Mohon tunggu...
Fandy Hutari
Fandy Hutari Mohon Tunggu... Wartawan dan penulis lepas -

Fandy Hutari adalah penulis, editor, wartawan. Pernah men jadi editor, wartawan, ghostwriter. Artikel dan cerpennya dimuat di berbagai media cetak dan online. Buku yang sudah dipublikasikan Sandiwara dan Perang; Politisasi Terhadap Aktifitas Sandiwara Modern Masa Jepang 1942-1945 (2009, 2015), Ingatan Dodol; Sebuah Catatan Konyol (2010), Hiburan Masa Lalu dan Tradisi Lokal (2011), Manusia dalam Gelas Plastik (2012). Komunikasi di Facebook: Fandy Hutari, Twitter @fandyhutari, Blog: http://fandyhutari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Outline itu “Kompas” Tulisan

27 November 2010   09:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:15 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau kamu suka baca buku, pernah kan melihat daftar isi? Biasanya ada di halaman terdepan setelah cover dan sebelum bab pertama sebuah buku. Nah, daftar isi sebelum naskah dicetak jadi buku disebut dengan outline. Outline

Apa sih outline itu? Kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, outline itu sepadan dengan istilah kerangka tulisan. Outline merupakan “kompasnya” sebuah tulisan. Kenapa outline saya sebut kompasnya sebuah tulisan? Karena dengan membuat outline kita dapat mengetahui apa yang kita tulis. Artinya, membuat tulisan kita jadi lebih terarah dan nggak melebar ke mana-mana. Mau itu tulisan kita berupa cerita pendek alias cerpen, artikel, ataupun buku. Mau tulisan fiksi atau nonfiksi, selalu mengutamakan outline sebagai proses awal penulisan.

Kerangka berpikir yang ada di dalam kepala kita, sangat memengaruhi outline yang kita buat. Otak manusia berproses. Dengan kerangka berpikir kita, outline bisa kita kembangkan sesuai dengan yang kita mau, tapi tidak lepas dari keteraturan dan keterkaitan antarbab. Melalui proses ini, kita bisa menemukan outline ideal untuk karya tulis kita. Simpelnya, sistematika outline, yaitu:

BAB I

A. Pemecahan penjelasan bab I (sub bab)

B. Pemecahan penjelasan bab I (sub bab)

BAB II

A. Pemecahan penjelasan bab II (sub bab)

B. Pemecahan penjelasan bab II (sub bab)

BAB III

A. Pemecahan penjelasn bab III (sub bab)

B. Pemecahan penjelasan bab III (sub bab)

BAB IV

A. Pemecahan penjelasan bab IV (sub bab)

B. Pemecahan penjelasan bab IV (sub bab) dan seterusnya..

Buat kamu yang pernah membuat skripsi, tugas dari dosen, laporan penelitian, atau tugas akhir, pasti sudah tahu sistematika seperti yang telah dijabarkan di atas tadi. Dalam sub bab bisa dikembangkan lagi menjadi sub-sub bab. Sistematika ini bisa digunakan untuk jenis tulisan apa saja. Susunannya sama saja, tapi tulisan outline dan isinya berbeda. Tergantung mau menulis apa. Kalau kamu mau menulis cerita fiksi, tentu saja pemecahan penjelasan babnya akan berbeda dengan kamu menulis nonfiksi. Misalnya, dalam menulis novel, urutannya bisa bebas. Babnya pun bisa fleksibel mau menulis apa. Tergantung imajinasi, apa yang kamu baca, dan pengalaman kamu. Membuat tulisan pendek, seperti cerpen juga perlu outline kecil. Kamu nggak bisa kan ujug-ujug langsung nulis. Wah, ceritanya bisa ke mana-mana nanti. Kamu perlu membuat kerangka, seperti settingnya, karakter tokoh, waktu, konflik, dan penyelesaian.

Hal penting yang harus kamu ingat sebelum membuat outline, kamu harus tentukan tema dulu. Baru kemudian tentukan judulnya. Nah, dari sini pasti udah tergambar mau apa saja yang harus ditulis di outline. Penting lho membuat outline sebelum menulis. Di samping membuat tulisan kamu lebih terstruktur, kamu juga bisa merencanakan sumber-sumber apa saja yang mesti kamu cari untuk tulisan kamu. Saya merasakannya sendiri. Saat menulis tanpa membuat outline, saya seperti seorang pelayar yang terjebak di tengah samudera tanpa penunjuk arah. Ketika saya membuat outline, saya seperti sedang menggenggam kompas untuk menunjukkan arah mana saya harus berlayar. Nah, sekarang, coba buat outline sebanyak-banyaknya. Kelak itu bisa jadi kunci sukses kamu menulis.

Contoh outline nonfiksi:

Wisata (Tema)

Objek Wisata Asyik di Bandung (Judul)

Daftar Isi

Pengantar

BAB I  Sejarah Pariwisata di Bandung

A. Dari Jaman Belanda

B. Perkembangan Pesat

BAB II            Potensi Pendukung Industri Wisata

A. Letak Geografis dan Keadaan Alam

B. Infrastruktur

C. Keadaan Penduduk

BAB III Mengenal Beberapa Objek Wisata Menarik

A. Objek Wisata Sejarah

B. Objek Wisata Seni dan Budaya

C. Objek Wisata Belanja

D. Objek Wisata Hiburan

Daftar Pustaka

Profil Penulis

Contoh outline fiksi:

Legenda Raja Matahari (Judul)

BAB I Lahirnya Sang Raja

BAB II Menuju Takhta Kerajaan

BAB III Perang Antarkerajaan

BAB IV Matinya Raja Matahari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun