Mohon tunggu...
Fanesa maura
Fanesa maura Mohon Tunggu... Mahasiswa - Guru Bahasa Inggris dan Informatika

Penyuka hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandemi Covid-19: Belajar Daring Merdeka

23 September 2021   16:19 Diperbarui: 23 September 2021   16:22 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Covid-19 telah masuk ke Indonesia pada awal tahun 2020 dan telah menjadi pembahasan yang paling sering dibicarakan setiap orang. Covid-19 atau Virus Corona ini pertama kali terdapat di daerah Wuhan, China yang menyebar keseluruh dunia. Covid-19 ini mempunyai dampak yang cukup besar khususnya pada dunia Pendidikan yang mengharuskan melakukan proses pembelajaran dari rumah secara daring.

Sampai saat ini bidang pendidikan di Indonesia khususnya UNPAR masih terus melakukan proses pembelajaran secara daring dari rumah. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir tingkat penularan Virus Corona di Indonesia. Mulai dari TK, SD, SMP, SMA, bahkan Perguruan Tinggi melaksanakan proses pembelajaran daring dari rumah. 

Proses pembelajaran ini memanfaatkan beberapa teknologi digital seperti Laptop, Tablet, Smartphone, Komputer dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, ada pula beberapa media pembelajaran yang digunakan pada proses pembelajaran daring yaitu WhatsApp, Youtube, Zoom, Google Classroom, Google-Meet, Edmodo dan media yang dapat digunakan dalam pembelajaran lainnya.

Peserta didik perlu diberikan hak otonomi yang memungkinkan peserta didik tersebut dapat menentukan pilihannya dan pendidik perlu memberikan pilihan yang banyak. Selanjutnya diberikan kebebasan dalam mendeskripsikan menggunakan bahasa sendiri mengenai materi pelajarannya yang kemudian masing-masing peserta didik tersebut saling bertukar pikiran. 

Dan terakhir, pendidik akan mengevaluasi pembelajaran yang akan dilaksanakan. Singkatnya peserta didik diberikan kebebasan tetapi masih pada aturan dan masih ada makna belajar yang sesungguhnya. Hal tersebutlah yang dapat disebut dengan merdeka belajar daring.

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan perlu memberikan perkembangan pada peserta didiknya. Contohnya pendidikan mengajarkan untuk mencapai suatu perubahan dan dapat bermanfaat di Indonesia khususnya pada lingkungan masyarakat sekitar. Peserta didik diharapkan dapat memberikan manfaat pada lingkungan tempat tinggal, pada masyarakat luas dan yang paling penting dapat memberikan manfaat untuk lingkungan keluarga. 

Pendidikan juga diharapkan membuat rasa percaya diri peserta didik mengalami peningkatan yang tinggi, meningkatkan dan mengembangkan minat dan bakat yang ada pada diri peserta didik. Hal ini dikarenakan pendidikan hanya dianggap sebagai tempat untuk pengembangan aspek kecerdasan peserta didik saja, namun tidak diimbangi dengan kecerdasan dalam keterampilan maupun bertingkah laku dari peserta didik.

Maka langkah yang tepat untuk mencapai pendidikan yang ideal serta sesuai dengan kondisi saat ini dengan tujuan untuk mempersipkan generasi penerus bangsa yang cerdas, kreatif, tangguh dan memiliki karakter sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia, maka Merdeka belajar harus menjadi komitmen bersama. 

Agar memaksimalkan hak otonomi peserta didik dalam proses pembelajaran daring, peserta didik dipersilahkan untuk menyampaikan hasil materi pembelajara dengan cara masing-masing. Seperti dengan membuat rekaman suara, video, dan mindmap. Tidak hanya itu, peserta didik juga dapat memanfaatkan perangkat lunak Miscrosoft Office yaitu Power Point dengan membuat slide presentasi. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan materi yang berkaitan dengan mata pelajaran/mata kuliah peserta didik sehingga akan mengalami kemajuan dibidang digitalisasi. 

Tidak hanya itu, hal ini juga bertujuan untuk mengembangkan kreatif dan inovatif peserta didik dalam proses pembelajaran secara daring. Yang terakhir dari merdeka belajar di masa Pandemi Covid-19 yang dilakukan secara daring ini dapat ditinjau kembali supaya lebih memastikan tingkat kemampuan peserta didik.

Misalnya dengan meminta menjelaskan ulang mengenai materi/teori pembelajaran yang dibahas, meminta kritik dan saran dari peserta didik lain, memberikan konfirmasi serta memberikan apresiasi, membagikan hasil pembelajaran tersebut pada akun media sosial masing-masing peserta didik, dan kerabat bahkan orang tua juga sangat berperan dalam berlangsungnya proses pembelajaran secara daring pada masa Pandemi ini dengan cara memberikan kritik serta saran kemudian mengapresiasi hasil belajar dari peserta didik tersebut.

Yang paling penting dari istilah "Merdeka Belajar" proses pembelajaran yang dilakukan secara daring pada masa Pandemi ini adalah peran dari keluarga, teman, dan guru. Dengan adanya proses pembelajaran daring pada masa Pandemi ini, peran keluarga lebih besar daripada biasanya (Proses pembelajaran Luring/tatap muka) dalam proses pembelajaran peserta didik. 

Orang tua perlu mengawasi berlangsungnya proses belajar anak mereka, memberikan motivasi kepada anak, serta mengapresiasi hasil dari pembelajaran anaknya supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dari anak dikarenakan jenuh dan bosan karena melakukan proses pembelajaran hanya dirumah saja.

Kemudian, peran teman kelas-pun juga termasuk peran penting dalam proses pembelajaran daring selama Pandemi berlangsung. Teman kelas ini dapat memberikan semangat dan juga memberikan apresiasi kepada pesera didik lain. Tidak hanya itu, teman kelas ini dapat mendengarkan semua keluh kesah dari peserta didik lain selama berjalannya pembelajaran daring pada masa Pandemi ini berlangsung.

Dan yang terakhir yaitu peran guru. Peran pendidik pastinya adalah hal yang paling penting dalam berlangsungnya proses pembelajaran luring ataupun yang berlangsung saat ini yaitu daring. Pendidik perlu memaksimalkan memberikan pemahaman kepada pesera didiknya sebab materi pembelajaran yang disampaikan hanya melalui tatap maya. 

Pendidik dituntut untuk mendalami teknologi digital sebagai perangkat dan media yang digunakan dalam proses pembelajaran ini. Kemudian, pendidik juga dituntut untuk memberikan contoh baik kepada peserta didiknya dan juga lebih kreatif serta inovatif dalam melakukan proses pembelajaran secara daring ini. Hal ini sejalan dengan kebijakan Kemendikbud mengenai merdeka belajar yang dikenal dengan istilah "Guru Penggerak".

Menerapkan kebijakan mengenai merdeka belajar pada masa Pandemi dapat dilakukan dengan pendekatan student center learning yang memberikan kebebasan kepada peserta didik agar dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam proses pembelajaran dengan beberapa strategi kreatif dan inovatif yang diciptakan oleh pendidik. Maka, peserta didik akan memperoleh otonomi belajar yang menciptakan generasi mandiri dan bertanggung jawab atas keputusan dan pilihannya.

Menurut pandangan teknologi pendidikan merupakan hal terpenting yang merupakan contoh dari belajar merdeka yang saat ini menjadi hal yang efektif dalam penyampaian teori pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Student Center Learning. Dengan adanya pendekatan tersebut, peserta didik diharapkan menjadi terbiasa sehingga menciptakan generasi yang mandiri. 

Dengan adanya otonomi belajar, peserta didik akan mendapatkan tanggung jawab dan peran atas apa yang sudah menjadi keputusan dan pilihannya. Semakin sering peserta didik memperoleh hal tersebut, maka terbentuk-lah karakter itu dalam berbagai hal. 

Dengan demikian, hal itu dapat menentukan apa yang harus dilakukan, apa yang mengatur dan menggerakkan dirinya dalam proses pembelajaran berlangsung. Dan pada akhirnya peserta didik menjadi generasi yang dapat menentukan keputusan, tujuan dan tindakan apa yang seharusnya diambil atau bisa dibilang "Merdeka Belajar".

#LombaBlogUnpar 

#BlogUnparBelajarDaring

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun