Mohon tunggu...
Dila Rahma
Dila Rahma Mohon Tunggu... Penulis - Psikologi

SD N 1 Kacangan Kec. Malo Kab. Bojonegoro SMP Negeri 1 Purwosari Bojonegoro SMA Negeri 1 Padangan Bojonegoro Universitas Airlangga Fakultas Psikologi Angkatan 2018

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Kenapa Anak Suka Memainkan Organ Genitalnya?

24 Desember 2023   21:44 Diperbarui: 24 Desember 2023   21:52 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Phalic atau Oedipal Stage

            Bunda pasti marah kan kalau melihat anak memegang atau memainkan organ kelaminnya? Iya sih bunda, pemandangan tersebut memang tidak baik dan terkesan mesum. Oke bunda jadi gini, anak di usia 3-6 tahun itu berada di fase phallic dimana fase sebelumnya yaitu fase anal yang kenikmatannya terletak pada pembuangan kotoran yaitu BAB/BAK, setelahnya kenikmatan tersebut berpindah pada organ genital atau alat kelaminnya.

            Anak mulai sadar akan kepemilikan organ genital dan seksualitas. Pada fase ini anak akan mengalami krisis yaitu the boy's oedipal crisis maksudnya ialah anak laki-laki sudah dianggap besar oleh orang tuanya dan mulai berkurang kebiasaan seperti berpelukan dan mencium, kemudian timbullah perasaan akan bersaing dengan ayahnya yang juga dekat dengan ibunya.

            Krisis juga terjadi pada anak perempuan yaitu the girl's oedipus complex dimana anak merasa kecewa terhadap ibunya karena menurunnya afeksi atau perhatian yang diberikan, tidak seperti ketika masih bayi. Anak perempuan juga mengalami penis envy yaitu perasaan iri karena tidak memiliki penis. Namun anak kembali bangga terhadap status sebagai anak perempuan ketika mendapat apresiasi atau pujian dari ayahnya dengan sebutan princes, putri cantik, bidadari hingga muncul fantasi romantis dengan ayahnya. 

            Memang pada fase ini anak akan lebih dekat dan sayang dengan orang tua yang berlawanan jenis dan bermusuhan dengan orang tua berjenis kelamin sama. Tidak heran anak perempuan lebih suka dekat dengan ayahnya, sedangkan anak lak-laki lebih dekat dengan ibunya.

            Diusia ini pula orang tua tidak boleh lagi melakukan kegiatan mandi bareng dengan anaknya, jika memandikan masih boleh (orang tua masih menggunakan pakaian). Dan jangan memandikan anak bersama dengan anak lain yang berlawanan jenis, karena sejatinya mereka sudah paham akan perbedaan organ tubuh laki-laki dan perempuan.

            Terkait permasalahan akan anak yang memainkan organ genitalnya orang tua dapat memberikan pengertian dengan bahasa yang sesederhana mungkin, misalkan "nak kamu pegang bagian tubuhmu itu boleh, tetapi ketika mandi dan selesai pipis atau pup, selain itu tidak boleh karena itu kurang sopan dan tidak baik dilakukan". Orang tua mulai membentuk superego atau menanamkan nilai moral dan sopan santun.

            Jadi bunda sebelum bunda marah atas perilaku anak, alangkah lebih baiknya bunda cari tahu terlebih dahulu, apakah  perilaku tersebut sesuai atau menyimpang dari proses tumbuh kembang anak.

Oke terimakasih bunda, tunggu artikel selanjutnya ya tentang latency stage (kepuasan non seksual).

CP: fandilatulrahmawati@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun