Mohon tunggu...
Jeni FaniraSubagyo
Jeni FaniraSubagyo Mohon Tunggu... Lainnya - Menambah wawasan dan informasi

Mahasiswa pertanian

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pelatihan tentang Pertanian Organik Budidaya Tanaman Kale yang Memiliki Nilai Jual Tinggi

11 April 2019   02:44 Diperbarui: 14 April 2019   15:27 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          Pertanian organik merupakan sistem produksi yang mempertahankan atau memikirkan kesehatan ekosistem, tanwah, manusia dengan menggunakan prinsip – prinsip ekologis dan  tidak tergantung dengan penggunaan input-input yang membawa dampak negatif seperti penggunaan pestisida anorganik dan pupuk sintetik yang dapat diganti menggunakan pupuk organik dan pestisida nabati. Tanah merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan dan berguna dalam bidang pertanian. Pertanian tidak bisa lepas dari tanah karena memiliki banyak sekali unsur hara yang tidak sepenuhnya dimiliki media tanam yang lain, tanah yang sehat dapat mendukung pertumbuhan tanaman.                     Perlu dilakukan pelatihan dan penyuluhan kepada para petani pentingnya sistem pertanian organik dan bagaimana memadukan komoditas yang memiliki nilai jual tinggi, supaya pertanian organik dapat mengembangkan komoditas yang dibutuhkan swalayan dan toko-toko besar bukan hanya di pasar tradisional. Komoditas yang dibutuhkan pasar pertanian modern yaitu yang memiliki nilai jual tinggi contohnya kale. Dengan memadukan tanaman yang memiliki permintaan pasar yang tinggi dan sistem budidaya secara organik dapat meningkatkan nilai jual suatu produk.

      Untuk mengembangkan pertanian organik dapat membentuk suatu organisasi seperti kelompok tani yang beranggotakan petani – petani desa yang mau menjadi petani orgnik. Kelompok tani dibentuk supaya penyuluh dapat melakukan pelatihan bagaimana berbudidaya dengan sitem organik. Dalam kelompok tani ini juga dapat membantu pemasaran produk dengan menjalin kerjasama dengan swalayan maupun toko-toko besar yang ada disetiap daerah. Petani akan lebih mudah bergerak dan melakukan sistem pertanian organik ini jika ada kelompok tani. Karena kelompok tani menjadi wadah untuk para petani. kelompok tani ini dapat dibentuk di setiap desa maupun setiap dusun, semakin banyak yang berpartisipasi maka akan semakin baik program berjalan. Untuk komoditas yang ditanam dapat  memilih komoditas yang memiliki nilai jual tinggi seperti kale. Kale atau borecole (Brassica oleracea var. Acephala) merupakan jenis sayur kelas dunia yang mengandung nilai nutrisi tinggi. Tampilan fisik kale mirip brokoli dan kubis. daun sejati kale tidak terbentuk kepala, warna daunnya hijau atau ungu kebiruan. Jenis kale yaitu kale keriting dan kale flat. Kandungan sulforaphane dalam kale terbukti mampu menangkal penyakit kangker, karena itu kale mendapat julukan “ratu sayur  di dunia”. Tanaman kale ini mungkin masih jarang ditanam petani tradisional, namun dengan adanya kelompok tani para petani dapat berbudidaya tanpa takut tidak terjual kerena di dalam dinamika kelompok pasti sudah ada program yang terencana dan ada penanganan dari masa tanam sampai pascapanen bahkan sampai pemasaran semua sudah rancang dengan baik. Kelompok tani dapat membuat petani semakin aktif berinovasi dan siap menghadapi setiap perkembangaan teknologi yang ada.
     Jadi pertanian organik merupakan langkah awal untuk melestarikan tanah dan budidaya tanaman yang memiliki nilai jual tinggi dapat membantu pertanian organik semakin berkembang. Untuk  menampung apirasi petani dan sebagai sarana bergerak kelompok tani yang baik sangat membantu petani dalam mencapai setiap program yang ada. Jika semua bisa berjalan dengan baik perekonomian para petani akan menjadi lebih baik.
Daftar Pustaka
Arifin, Roni. 2016. Bisnis Hidroponik ala Roni Kebun sayur. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun