Subjek dari penelitian ini adalah sistem perekonomian China, terlebih khusus lagi pada SOE.
Method
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan teori dengan realita yang ada. Teori yang diuji dalam penelitian ini adalah teori ekonomi neo-liberal. Teori meyakini bahwa intervensi negara dalam pasar harus seminimal mungkin, bahkan tidak sama sekali, dan menyerahkan perekonomian pada swasta. Jika pemerintah ikut intervensi dalam pasar, maka dipercaya bahwa perekonomian negara tersebut akan kolaps.
Teori ini dihadapkan pada realita bahwa pemerintah China melakukan intervensi dalam pasar dengan cara ikut aktif bersaing dalam pasar melalui SOE dan pertumbuhan GDP mereka malah bertumbuh dengan pesat. Tetapi hal ini berdampak pada tingginya angka kesenjangan sosial di China.
Lagi-lagi realita ini harus dihadapkan pada realita yang lain. Di daerah Chongqing, SOE ini malah memperbaiki keadaan hidup masyarakat. Profit yang didapat oleh SOE disalurkan untuk kepentingan publik yang mana bisa mendorong perekonomian di Chongqing. SOE tidak memonopoli pasar sehingga perusahaan swasta masih bisa eksis. Hal ini dapat dilihat dari tingkat perusahaan swasta yang meningkat drastis.
Result
Penulis mengambil kesimpulan bahwa kaum neo-liberalist telah mengajukan pertanyaan yang salah mengenai sistem perekonomian di China. Selama ini kaum neo-liberalist hanya menanyakan mengenai peran negara dalam pasar, sedangkan menurut penulis, yang harusnya ditanyakan adalah kemana keuntungan yang dihasilkan oleh SOE pergi. Permasalahan yang dihadapi China bukanlah mengenai intervensi pemerintah dalam pasar, tetapi birokrasi yang rumit dan korup.
Mengenai pertanyaan mengenai masa depan perekonomian China, apakah akan menganut State-Capitalism System atau Socialist Market System, penulis menyimpulkan bahwa fakta realita di Chongqing bisa saja menuntun China ke dalam sistem Socialist-Market System.Â
Penulis berpendapat bahwa sistem yang diterapkan di Chongqing adalah kombinasi terbaik dari dua sistem ekonomi arus utama, yaitu kapitalisme dan sosialisme.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H