Mohon tunggu...
Fana Insanu
Fana Insanu Mohon Tunggu... -

Fana Mustika Insanu adalah seorang mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Diponegoro. Saat ini, ia menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Edents FEB Undip.

Selanjutnya

Tutup

Money

Perekonomian Indonesia dalam Belenggu "Capital Intensive"

19 April 2018   20:40 Diperbarui: 21 April 2018   01:26 2436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disinilah intervensi dan peran pemerintah diperlukan. Pemerintah, yang berperan sebagai regulator, harus 'mengenal lebih dalam' mengenai kondisi perekonomian negaranya di masa sekarang maupun masa mendatang. Merujuk kepada aspek terakhir, yakni aspek ekonomi yang salah satunya telah dipaparkan diatas mengenai bonus demografi yang akan dialami Indonesia, seharusnya sudah memahami betul apa langkah yang seharusnya dilakukan. 

Pemerintah sudah seharusnya menciptakan job opportunity baru yang memadai bagi tenaga kerja manusia, mengingat beberapa jenis pekerjaan telah tergantikan oleh capital (mesin). Penciptaan job opportunity ini bukan semata-mata untuk mewadahi tenaga kerja yang menganggur, tetapi juga untuk dijadikan senjata ampuh dalam peningkatan akselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Mengingat bonus demografi adalah momen yang langka.

Satu hal lagi yang penting untuk diperhatikan, bahwa penciptaan job opportunity yang baru juga harus diimbangi dengan perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Melalui pendidikan, konvensional maupun non-konvensional, dapat meningkatkan bargaining power dari tenaga kerja. 

Tidak menutup kemungkinan apabila kualitas sumberdaya manusia yang baik, dapat menciptakan job opportunity dengan sendirinya. Contoh sederhananya adalah maraknya kemunculan entrepreneur muda. Namun, itu semua tentu juga harus secara simultan dengan rangsangan dari pemerintah sebagai regulator.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun