "Sang Pemimpi" (2009), "Rumah Tanpa Jendela" (2011), "Tendangan dari Langit" (2011), dan "Perahu Kertas" (2012), yang membuat namanya semakin bersinar di dunia hiburan. Dengan karya dan prestasinya, Maudy mulai diperhitungkan sebagai artis muda yang berbakat. Wajahnya rupawan juga sempat membawa Maudy menjadi finalis GADIS Sampul 2009

Tak hanya berakting, Maudy juga menunjukkan bakatnya di dunia musik dengan merilis album pertama yang bertajuk "Panggil Aku..." pada 2011. Album perdana Maudy tersebut berisi 10 buah lagu dengan single utama bertajuk "Tiba-Tiba Cinta Datang".


Meski sibuk berkarya di dunia hiburan, Maudy tetap mengutamakan pendidikannya. Di usia 17 tahun, Maudy diterima di dua universitas bergengsi dunia sekaligus, yakni Oxford University di Inggris serta Columbia University di Amerika Serikat. Meski begitu, ibu Maudy rupanya belum siap melepas putrinya ke luar negeri dan memintanya untuk mengambil gap year selama setahun. Sehingga setelah lulus SMA, Maudy tidak langsung lanjut kuliah.

Di masa gap year pada 2012, Maudy tetap menyibukkan diri dengan mengambil proyek film "Perahu Kertas". Proyek yang diambil Maudy selama gap year itu ternyata sukses membuat namanya semakin dikenal publik. Maudy memerankan karakter bernama Kugy dan beradu akting dengan Reza Rahadian serta Adipati Dolken. Film tersebut diangkat dari novel berjudul sama karya Dewi Lestari dan disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Maudy turut menyumbangkan suara merdunya dalam lagu "Perahu Kertas" sebagai soundtrack film tersebut

Sumber: Spotify.com
Sumber: Spotify.com

Perjalanan Pendidikan Maudy Ayunda
Pada Oktober 2013, Maudy akhirnya bertolak ke Inggris untuk memulai kehidupannya sebagai mahasiswa Oxford University jurusan interdisipliner Philosophy, Politics, and Economic (PPE). Selama menempuh pendidikan di Oxford University, Maudy ingin menutupi statusnya sebagai selebriti Tanah Air. Maudy bahkan sempat salah tingkah alias salting saat temannya di Oxford University mengetahui status selebritinya.

Dalam waktu tiga tahun, Maudy berhasil menyelesaikan studi dan lulus dengan predikat cumlaude dari Oxford University. Menjelang ujian akhir kuliahnya, Maudy mengungkapkan motivasinya untuk cepat lulus adalah agar bisa segera kembali ke Tanah Air. Ia pun resmi diwisuda pada 30 September 2016.

Sumber: Liputan6.com
Sumber: Liputan6.com


Pasca lulus S1, Maudy kembali mengembangkan karirnya di dunia hiburan Indonesia. Sepulang dari Inggris, Maudy tidak percaya kalau dirinya mendapat tawaran dari Walt Disney Studios untuk menggarap soundtrack film "Moana" dalam bahasa Indonesia. Lagu asli yang berjudul "How Far I'll Go" itu diterjemahkan menjadi "Seberapa Jauh Ku Melangkah".
Pada 2019, media sosial sosial dibuat heboh dengan dilemma Maudy yang diterima di Harvard University dan Stanford University untuk program S2. Warganet memuji Maudy sebagai definisi cantik sekaligus cerdas, hingga menggunakan tagar #MaudyAyundaBingung untuk membagikan dilemma di hidup mereka masing-masing. Pada akhirnya, Maudy memantapkan diri untuk mengambil S2 di Stanford University hingga lulus di tahun 2021. Ia menyelesaikan pendidikan magister di dua jurusan, yakni Administrasi Bisnis dan Bidang Pendidikan, sehingga langsung menyandang dua gelar sekaligus

Sumber: Kompas.com
Sumber: Kompas.com

Maudy telah membuktikan diri sebagai sosok inspiratif dengan turut berkiprah di dunia pendidikan. Melalui yayasan "Maudy Ayunda Foundation" yang didirikannya pada 2019, Maudy memberikan beasiswa kepada anak muda yang kurang mampu. Selain itu, yayasan Maudy juga memiliki program mentorship yang bertujuan untuk membuat anak muda Indonesia mampu berpikir lebih kritis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun