Mohon tunggu...
Taofan Nalisaputra
Taofan Nalisaputra Mohon Tunggu... -

Segala yang tertuang disini hanyalah bongkahan isi hati yang tak terucap oleh bibir ini.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dimana Sang Hujan

3 Oktober 2011   07:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:23 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sudut ini, di samping sekretariat ku
Sekretariat BEM, aku
duduk sendiri bermandikan sinar mentari

Ku coba melawan, menatapnya
dengan penuh murka atas keegoisannya
Namun...

Mega telah pergi
Temaram tak ada lagi
Temani resahku yang merindu
Rindu akan siraman hujan
Rindu akan terjangan halilintar
yang menggelegar
Yang ungkapkan semua rasaku
Amarahku, tangisku
Deritaku...

Cerah aku benci
Ia tidak bisa mengerti
aku, disini yang sedang sendiri
Menanti siraman dalam hati

Aku rindu hujan
Aku rindukan kau
Dimana kau kini?
Tak sudikah engkau temani aku menangis disini?

Aku rindu halilintar
Aku rindukan kilatmu yang menyambar
Dimana kau kini?
Tak sudikah kau berteriak bersamaku luapkan emosi ini?

Hingga semua reda, tenang
Dalam biasan pelangi

#sendiri dalam kegalauan, 3 okt 2011

Oleh: Taofan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun