Mohon tunggu...
KSMT56UNISMA
KSMT56UNISMA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Akuntansi/Universitas Islam Malang

Kandidat Sarjana Mengabdi-Tematik Kelompok 56 2022 Universitas Islam Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KSM-T 56 UNISMA: Sosialisasi mengenai Skabies dan Pedikulosis Kapitis di Pondok Pesantren Nurul Haromain Supiturang

2 September 2022   12:26 Diperbarui: 2 September 2022   12:31 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pondok Pesantren (Ponpes) sebagai lembaga tempat menuntut ilmu menjadi sarana berkumpulnya para santri dari berbagai daerah. Sayangnya, lingkungan pondok pesantren seringkali dihadapkan pada masalah kesehatan dan fasilitas yang kurang memadai. Hal ini berdampak munculnya berbagai penyakit infeksi menular, terutama penyakit skabies dan pedikulosis kapitis. Masalah ini mendapat sorotan dari Kandidat Sarjana Mengabdi Tematik (KSM-T) 56 Desa Bocek Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Hal inilah yang mendorong mahasiswa KSM mengadakan sosialisasi mengenai penyakit skabies atau gudig dan pedikulosis kapitis atau kutu rambut pada hari selasa (16/8/2022). Kegiatan sosialisasi bertempat di Pondok Pesantren Nurul Haromain.

Sosialisasi ini dikhusus kan bagi santri karena penyakit skabies dan pedikulosis kapitis ini banyak di jumpai di berbagai pondok pesantren, dikarenakan selalu hidup berdampingan dengan banyak orang di satu lingkup pondok pesantren dan juga adanya fasilitas atau kebersihan yang kurang diperhatikan di pondok pesantren. Penyakit skabies dan pedikulosis kapitis ini penyakit yang mudah menular, maka kegiatan sosialisasi yang di lakukan oleh mahasiswa KSM-T Kelompok 56 ini bertujuan mengedukasi para santri tentang penyebab timbulnya penyakit tersebut, bahayanya, cara pencegahan menular, dan juga cara penyembuhan dari penyakit skabies dan pedikulosis kapitis.

Skabies adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Tungau tersebut bereproduksi pada permukaan kulit, lalu masuk ke dalam kulit untuk bertelur, sehingga menyebabkan rasa gatal. Timbulnya rasa gatal dan keinginan menggaruk dapat lebih parah di malam hari. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah infestasi ulang dan mencegah penyebaran penyakit ini pada orang lain, yaitu :

  • Membersihkan pakaian dengan benar. 
  • Gunakan air sabun panas untuk mencuci semua pakaian, handuk, dan seprai yang digunakan dalam waktu tiga hari sebelum perawatan dilakukan. Keringkan pakaian tersebut dengan panas tinggi.
  • Pisahkan barang yang tidak bisa dicuci.

Cobalah untuk memisahkan barang-barang yang tidak dapat dicuci ke dalam kantong plastik tertutup dan letakkan di tempat yang terpisah, seperti garasi. Diamkan selama beberapa minggu agar tungau mati setelah beberapa hari tidak mendapatkan makanan

  • Hindari kontak dengan orang yang terinfeksi.

Skabies dapat diobati dengan menggunakan beberapa jenis obat. Beberapa krim dan losion bisa didapatkan melalui resep dokter. Obat kudis biasanya dioleskan di sekujur tubuh, dari leher ke bawah, lalu dibiarkan selama setidaknya 8 jam.

Pedikulosis kapitis adalah penyakit yang di disebabkan oleh Pediculus humanus capitis adalah serangga parasit yang habitatnya di kepala manusia yang hidup dengan cara mengisap darah manusia. iri khas terjadinya gigitan kutu adalah terbentuknya papula (benjolan kulit) yang berwarna merah disertai dengan gatal-gatal, kulit akan membengkak disertai dengan pembentukan cairan. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk membantu mencegah dan mengendalikan penyebaran kutu kepala :

  • Hindari kontak (rambut ke rambut).
  • Jangan berbagi pakaian seperti topi, syal, mantel, seragam olahraga, pita rambut, atau jepit rambut.
  • Jangan berbagi sisir atau handuk.

Cara mengobati penyakit pedikulosis capitis ini dengan cara mengoleskan obat kutu (pediculicide) sesuai dengan instruksi yang terkandung dalam kotak atau cetakan pada label. Jika orang yang terinfeksi memiliki rambut yang panjang (lebih panjang dari bahu), perlu menggunakan 2 botol.

(Dokpri)
(Dokpri)

KSM-T Kelompok 56 Desa Bocek yang berada di bawah koordinasi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Ibu Eny Widyawati S.AB., M.AB. melaksanakan sosialisasi tentang penyakit skabies dan pedikulosis kapitis ini diperlukan agar para santri bisa sadar atas kesehatan dan kebersihan di Pondok Pesantren.
Pondok Pesantren (Ponpes) sebagai lembaga tempat menuntut ilmu menjadi sarana berkumpulnya para santri dari berbagai daerah. 

Sayangnya, lingkungan pondok pesantren seringkali dihadapkan pada masalah kesehatan dan fasilitas yang kurang memadai. Hal ini berdampak munculnya berbagai penyakit infeksi menular, terutama penyakit skabies dan pedikulosis kapitis. Masalah ini mendapat sorotan dari Kandidat Sarjana Mengabdi Tematik (KSM-T) 56 Desa Bocek Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Hal inilah yang mendorong mahasiswa KSM mengadakan sosialisasi mengenai penyakit skabies atau gudig dan pedikulosis kapitis atau kutu rambut pada hari selasa (16/8/2022). Kegiatan sosialisasi bertempat di Pondok Pesantren Nurul Haromain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun