B. Pemecahan penjelasan bab III (sub bab)
BAB IV
A. Pemecahan penjelasan bab IV (sub bab)
B. Pemecahan penjelasan bab IV (sub bab) dan seterusnya..
Buat kamu yang pernah membuat skripsi, tugas dari dosen, laporan penelitian, atau tugas akhir, pasti sudah tahu sistematika seperti yang telah dijabarkan di atas tadi. Dalam sub bab bisa dikembangkan lagi menjadi sub-sub bab. Sistematika ini bisa digunakan untuk jenis tulisan apa saja. Susunannya sama saja, tapi tulisan outline dan isinya berbeda. Tergantung mau menulis apa. Kalau kamu mau menulis cerita fiksi, tentu saja pemecahan penjelasan babnya akan berbeda dengan kamu menulis nonfiksi. Misalnya, dalam menulis novel, urutannya bisa bebas. Babnya pun bisa fleksibel mau menulis apa. Tergantung imajinasi, apa yang kamu baca, dan pengalaman kamu. Membuat tulisan pendek, seperti cerpen juga perlu outline kecil. Kamu nggak bisa kan ujug-ujug langsung nulis. Wah, ceritanya bisa ke mana-mana nanti. Kamu perlu membuat kerangka, seperti settingnya, karakter tokoh, waktu, konflik, dan penyelesaian.
Hal penting yang harus kamu ingat sebelum membuat outline, kamu harus tentukan tema dulu. Baru kemudian tentukan judulnya. Nah, dari sini pasti udah tergambar mau apa saja yang harus ditulis di outline. Penting lho membuat outline sebelum menulis. Di samping membuat tulisan kamu lebih terstruktur, kamu juga bisa merencanakan sumber-sumber apa saja yang mesti kamu cari untuk tulisan kamu. Saya merasakannya sendiri. Saat menulis tanpa membuat outline, saya seperti seorang pelayar yang terjebak di tengah samudera tanpa penunjuk arah. Ketika saya membuat outline, saya seperti sedang menggenggam kompas untuk menunjukkan arah mana saya harus berlayar. Nah, sekarang, coba buat outline sebanyak-banyaknya. Kelak itu bisa jadi kunci sukses kamu menulis.
Contoh outline nonfiksi:
Wisata (Tema)
Objek Wisata Asyik di Bandung (Judul)
Daftar Isi
Pengantar