Mohon tunggu...
Rifandy Adnan El Hakim
Rifandy Adnan El Hakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

22107030053 | Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dampak Psikologis Anak Akibat Perceraian Orangtua

15 Mei 2023   20:43 Diperbarui: 16 Mei 2023   00:03 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selanjutnya, perceraian orang tua juga dapat memengaruhi hubungan anak dengan orang tuanya. Beberapa anak mungkin mengalami perasaan bersalah atau merasa bertanggung jawab atas perceraian tersebut. 

Mereka mungkin merasa perhatiannya terbagi antara kedua orang tua dan merasa sulit untuk menjaga hubungan yang baik dengan keduanya. Anak-anak juga mungkin merasa diabaikan atau tidak diutamakan oleh orang tua mereka yang sedang menghadapi proses perceraian. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan emosional anak dan kemampuan mereka untuk membentuk hubungan yang sehat di masa depan.

Perceraian orang tua juga dapat memengaruhi kesehatan mental anak dalam jangka panjang. Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami perceraian orang tua memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya. 

Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mengelola emosi mereka, mengatur stres, dan membangun kepercayaan pada hubungan baru. 

Dalam beberapa kasus, dampak psikologis ini dapat berlanjut hingga masa dewasa, memengaruhi kualitas hubungan mereka, dan kebahagiaan hidup secara keseluruhan.

Lalu, dalam sudut pandang orang tua, bagaimana cara menghindari dampak-dampak negatif yang dapat menimpa anak diatas?

Pertama-tama sebaik mungkin bicarakan baik-baik dengan pasangan akan dampak negatif perceraian ini, karena sesungguhnya perceraian tidak merupakan hal yang tidak disukai oleh Allah dalam agama Islam, kecuali jika pasangan merupakan orang yang dzalim.  

Apabila perceraian sudah disepakati dan tidak dapat dihindari lagi, maka yang pertama dilakukan adalah hindari bertengkar di depan anak. Perceraian sebagian besar memang diawali dengan pertengkaran antara pasangan. Namun, alangkah baiknya untuk mengetahui situasi ketika akan berdiskusi, jika ada anak, baiknya menghindar atau diam terlebih dahulu.

Lalu kita sebagai orang tua juga harus dapat menjelaskan situasi dan kondisi kepada anak secara pelan-pelan dan baik-baik. Berikan pengertian bahwa Anda dan pasangan akan tetap menyayangi anak Anda walaupun dengan caranya masing-masing. 

Jangan juga memprovokasi anak untuk membenci pasangan Anda. Terakhir, usahakan untuk selalu pelan-pelan dalam berperilaku, jangan langsung berpisah secara tiba-tiba, biasakan anak Anda untuk gaya hidup yang berbeda agar tidak merasa kaget dan memengaruhi kondisi mentalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun