Mohon tunggu...
Fani Damayanti
Fani Damayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjuangan Kehidupan Keluarga Seorang Cleaning Service Untuk Menghidupi Keluarganya

13 April 2024   21:27 Diperbarui: 15 April 2024   15:26 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Kondisi dalam rumah) sumber: dok pribadi

Ibu Safitri adalah seorang penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), yang tinggal di Kecamatan Pontianak Timur, Desa Tembelan Sampit, beliau sudah berusia 37 tahun, ibu tersebut bekerja sebagai pengurus rumah tangga namun juga berjualan sembako di rumah, pendidikan terakhir ibu tersebut adalah SMA, suami ibu Safitri bernama pak Haryanto yang bekerja sebagai cleaning service, namun sekarang sedang dalam keadaan sakit saraf, selama sakit pak Haryanto tidak bekerja selama 6 bulan.

Jumlah orang yang tinggal di rumah sebanyak 6 orang dengan 6 tanggungan, ada pun orang- orang tinggal di rumah tersebut terdiri dari kepala rumah tangga, ibu rumah tangga, dan 4 orang anak, anak pertama berumur 12 tahun sekarang sedang duduk di bangku kelas 6 SD, anak kedua berumur 9 tahun duduk di bangku kelas 3 SD, anak ketiga berumur 8 tahun dan sekarang duduk di bangku kelas 2 SD, sedangkan anak terakhir berumur 3 tahun.

Taraf hidup rumah tangga beserta kondisi rumah dan aset yang dimiliki

Pendapatan total bapak Haryanto yang merupakan cleaning service di sucofindo sebesar Rp2.000.000,00 per bulan namun untuk pendapatannya tidak menentu dikarenakan menggunakan sistem kontrak, dan dapat diperpanjang jika sudah habis masa kontrak, untuk sekarang pak Haryanto tidak sedang aktif bekerja karena sakit dan sedang dalam masa pemulihan, didalam  masa pemulihannya bapak Haryanto terkadang tetap memaksakan diri nya untuk berangkat kerja, maka dari itu bu Safitri mencari pekerjaan sampingan dengan berjualan sembako di depan rumahnya supaya mereka tetap dapat bertahan hidup, pendapatan sehari paling banyak sebesar Rp150.000,00 jika ramai yang membeli barang kebutuhan di toko ibu Safitri, namun jika sepi maka pendapatan bisa dibawah Rp100.000,00 dan bahkan bisa tidak mendapatkan penghasilan sama sekali jika tidak ada satu pun yang membeli barang kebutuhan di toko ibu Safitri.

Selain itu mereka juga mendapatkan bantuan sosial berupa BPNT dan PKH, bantuan untuk anak sekolah dan balita, bantuan BPNT didapatkan secara tunai pada tahun 2023 dan bisa didapatkan saat dua bulan sekali dengan total bantuan sebesar Rp400.000,00 untuk saat ini BPNT tidak lagi diberikan dengan  berupa barang melainkan diganti dengan uang tunai, bantuan tersebut didapat sejak dari tahun  2020-sekarang, pada saat tahun 2020 BPNT diberikan secara non tunai atau berupa barang dan sembako seperti beras 10 kg per bulan, bawang merah dan bawang putih per 1 kilo, 1 kg ayam, 1 kg kentang serta lainnya, jika bantuan tersebut ditunaikan maka besar Bantuan Pangan  Non Tunai tersebut sebesar Rp200.000,00. Bantuan PKH berupa tunai didapat mulai dari tahun 2020-sekarang, di tahun 2020 total bantuan sebesar Rp650.000,00 didapatkan 3 bulan sekali, sedangkan dari tahun 2023-sekarang total bantuan nya berubah menjadi Rp450.000,00  didapatkan 2 bulan sekali, dan terkadang penyalurannya tidak menentu. Jadi di tahun 2024 ini  total keseluruhan bantuan yang mereka peroleh secara tunai sebesar Rp850.00,00 per dua bulan sekali.

Sesuai informasi yang telah didapatkan pengeluaran keluarga tersebut selama 1 bulan sebesar Rp1.000.000,00- Rp1.500.000,00 digunakan untuk makan sehari-hari dan kebutuhan lainnya. Bantuan yang telah didapatkan sangat membantu untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Untuk frekuensi makan dalam satu hari sebanyak 2-3 kali sehari. Status rumah yang dimiliki bukan milik sendiri atau bukan sewa melainkan milik orang tua ibu Safitri yang keberadaan orang tua nya sekarang sudah di daerah Pemangkat, luas rumah dengan panjang 10 m2, lebar 3 m2, tanah bukan milik pribadi melainkan milik keluarga dengan panjang 11 m2 lebar 3 m2, dinding rumah setengah tembok, atap rumah seng, lantai rumah keramik, jumlah ruang sebanyak 3 ruang, terdiri dari 1 ruang tamu yang di jadikan toko, 1 kamar tidur yang ukurannya tidak luas, dan 1 toilet, untuk dapur nya berada di lorong-lorong dekat toilet tidak mempunyai ruang khusus dapur.

(Kondisi dalam rumah) sumber: dok pribadi
(Kondisi dalam rumah) sumber: dok pribadi
Sumber air minum mereka adalah air hujan, air hujan tersebut mereka masak terlebih dahulu baru diminum, sesuai informasi yang telah kami peroleh mereka tidak menggunakan air galon sebagai air minum walaupun harga nya terbilang tidak mahal namun untuk menghemat pengeluaran mereka menggunakan apa yang ada untuk diminum, sumber air  mandi adalah parit di depan rumah, kondisi air tersebut cukup kotor dan tidak jernih, tempat mandi dan cuci juga di parit dan terkadang di sungai kapuas, tempat bab di wc sendiri dengan  setic tank, tempat cuci dan mandi tidak di wc karena agar hemat air dan listrik sehingga tidak menambah biaya tanggungan.

(Kondisi parit tempat mandi dan mencuci) sumber: dok pribadi
(Kondisi parit tempat mandi dan mencuci) sumber: dok pribadi

Kondisi di sekitar rumah nya berdekatan dengan tetangga tidak ada jarak yang membatasi antara rumah ibu Safitri dan tetangganya, bakar-bakar yang digunakan untuk masak sehari-hari adalah gas yang berukuran 3 kg yang digunakan selama 1 bulan, jenis penerangan nya adalah lampu listrik, tempat berobat di puskesmas dengan jarak 750 m dari rumah ke puskesmas, daya  listrik sebesar 450 watt untuk 1 bulan mereka mengisi token listrik sebesar Rp100.000,00

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun