Mohon tunggu...
Fania rachma
Fania rachma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

seorang perempuan yang memiliki ketertarikan untuk membuat suatu karya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Beberapa Kegiatan Produktif Pasien RSJ Marzoeki Mahdi Ini Bisa Menjadi Sebuah Inspirasi untuk Mengisi Waktu Luang Loh!

24 Juni 2024   05:00 Diperbarui: 24 Juni 2024   05:28 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di Selasa pagi, pada 4 Juni 2024, Saya Fania Rachma Putri seorang mahasiswa Universitas Pakuan dari fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Budaya (FISIB) program study Ilmu Komunikasi, telah melaksanakan sebuah observasi bersama ke Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi.  Tempat ini letaknya sangat strategis serta terjangkau yang berada di alamat Jl. Dr. Semeru No.114 , Bogor, Jawa Barat. 

Kami observasi  ke tempat ini karena ingin melakukan tugas akhir yang dibimbing oleh Dosen mata kuliah kami yaitu Pak Sandy, diketuai oleh Widya Bunga Lestari, dan dilaksanakan bersama dengan anak-anak semester 2 serta teman-teman FISIB ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana mereka berkomunikasi. Dimana, dengan kata lain acara kegiatan ini diadakan dengan tujuan untuk mempelajari, memahami serta menambah pengetahuan kita tentang individu dengan kesehatan mental. 

Acara ini sudah bisa dibilang terstruktur sangat rapi karena persiapannya yang cukup matang dan terkoordinasi. Beberapa minggu sebelum dimulainya acara, saya dan teman-teman kelas, termasuk teman-teman FISIB, sudah diberikan sedikit gambaran mengenai kegiatan yang akan dilakukan, seperti mewawancarai narasumber (pasien-pasiennya, perawat disana serta para staf) dan pemberian edukasi melalui seminar tentang kesehatan mental dari pihak rumah sakit.

Kegiatan awal yang dilakukan saat acaranya dimulai adalah sebuah sambutan dan sedikit seminar tentang tempat ini, kegiatan penyambutan ini membutuhkan waktu sekitar kurang lebih 30 menit. Setelah kegiatan penyambutan selesai, saya dan teman-teman kelas serta FISIB, secara berkelompok dibimbing oleh pihak rumah sakit untuk mendatangi masing-masing ruangan yang sudah ditentukan sejak awal, di ruangan-ruangan itulah kita melakukan sesi wawancara kepada narasumber sesuai ketentuan dari kelompok masing-masing. Kelompok saya sendiri ditempatkan di ruangan pasien stabil yang bernama ruangan Drupadi, di ruangan ini kami bebas memilih ingin mewawancarai siapa dengan waktu yang terbatas.

Sesampainya di ruangan Drupadi, kelompok saya akhirnya memilih untuk mewawancarai salah satu dokter yang bernama dr. Abdul Ajis, dimana dokter mengatakan bahwasannya, pasien disini bangun pagi dari jam 5 subuh, mereka sudah harus melakukan aktifitas tertentu, lalu mereka kembali tidur di waktu pukul 8 malam. 

Setelah mewawancarai dokter, kami juga mewawancarai salah satu pasien pria yang bernama James Carson, kami mewawancarai James secara berkelompok dan bergantian, untuk pertanyaan yang kami berikan kepada James itu hanya seputar kegiatan sehari-hari ia disini, kegiatan yang paling disuka, hobinya dan lain-lain. 

Pertanyaan-pertanyaan itu ditanggapi dengan senang hati oleh James, pria itu berkata ia memiliki hobi bermain bola kaki, untuk kegiatan sehari-hari yang rutin ia lakukan adalah bangun pagi jam 5, beribadah pagi, sarapan, senam pagi, mengurus tanaman, makan siang, membaca kitab suci dan belajar agama dengan guru khusus. Menurut James Carson pelayanan disini sangatlah nyaman, ia merasa seperti dirumah sendiri, ia juga memberi informasi tambahan tanpa harus kami tanya, seperti "di satu ruang kamar tidur itu sudah pasti diisi oleh maksimal 3 orang." ujarnya.

Setelah melakukan kegiatan wawancara di ruangan tersebut, kami bergabung kembali dengan teman-teman kelas dan FISIB disatu aula berkumpul untuk mendapat sebuah seminar edukasi seputar kegiatan terapi lain yang sangat membantu perawatan motorik dan fokus mereka. Para pasien yang memiliki masalah tingkat motorik dan kefokusan yang kurang, biasanya akan masuk ke kegiatan kelas terapi ini untuk dilatih fokusnya hingga mereka kembali stabil. 

Kelas-kelas ini dibagi menjadi 7 kelas yaitu kelas gerabah, kelas menggambar, kelas hidroponik, kelas tata boga, kelas telor asin dan kelas membuat kerajinan tangan. Kelas-kelas ini memiliki ruangannya masing-masing, yang berfungsi agar pasien bisa belajar lebih banyak hal serta melakukan kegiatan yang lebih produktif, para pasien bisa masuk ke kelas-kelas tersebut sesuai minat dan bakat mereka, tetapi ada juga yang dilihat juga dari permasalahan sang pasien.

Masing-masing dari kelompok yang sudah ada, pasti mendapatkan jatah mengunjungi ruang kelas yang berbeda-beda. Untuk kelompok saya, kami ditempatkan di kelas gerabah, kelas gerabah adalah ruangan dimana pasien-pasien melatih motoriknya dengan membuat barang-barang dari gerabah. Gerabah sendiri adalah keramik yang dibuat dari tanah liat yang kemudian dibakar untuk menghasilkan barang-barang seperti pot, vas, atau barang pecah belah lainnya. 

Biasanya hasil dari kreativitas mereka akan dipajang di satu tempat, akan tetapi sebagian dari mereka bahkan ada yang menjual kembali hasilnya. Efek dari kegiatan produktif ini biasanya akan terbawa setelah pasien sudah stabil dan pulang, mereka akan menjadikan hal ini kebiasaan nya atau bahkan bisa sampai dijadikan sebuah bisnis untuk mata pencahariannya

Di kelas-kelas ini mereka memiliki kelas inti yang dijadwalkan hanya 3 hari saja yaitu senin, selasa, rabu, sedangkan untuk hari kamisnya, itu akan diisi dengan ekstrakulikuler wajib yaitu senam atau menyanyi, dan di hari jumat nya akan ada kegiatan kerohanian atau pengajian.  Widya Bunga Lestari atau ketua pelaksana acara ini, menyukai semua kelas yang ada, “cuma yang paling aku suka itu kegiatan yang tata boga sama bikin keramik, kalau tata boga.. mereka itu memasak, yang dimana hasil masakannya akan  mereka jual kan, menurut aku itu bermanfaat banget dan bisa dipraktekan di luar kegiatan rumah sakit, aku senang aku bisa membeli hasil produksi mereka, mereka semua tersenyum. buat yang keramik, aku denger-denger dari temen yang ke kelas keramik, keramik hasil tangan mereka itu dipamerin, bagus-bagus banget” ujarnya.

Dari kegiatan-kegiatan diatas, baik kegiatan dari keterangan James Carson, si pria dari ruangan Drupadi, sampai kegiatan di kelas-kelas terapi sebelumnya, itu sangat  memiliki banyak sekali manfaat untuk saya, anda, dan teman-teman kelas serta FISIB. Kegiatan-kegiatan itu sangat lah mudah,menarik dan enjoy untuk kita lakukan di waktu luang kita, tetapi itu semua balik lagi ke niat kita untuk mau melakukannya. Kegiatan di kelas terapi bisa menjadi dorongan agar kita juga mau belajar melakukan itu, karena kegiatan produktif itu bisa kita jadikan inspirasi sebuah usaha kalau kita ingin, dengan melibatkan diri dalam kegiatan seperti ini, kita bisa belajar untuk lebih menghargai waktu luang dengan cara yang positif dan membangun. Hal ini juga mengajarkan nilai-nilai seperti kreativitas, ketekunan, dan rasa pencapaian yang bisa memberikan dampak positif pada kesehatan mental dan emosional kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun