Situasi dan kondisi ekonomi Afrika Selatan dan Negara sekitarnya dalam akreditasi KBRI Pretoria memengaruhi strategi Pemerintah Indonesia dalam upaya untuk memperluas pasar potensial bagi produk Indonesia.
Selain tingkat pertumbuhan ekonomi yang melambat menjadi sekitar 0,7% tahun 2019, Afrika Selatan menghadapi permasalahan tingkat pengangguran sebesar 29,1% yang menempatkannya sebagai negara dengan tingkat pengangguran tertinggi di dunia.
"Dengan membantu perekonomian negara setempat melalui pembukaan lapangan kerja baru, pada akhirnya akan meningkatkan awareness, demand dan daya beli atas produk-produk tanah air," ucap Dubes Salman.
Dubes Salman memercayai bahwa model yang dipimpin investasi (investment-led model) sebagai salah satu mekanisme kerja sama antara kedua negara. Pebisnis-pebisnis Indonesia, harus mempertimbangkan melakukan investasi di negara-negara Afrika sehingga nantinya akan meningkatkan ekspor.
Untuk menjaga hubungan kerja sama ekonomi RI--Afrika di masa pandemi juga dibutuhkan berbagai cara, antara lain.
Pertama, mengidentifikasi produk Indonesia yang memiliki daya saing tinggi untuk berpeluang memasuki pasar Afrika.
Kedua, membuat pertemuan secara intensif antara pengusaha Indonesia dengan pengusaha Afrika secara virtual atau Zoom.
Ketiga, menyediakan directory digital bagi produk yang telah teridentifikasi sebagai bahan promosi kepada para pengusaha terkait.
Keempat, menciptakan perjanjian dagang dengan negara-negara Afrika, seperti Preferential Trade Agreement (PTA) yang saat ini giat diupayakan Pemerintah Indonesia.
Indonesia harus terus mendorong untuk meningkatkan hubungan ekonomi dengan Afrika melalui berbagai upaya adaptasi dalam kenormalan baru. Berbagai upaya di atas perlu mendapat dukungan lintas sektoral, baik dari Pemerintah, pengusaha, maupun pemangku kepentingan lain. Indonesia harus tetap memanfaatkan peluang yang ada di Afrika meskipun pada masa pandemi.