Mohon tunggu...
Fallenpx
Fallenpx Mohon Tunggu... -

I'll write more if deemed necessary ;)

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Mengupas Hal-hal Lain Seputar Polemik Pengadaan MBT buat TNI-AD

5 Februari 2012   21:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:01 4928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2000 psf = 0.97648552541 kg/cm² = 13,9 psi

Disini memang nilainya lebih kecil dari ground pressure tank Leopard 2 diatas, namun perbedaan 0,2 psi (atau 0.014 kg/cm²) bukanlah nilai yang signifikan yang akan menenggelamkan tank tersebut diatas permukaan tanah berjenis demikian. Ini karena meskipun roda rantainya sampai terbenam, bila permukaan dasar lambung (hull) tank tersebut sampai menyentuh tanah, hal ini malah akan lebih menyebarkan beratnya lagi yang akan mengurangi ground pressure secara keseluruhan. Lalu dengan mesin berkekuatan tinggi yang dimilikinya, bukanlah hal yang terlalu sulit untuk bergerak keluar dari keadaan itu dengan tenaganya sendiri.

Namun biarpun demikian, bukan berarti MBT sekelas Leopard 2A6 diatas sama sekali tidak bisa terjebak dalam medan yang sulit. Adakalanya tank-tank semacam itu terperosok dan terjebak, misalnya dalam kubangan dengan kedalaman dan kemiringan yang terlampau besar buat bisa dilalui (yang tentunya juga tidak bisa dilintasi kebanyakan kendaraan-kendaraan lain - termasuk kendaraan "normal" yang lebih ringan). Tapi hal ini telah dipikirkan jauh-jauh hari sebelumnya dengan adanya kendaraan yang disebut dengan Armored Recovery Vehicle/Combat Engineering Vehicle yang biasanya selalu diikutkan dalam setiap paket pembelian MBT. Selain itu, pemetaan medan yang intensif dan strategi penempatan MBT yang digelar secara cermat juga bisa mengantisipasi kemungkinan "stuck"-nya MBT-MBT seperti ini di lapangan.

Jadi kesimpulannya, mitos akan amblasnya MBT berbobot puluhan ton di Indonesia hanyalah sekedar mitos, atau setidaknya suatu kekhawatiran yang berlebihan tanpa dasar yang kuat yang selama ini didengung-dengungkan dan dianggap sebagai suatu kebenaran mutlak.

***

Lalu mengenai "tuduhan" bahwa MBT seberat Leopard 2 akan merusak jalan beraspal, dan bahkan adanya anggapan bahwa MBT terlalu berat bagi jalan dan jembatan disini, bisa dibantah dengan penjelasan berikut ini:

Tahukah anda bahwa sudah sejak Perang Dunia II tapak jejak (track) tank-tank dilengkapi dengan bantalan karet (rubber pad) yang pada awalnya ditujukan untuk mengurangi kebisingan gerak maju roda rantai, tapi ternyata juga bermanfaat untuk melintas diatas jalan beraspal tanpa merusak jalan tersebut?

Tapi tak hanya itu, kekhawatiran akan bobot MBT yang akan merusak jalan-jalan di Indonesia juga sebenarnya tak beralasan. Sesuai ulasan panglima TNI di DPR baru-baru ini, sebagian besar peraturan daerah menentukan kelas jalanan sebagai kelas I dan kelas II, dimana Muatan Sumbu Terberat (MST) dari jalan kelas I diijinkan lebih dari 10 ton, dan kelas II yang dibatasi hingga maksimal 10 ton. MST dihitung dengan membagi berat kendaraan dengan jumlah sumbu roda, dan dari situ bisa diketahui jalan-jalan mana saja yang bisa dilalui oleh kendaraan tersebut.

Dalam perhitungan yang dipresentasikan di DPR, bobot Leopard 2A6 seberat 62 ton dibagi dengan 7 sumbu roda "roadwheel" yang menjejak track (yang pada gilirannya menjejak tanah) sehingga didapatkan hasil 62 ton : 7 = 8,85 ton. Jelas sudah bahwa dengan nilai MST sebesar itu tank Leopard 2 masih bisa melaju diatas jalan kelas II tanpa merusak jalan.

Jadi untuk pendapat bahwa MBT akan merusak jalan-jalan di Indonesia, ternyata adalah kekhawatiran yang berlebihan. Dan bila ada opini lain yang mengatakan bahwa jalan-jalan di Indonesia masih banyak yang rusak sehingga kedatangan MBT malah akan memperparah keadaan, yah, jangan salahkan MBT yang belum datang bila jalanan di Indonesia masih banyak yang rusak dong ;)

Lalu mengenai MBT yang "dicurigai" tidak akan bisa melalui jembatan-jembatan di Indonesia, dari presentasi yang sama juga diketahui bahwa hal ini tidak akan menjadi masalah yang berarti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun