Hal ini menunjukkan bahwa roda perekonomian berputar kurang lebih merata di semua sektor ekonomi. Pada kuartal ketiga, manufaktur meningkat sebesar 4,8% (y/y), sebagian besar didorong oleh industri hilir sumber daya alam. Industri logam dasar mengalami peningkatan sebesar 20,2% (tahun ke tahun), dan pertumbuhan masing-masing sebesar 8,1% dan 13,4% pada industri tekstil, garmen, alas kaki, dan barang dari kulit. (YoY). Kualitas pemulihan ekonomi tersebut sejalan dengan kuatnya pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh kondisi ketenagakerjaan yang membaik pada Agustus 2022. Tingkat pengangguran secara umum menurun dibandingkan dengan periode yang berakhir pada Agustus 2021, dan rentang waktu mulai Agustus 2021 dan berakhir pada Agustus 2022 dapat menampung hingga 4,25 juta tenaga kerja.
PENGARUH INFLASI TERHADAP KESTABILAN PEREKONOMIAN DI INDONESIA
Berdasarkan hal tersebut di atas, inflasi memiliki dampak yang besar terhadap stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Murni (2006) berpendapat bahwa inflasi yang berlebihan tidak mendukung kemajuan ekonomi suatu negara. Pertumbuhan ekonomi menurun ketika inflasi meningkat. Namun, jika inflasi turun, ekspansi ekonomi negara juga akan turun. Misalnya, COVID-19 menyebabkan penurunan inflasi tahun ini, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia juga melambat. Lalu, apa dampak inflasi terhadap pembangunan dan stabilitas ekonomi, dan apa masalahnya di sini?
Meningkatnya inflasi, yang masih cukup lazim, dapat memotivasi produsen untuk meningkatkan output. Hukum penawaran menyatakan bahwa ketika tingkat harga naik, penawaran juga akan naik. Produsen akan didorong untuk meningkatkan output mereka sebagai hasilnya. Bahkan jika inflasi meningkat, pembangunan ekonomi tidak akan dipercepat jika daya beli masyarakat tidak cukup memburuk dan harga konsumen tetap terjangkau karena inflasi yang rendah. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa inflasi secara signifikan mempengaruhi stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. (Ardiansyah ProgramiStudiiPendidikanlEkonomi et al., n.d.)
PENGARUH INFLASI TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA
      Pada umumnya inflasi juga memicu perkembangan impor yang lebih cepat. Dan hubungan inflasi dengan ekspor dapat dikatakan negatif, kecenderungan ini merupakan salah satu efek inflasi yaitu inflasi menyebabkan harga-harga barang dalam negeri lebih mahal dibanding harga barang di luar negeri yang berakibat pada permintaan valuta asing bertambah. Hal ini juga menyebabkan harga barang ekspor lebih mahal sehingga inflasi cenderung mengurangi jumlah ekspor dan berakibat penawaran valuta asing berkurang.
      Jika terjadi kenaikan harga barang di dalam negeri maka masyarakat akan cenderung mencari alternatif tawaran dari negara lain yang lebih murah atau menabung uang yang dimiliki. Akibatnya impor meningkat dan ekspor menurun serta permintaan mata uang asing meningkat sejalan dengan peningkatan produk yang diminta. Hal ini mengakibatkan nilai tukar yang berada di dalam negeri terdepresiasi. Tingginya minat masyarakat Indonesia terhadap barang luar negeri dan kurangnya barang ekspor yang dimiliki Indonesia mempengaruhi tingkat inflasi di Indonesia terhadap nilai tukar rupiag atas dolar amerika serikat.  (BR Silitonga et al., 2019)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H