Nama : Yandy Laurens
TTL : Makassar, 9 April 1988
Profesi : Sutradara, penulis skenario
Pendidikan : Institut Kesenian Jakarta (IKJ)
Instagram. : @yndlaurens
Perjalanan Pendidikan dan Karir
Perjalanan seorang Yandy Laurens untuk menjadi sutradara tidaklah mudah. Pada saat ia kelas 12, temannya menyuruh Yandy untuk membuat skenario, hal ini disebabkan pada saat itu ada Ujian Bahasa Indonesia dan menampilkan sebuah drama dalam bentuk teater. Tentu hal ini digarap oleh Yandy, tetapi pada masa latihan Yandy Laurens terkena penyakit campak dan mengharuskan ia untuk beristirahat. Tetapi, rasa tanggung jawab seorang Yandy Laurenslah membuat ia bergegas kembali ketempat latihan pada malam hari, pada saat itu hanya menggunakan jaket hitam dan sarung.Hal ini dikarenakan Yandy ingin menampilkan drama tersebut dengan maksimal dan sesuai dengan pikirannya. Meskipun, tetap harus menyutradarai teater tersebut, Yandy tetap menjaga kesehatan teman-temannya dengan menjaga jaraknya sejauh 10 Meter agar latihan berjalan dengan baik dan para aktor tidak tertular penyakit. Yandy berhasil menyelesaikan tugasnya sebagai sutradara dan mendapat uang sebanyak 300 ribu dari temen-temennya untuk ucapan terima kasih.
Setelah SMA Yandi melanjutkan studi di IKJ. Dari situ Yandy menyukai penulis skenario dan sutradara pada saat semester 5. Hal ini dikarenakan rasa potensi tadi pada masa SMA, ditambah lagi dengan buku menjadi sutradara yang ditulis oleh salah satu dosen di IKJ, hal ini membuat Yandy ingin masuk ke IKJ. Yandy mulai belajar menulis skenario di semester 2 pada kelas penyutradaraan bersama Armantono. Ia mendalami materi pada saat di diklat yang dibuat oleh Armantono. Pada saat itu, Armantono percaya formal nulis naskah 3 babak saja dengan sudut pandang Aristoteles.
Yandy kemudian memperluas ilmu menulisnya setelah film keluarga cemara, ia mengembangkan penulisan naskah dalam 8 sequence. Tentu saja ilmu 8 sequence tersebut Yandy Laurens terapkan pada film "Jatuh Cinta Seperti di Film-Film. Hal inilah yang membuat tulisan Yandy Laurens begitu unik dan menarik untuk dilihat.
Prestasi
Yandy meraih Piala Citra pertama di Festival Film Indonesia 2012 untuk kategori Film Pendek Terbaik. Piala Citra kembali diraihnya di Festival Film Indonesia 2019 untuk kategori Skenario Adaptasi Terbaik untuk film Keluarga Cemara yang ia tulis bersama Gina S. Noer.
Di antara karyanya yang lain, pada tahun 2017, Yandy Laurens merilis web series bertajuk Sore: Istri dari Masa Depan. Serial ini ditayangkan di channel YouTube Tropicana Slim. Film lain yang pernah dibuat Yandy Laurens adalah The Best Journey of All Time. Dia akan membuat serial tersebut pada tahun 2022. Selain itu, pada tahun 2022 Yandy Laurens akan bermitra dengan Starvision Plus untuk serial Lost in Love. Serial ini menceritakan kisah cinta karakter Satria yang cukup rumit. Film berikutnya, Falling in Love, Like in the Films, akan dirilis pada 30 November 2023. Film ini menceritakan kisah cinta seorang penulis skenario film dan seorang teman SMA yang ia temui hingga saat ini.
