Mohon tunggu...
Inovasi

Manusia Setengah Salmon

16 Januari 2016   12:59 Diperbarui: 16 Januari 2016   13:45 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada saat pagi hari saya melihat papa saya lagi di kolam renang sambal terlentang dengan punggung agak sedikit ke atas lalu saya samperin “ pa lagi ngapain disitu “ papa tidak menjawab dan masih asik dengan posisinya yang terlentang dan punggung agak sedikit diangkat. Setelah beberapa lama dalam posisi itu papa mulai mengejang dan wajahnya agak kemerah merahan dan keluarlah bunyi brotttt papa mulai mengeluarkan gas air matanya. Setelah itu dia mulai menjawab pertanyaan saya “ eh dika ini papa lagi meditasi ngeluarin gas beracun dari tubuh papa “. 

Saya semakin bingung dengan jawaban papa lalu saya kembali bertanya “maksudnya pa?” “iya dika, jadi gini setiap pagi hari perut kita itu banyak mengandung gas beracun yang membahayakan tubuh kita jadi harus di keluarin di saat pagi hari. Hah “masak pa” ah dalam hati gue berfikir gila ini orang. Lalu gue pergi ke kamar untuk istirahat. Setelah bangun pagi harinya saya melihat udah ada bokap di samping kolam kali ini dengan gaya berbeda yaitu dengan wajah tengkurap dan agak sedikit nungging . gue samperin lagi tu bokap dan gue tanya lagi “ lagi ngapain pa “ ini biasa lagi terapi perut “ tidak lama kemudian keluar lagi bunyi prott proott proot dan kali ini lebih kencang bunyinya. Layaknya seperti suara terompet kereta api jurusan Jakarta –surabaya. Lama kelamaan itu menjadi kebiasaan bokap tiap hari dan gue gak heran lagi dengan kebiasaannya itu.
Dan keesokan harinya saya di panggil oleh bokap “ dik sini ikutan bokap terapi “ jawab gue “ terapi gas beracun lagi pa?” “ lo iya dik itu sangat berbahaya jika tidak dikeluarkan pada pagi hari “ “ yauda deh pa dika ikut “ ikutan gerakan papa , iya pa dika ikutin. Setelah gue ngikuti gerakan bokap gue dengan posisi punggung di atas dan telentang itu papa nyuruh gue keluarin dik paksakan ! setelah gue mencoba keluarin sampai wajah memerah belum keluar” juga , dan bokap gue sungguh nyaman ngeluarin bunyi terompetnya itu. Akhirnya gue pun pergi dengan rasa agak ngerasa kayak orang gila. Dan pada saat malam hari perut gue mules sakit cenat cenut seperti di gigit semut gue gak tahan dan akhirnya gue pergi ke kamar nyokap. Dan keliatan nyokap sedang tidur dan gue gak peduli gue tetap ngomong sama dia “ maa mama perut dika sakit maa “ lalu mama menjawab “ apa ada ayam masuk “ “ bukan maa perut dika sakit “ “ ah udah biasa ayam masuk rumah kita nanti juga bakal keluar sendiri “ gue agak emosi dengan jawaban mama akhirnya gue putusin untuk pergi lagi ke kamar.
Setelah pagi hari gue ngadu ke bokap “ pa perut dika kemarin malam mules “ sini ikut papa terapi entar pasti sembuh dengan gaya yang biasanya papa lakukan setiap pagi itu lalu gue menirukan gerakan papa dan lagi lagi gue di suruh maksain keluar sambal gue paksain dengan wajah memerah itu akhirnya keluar juga bunyi nya “ ciitttt “ seperti suara rem mobil dan saat itu gue barengan lagi sama papa keluarin gas beracun itu tiap pagi. Dan setelah itu pada pagi hari saya sering mengeluarkan gas beracun itu dengan bersamaan .

Judul buku : Manusia Setengah Salmon

Pengarang : Raditya Dika

Penerbit : Gagas Media Edisi

[caption caption="ilustrasi(dok.dedesyafrizal)"][/caption]

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun