Secara mikro, kesadaran untuk menghentikan perubahan iklim dapat dilakukan oleh siapa pun. Mulai dari pengurangan penggunaan kendaraan bermotor, plastik, menggunakan prinsip daur ulang barang, dan membeli produk-produk ramah lingkungan. Walaupun, memang muncul pula kritik bahwa jangan sampai kesadaran penjagaan terhadap lingkungan malah dikapitalisasi oleh pemilik modal sehingga produk ramah lingkungan itu hanyalah stempel belaka.
Adakah harapan?
Tentulah harapan itu terus menyala, selagi kita mau bahu-membahu menghentikan, atau setidaknya mengurangi, perubahan iklim ini. Bila manusia memang menjadi penyebab daripada perubahan iklim, maka manusia pula yang bertanggung jawab untuk memperbaikinya.
Jangan sampai, kita hanya mengeluarkan solusi yang tidak solutif, hanya karena ikut-ikut tren saja. Sebagaimana Al Gore pernah katakan di film terbarunya, An Inconvenient Sequel: Truth to Power,
"Don't let anybody tell you that we're gonna get on rocket ships and go to Mars and live in hermetically sealed buildings. (...) THIS IS OUR HOME!"
"Jangan biarkan seseorang berkata padamu bahwa kita akan terbang dengan roket menuju Mars dan tinggal di dalam bangunan yang terkunci rapat, INI ADALAH RUMAH KITA!"
[i] "Cempaka Meluruh, Siklon Tropis Dahlia Lahir, Waspadai Bencana Hidrometeorologi Menghadang", BMKG, diakses pada 30 November 2017,
[ii] Lihat Alan Strahler, Introducing Physical Geography 5th ed., (New Jersey: John Wiley & Sons, 2011), hlm. 610; C. Donald Ahrens, Essentials of Meteorology: An Invitation to the Atmosphere 6th ed., (Belmont: Cengage Learning, 2012), hlm. 489
[iii] Jeffrey D. Keppert, "Tropical Cyclone Structure and Dynamics", dalam Global Perspective on Tropical Cyclone: From Science to Mitigation, ed: Johnny C. L. Chan dan Jeffrey D. Keppert, (Singapore: World Scientific, 2010), hlm. 4
[iv] Lihat Keppert (2010), hlm. 56 dan "Proses Terbentuknya Siklon Tropis", BMKG, diakses pada 30 November 2017,