Mohon tunggu...
Fani Ainun Miyadi
Fani Ainun Miyadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akuntan

Menulislah maka kau akan abadi selamanya!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mencari Arti Bahagia

16 November 2024   21:38 Diperbarui: 16 November 2024   21:58 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa yang sebenarnya manusia cari sampai mati-matian? hampir kebanyakan dari kita mengejar kebahagiaan. Kebahagiaan dengan standar dan definisi yang berbeda tiap-tiap manusia. Ada yang mendefinisikan dengan kebebasan finansial, maka fokusnya mendapatkan dan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. 

Ada yang mendefinisikan dengan pengakuan, mendapatkan cinta, dan kebebasan dari masalah. Namun, tidak akan ada yang bisa mendapatkan kebahagiaan atas izin Allah. 

Menurut kalian siapa sebenarnya orang yang paling bahagia dunia? akan ada banyak perdebatan. Lalu, siapa yang paling bahagia di akhirat? tentu saja para penghuni surga. Lantas, bagaimana ciri penghuni surga? Mereka yang jiwanya sudah tenang selama di dunia. Jika masih ada perasaan galau, khawatir, sedih, dan masih menggebu-gebu senangnya maka itu bukan ciri penghuni surga. 

"Dan Sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar"

Lalu, kebahagiaan itu seharusnya bagaimana? Definisi bahagia bukan berarti ketika kita tidak punya masalah,Bahagia bukan berarti jika masalah selesai, Bahagia bukan berarti kalau semua keinginan terwujud. 

Mindset yang benar dengan definisi bahagia sesuai Al-Qur'an adalah dengan mengubah pola pikir bahwa kita bahagia jika selalu siap menerima kejadian atau ujian, siap menjalani ujian,dan ubah fokus untuk mewujudkan keinginan Allah dalam menjalani kehidupan.

Seringnya setiap kita ditempa masalah kebanyakan mengatakan kepada kita untuk bersabar. Tetapi, kita tidak tau bagaimana sabar yang seharusnya. Sabar berarti menerima segala kejadian karena kita paham segala bentuk kejadian terjadi atas izin Allah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun