Berat total: 62,3 ton/62.300 kg Lebar tapak jejak: 63,5 cm. Panjang tapak jejak menyentuh tanah: 494,5 cm. Jumlah tapak jejak: 2
(Spesifikasi Leopard 2 dari http://www.army-guide.com/eng/product149.html, dimana disitu disebutkan bobot 55.150 kg sebagai bobotnya (versi Leopard 2 awal) sementara bobot versi 2A6 disebutkan sekitar 62,3 ton di artikel mengenai Leopard 2 di Wikipedia)
Berat total: 1.650 kg Lebar permukaan ban: 13,3 cm. Panjang permukaan ban menyentuh tanah: 13.3 cm. Jumlah ban: 4
(Untuk spesifikasi lebar ban Toyota Kijang, diambil dari spesifikasi ban standar 205/65 R15 yang kemudian dikonversi menggunakan online converter di: http://www.miata.net/garage/tirecalc.html, sedangkan panjang permukaan menyentuh tanah dari satu ban Toyota Kijang adalah asumsi rata-rata untuk menyederhanakan perhitungan yang ditujukan sebagai ilustrasi semata)
Rumus yang digunakan adalah berat total dibagi luas permukaan menyentuh tanah, dan hasilnya dalam satuan kg/cm² dan pound per square inch (psi) adalah sebagai berikut:
Leopard 2A6 > 62.300 kg / (494,5 x 63,5) x 2 = 0.992014522 kg/cm² (14,1 psi)
Toyota Kijang >    1.650 kg / (13,3 x 13,3) x 4 = 2.331957714 kg/cm² (33,2 psi)
Kesimpulannya: Diatas lahan yang sama Toyota Kijang beresiko "amblas" jauh lebih besar bila dibandingkan dengan MBT Leopard 2A6.
Selanjutnya, dalam ilmu-ilmu yang terkait dengan kekuatan tanah untuk menyokong beban, dikenal beberapa pembagian jenis-jenis tanah dan kekuatannya yang diukur dalam satuan psf (pound per square foot). Jenis-jenis tanah tersebut dibagi-bagi mulai tanah liat lembut dengan kekuatan 2000 psf, hingga tanah berbatu-batu yang memiliki nilai lebih dari 6000 psf. Dengan mengambil contoh tanah liat lembut sebagai salah satu jenis tanah yang terlemah, nilai 2000 psf bila dikonversikan ke dalam satuan-satuan lain sesuai dengan satuan nilai-nilai ground pressure dalam dua contoh diatas menjadi: