Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, telah membuka peluang agar para korban judi online dimasukkan ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Langkah ini bertujuan agar mereka dapat menerima bantuan sosial (bansos) dari pemerintah.Â
Muhadjir Effendy mengakui bahwa judi online telah menyebabkan kemiskinan di masyarakat, dengan banyak individu yang jatuh miskin akibat kecanduan judi daring ini. "Judi online memang memiskinkan masyarakat, sehingga para korban bisa menjadi masyarakat miskin baru," ujar Muhadjir. Mengingat hal ini, ia menegaskan bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab untuk membantu masyarakat yang jatuh miskin akibat judi online ini.
Lebih lanjut, Muhadjir juga menyarankan agar Kementerian Sosial (Kemensos) memberikan pembinaan kepada korban judi online yang mengalami gangguan psikososial. Pembinaan ini penting untuk membantu mereka pulih dari dampak psikologis dan sosial yang ditimbulkan oleh kecanduan judi online, serta untuk memastikan mereka bisa kembali menjalani kehidupan normal.
Pernyataan Muhadjir ini menunjukkan langkah proaktif pemerintah dalam mengatasi dampak negatif judi online yang semakin meresahkan masyarakat. Dengan memasukkan korban judi online ke dalam DTKS, pemerintah berharap mereka dapat menerima dukungan yang mereka butuhkan untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi dan sosial.
Selain itu, pembinaan psikososial diharapkan dapat membantu korban judi online mengatasi masalah kecanduan dan memulai kehidupan yang lebih baik. Ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan berkeadilan sosial.
Keputusan ini tentunya akan membutuhkan koordinasi yang baik antara berbagai lembaga pemerintah terkait, termasuk Kemensos, untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan dapat tepat sasaran dan efektif dalam membantu para korban judi online.
