Setahun setelah Liza menikah, akhirnya dikaruniai seorang putera. Pada saat yang sama pula, tawaran demi tawaran untuk menulis buku dan permintaan pesanan mainan dari perusahaan lokal dan luar negeri berdatangan. Kegalauanpun menerpanya saat itu. Bukan maksud tidak ingin memenuhi tawaran tersebut, tapi Liza terpaksa menolaknya dengan kesadaran penuh bahwa untuk saat ini dia masih belum mampu menjalani hal tersebut. Selain karena kondisi fisik yang masih belum memungkinkan dan juga tidak mempunyai SDM yang sekiranya bisa membantunya. Justru saat itu, perhatian dan tanggungjawabnya beralih kepada bayi yang baru dilahirkannya, Ammar Anzarahman (3 tahun). Bahkan sempat terlintas dalam benaknya betapa bodoh dan kecewa dirinya atas penolakan dari kesempatan yang telah datang saat itu. Apalagi kesempatan baik tersebut datang sendiri padanya tanpa dia minta. Namun keberadaan Ammar, anaknya yang merupakan anak luar biasa dengan kecerdasan otak kanan yang super aktif, membuatnya tersadar atas sesuatu.
Dengan kondisi fisiknya dimana tulang panggulnya tinggi sebelah dan ruas tulang yang berputar sekian derajat serta pecah discuss yang sebenarnya diperkirakan akan menyebabkannya lumpuh, namun Allah memberikan mukjizat. Liza bisa melahirkan anak-anak sempurna dengan persalinan normal yang mudah yaituAmmar dengan berat lahir 3,68 kg dan panjang 51cm dan anak keduanya Halim Rizanursalam (sekarang 6 bulan) dengan berat lahir 3,7 kg dan panjang 52cm.
"Untuk inilah saya harus hidup. Allah memberi hal-hal yang sangat saya inginkan dalam satu waktu yaitu anak dan kesuksesan karir. Padahal secara fisik saya tidak mampu. Namun akhirnya saya pilih anaklah yang utama". Ujarnya kala itu.
Saat ini Liza mencurahkan perhatiannya penuh kepada pertumbuhan dan pendidikan kedua anaknya. Liza mulai mengikuti beragam komunitas melalui dunia maya, Liza juga mulai tergabung dalam komunitas HHBF, komunitas bento, komunitas flanel ctafters dan aktif mencari berbagai informasi serta mengupayakan secara pribadi homeschooling bagi anak-anaknya.
[caption id="attachment_417289" align="aligncenter" width="400" caption="Penerapan Homeschooling Liza pada Ammar (doc:Liza)"]
"Saya tidak ingin hanya mewariskan nama dan ketenaran untuk anak-anak Saya, tapi juga kesadaran bagi mereka bahwa ibu mereka ada sepenuhnya untuk mereka. Bukan tidak mungkin suatu hari Saya akan berhadapan dengan kenyataan bahwa Saya harus mencari nafkah secara mandiri untuk anak-anak Saya, tapi itu nanti. Saya tidak hendak memikirkan itu dulu. Buat Saya apa yang sudah berlalu, tidak perlu disesali dan apa yang belum datang tidak perlu dicemaskan. Jalani hidup sebaik-baiknya hari ini. Orang tua mana yang tidak ingin mendelegasikan materi dan kesuksesan untuk anak-anaknya. Saya sendiri pun ingin melakukan itu semua. Tetapi tidak banyak anak-anak yang kemudian merasa bahagia terhadap warisan orang tuanya. Saya ingin suatu saat anak-anak Saya cukup mengerti dan terlebih dahulu siap untuk menerimanya". Ujarnya kepada Penulis saat itu.
Seperti kita ketahui, saat ini tidak banyak ibu di negeri ini yang berani untuk mengubur semua cita-citanya, hanya demi sebuah keluarga. Mimpi dan harapan untuk meraih pendidikan sampai S2, sekolah kuliner, bisa kembali bekerja pun masih ada dalam benak Liza. Namun hidup keduanya mengajarinya untuk berhenti sejenak dan melihat apa yang sesungguhnya harus dia lakukan. Hidupnya tak ingin mandeg dan meratapi apa yang telah terjadi padanya. Justru karena itu dia ingin terus bergerak maju dengan belajar tanpa batas dalam segala hal. Mulai belajar menjadi Ibu dan istri yang baik dengan segala kemampuan yang dimilikinya walaupun penuh keterbatasan. Tak hanya itu, dia ingin bisa dan mampu menciptakan sertamendidik anak bangsa mulai dari keluarga kecilnya terlebih dahulu. Sehingga mampu menghasilkan generasi penerus yang berakhlak mulia dan beradab. Kesuksesan baginya adalah menjadi istri yang sholehah, menjadi ibu rumah tanggayang baik dan fokus pada anak-anak untuk mendidik mereka menjadi pribadi dan jiwa yang sholeh. Pada intinya adalah menerapkan ilmu parenting yang baik dimulai dari lingkungan keluarga kecil untuk menghasilkan generasi-generasi penerus yang mempunyai akhlak dan pribadi serta pendidikan yang unggul di masa depan demi pembangunan bangsa yang lebih maju dan beradab.
Menjadi seorang ibu rumah tangga, tanpa asisten rumah tangga, liza menjalani kesehariannya dengan lebih bahagia saat ini. Dia menolak semua yang bisa dibanggakan sebagai perempuan yaitu mandiri secara finansial, mempunyai karir cemerlang, bisa sharing dunia kerja dan achievement lainnya. Tetapi semua itu adalah pilihan dari pribadi masing-masing karena ada pencapaian yang mereka kejar dan mereka raih. Liza percaya yang membuat parameter kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup adalah diri sendiri. Meski orang lain mungkin memandangnya tidak demikian.
Ujian demi ujian dia terima selama hidupnya. Semuanya harus dilalui dengan proses karena perjuangan bukanlah semata-mata membicarakan hasil. Bersama keluarga kecilnya, impian memiliki rumah sendiri, menata kehidupan baru dan pencapaian-pencapaian lain hingga menciptakan rumah yang bukanlah mewah tetapi rumah yang penghuninya berbahagia. Baginya prestasi tidak dinilai dengan banyaknya penghargaan yang didapat tapi cukup dengan pujian-pujian kecil dari anak dan suaminya.
“In that condition, Im not chasing for a glam anymore, though surely...i'm eager to taste it sometimes..and i will somehow.”ucapnya.
Dia pernah berkata dalam blognya, “Bila anda saat ini mengalami hal yang sama dengan saya, saya ingin anda bangkit dan berkata bahwa, “Saya berhasil melampaui ujian, dan saya siap diuji dengan test berikutnya. Saya ingin Anda bahagia dengan apa adanya.”
Baginya yang menjadikan diri kita berbeda dengan orang lain adalah sebuah pilihan yang kita ambil dalam hidup. Setelah menjalani hidup keduanya ini, Liza berusaha menjadi pribadi yang bahagia dengan parameternya sendiri yaitu "Saya bahagia ketika orang lain bahagia". Bahagia dengan keluarga dan anak-anaknya. Liza berusaha menjalankan agamnya dengan baik. Dunia itu hanyalah singgahan semata, oleh karena itu baginya prestasi terbesar adalah keluarganya. Karena Liza belum mampu bersinar keluar, maka Dia berusaha untuk bersinar ke dalam dengan menjadi pribadi yang selalu belajar dan belajar tanpa henti serta menutupi kekurangan yang dimilikinya saat ini dengan kelebihan lain yang dia punya.
Dengan segala kekurangan yang dimilikinya, Liza tak melupakan jati dirinya sebagai wanita. Dia tetap memancarkan kecantikan alami yang dimilikinya baik sebagai istri maupun sebagai ibu dari dua anak balita. Tak hanya itu Liza pun tetap tak melupakan perawatan dirinya dengan menggunakan produk Citra yang membantunya tetap tampil cantik dalam keseharian. Melakukan pekerjaan rumah tangga sendiri seperti mencuci dan memasak tentu akan membuat kulitnya terlihat kusam dan kering. Apalagi ketika beraktivitas dan bermain bersama anak-anaknya dengan beragam mainan yang edukatif, tentunya tetap memperhatikan perawatan kulit. Namun sebagai penggemar produk Citra, Liza selalu menggunakan Citra Lasting Glow Lotion dengan Mangir Jawa dan Minyak Zaitun untuk menjaga kelembutan kulit dan tampak lebih bercahaya sehabis melakukan kegiatan di rumah. Tidak hanya itu, sepulang dari beraktivitas di luar bersama keluarga pun, Liza tidak lupa selalu membersihkan wajahnya dengan produk Citra Spotless with Glow UV dengan perpaduan Beras Jepang dan Teh Hijau. Selain dapat menghaluskan kulit juga dapat membantu menyamarkan noda dan bekas jerawat. Ekstrak Teh Hijaunya dapat membuat kulit lebih sehat dan berseri dari dalam. Dengan citra cantik Indonesia, semoga kisah dibalik perjalanan hidup Liza untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki bisa menjadi inspirasi bagi wanita-wanita Indonesia.
[caption id="attachment_417477" align="aligncenter" width="484" caption="Sepulang Seminar Parenting dengan Ibu Septi Peni (Penemu Jarimatika dan Founder Institut Ibu Profesional), masih aktif mengurus anak dan rumah. Disela-sela kesibukannya, Liza menyempatkan diri menggunakan produk citra (doc: Liza)"]
[caption id="attachment_417478" align="aligncenter" width="281" caption="Produk citra yang Liza gunakan sehari-hari (doc: Liza)"]
“Cintailah apa yang Anda miliki sekarang dan berhentilah jumawa atau angkuh mengakui bahwa Anda bukan apa-apa tanpa ada yang mencintai dan Anda cintai.” Itulah slogan yang selalu Liza ungkapkan dalam hidupnya. Liza berharap agar semua wanita-wanita Indonesia tetap tampil cantik luar dalam dan tak perlu mengandalkan kesombongan demi ego semata.
Referensi:
http://www.catatanzahrabaru.blogspot.com
wawancara langsung dengan Liza Putri Sari