Mohon tunggu...
Fania Layla Sabrina
Fania Layla Sabrina Mohon Tunggu... Perawat - Mahasiswa

keperluan tugas kuliah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemerataan Transportasi Umum berbasis Rel di Indonesia Untuk Mengurangi Polusi Serta Kemacetan

22 Agustus 2023   22:23 Diperbarui: 22 Agustus 2023   23:03 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak mempunyai transportasi publik atau system' lalu lintas yang tidak baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk, misalnya Jakarta dan kota-kota besar lainnya.

Kemacetan lalu lintas pada akhirnya berdampak negatif sebab menimbulkan polusi udara. Daerah-daerah yang rawan kemacetan maka semakin tinggi tingkat pencemaran udara yang ditimbulkan, sebab pembakaran bensin dalam kendaraan bermotor merupakan lebih dari separuh penyebab polusi udara.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi dua hal tersebut adalah dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan menggantinya dengan transportasi umum. Seperti transportasi umum berbasis rel. Selain untuk mencegah terjadinya kemacetan menggunakan transportasi umum berbasis rel juga dapat mengurangi adanya polusi udara

Upaya lainnya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah polusi udara adalah memaksimalkan fungsi transportasi umum. Bila banyak pengemudi kendaraan pribadi yang beralih menggunakan moda transportasi umum, maka jumlah kendaraan bermotor di jalan akan berkurang drastis sehingga emisi kendaraan pun akan berkurang. Hal ini pula yang membuat pemerintah serius meningkatkan pelayanan MRT dan KRL supaya makin banyak orang yang tertarik menggunakan moda transportasi umum tersebut.

Transportasi berbasis rel jauh lebih ramah lingkungan karena konsumsi energi kereta lebih rendah serta minim emisi gas buang CO2 dibandingkan dengan moda darat, laut dan udara. Kebutuhan lahan juga relatif lebih kecil dibanding pembangunan jalan tol atau jalan bebas hambatan lainnya.

Kereta api,MRT,KRL dan sistem transportasi rel lainnya memiliki kapasitas yang besar dan mampu mengangkut lebih banyak penumpang daripada kendaraan pribadi. Hal ini dapat mengurangi jumlah mobil di jalan serta emisi gas yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor.

Sistem transportasi rel cenderung lebih efisien dalam mengangkut banyak penumpang atau kargo sekaligus, mengurangi jumlah kendaraan bermotor di jalan raya. Hal ini dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan polutan udara lainnya. Selain itu, sistem rel juga dapat mengurangi kemacetan dengan mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang berada di jalan, serta meminimalkan waktu perjalanan yang dihabiskan dalam antrian lalu lintas.

Namun sistem transportasi berbasis rel juga memiliki kekurangan, kelemahan moda transportasi kereta api antara lain:

1. memerlukan fasilitas sarana dan prasarana yang khusus, yang tidak bisa digunakan untuk moda transportasi lain,

2. membutuhkan investasi, biaya operasi, biaya perawatan, dan tenaga yang cukup besar, dan

3. pelayanan orang dan barang hanya terbatas pada jalurnya.

Penting untuk mempertimbangkan berbagai aspek ini saat merencanakan dan melaksanakan pemerataan transportasi berbasis rel. walaupun begitu langkah ini merupakan langkah yang baik untuk tujuan mengurangi polusi dan kemacetan, namun untuk menghilangkan kemacetan dan polusi tidak cukup langkah itu saja, masih banyak yang harus kita lakukan, contoh nya perubahan penggunaan energi, edukasi kesadaran masyarakat tentang energi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun