Ketika sadar, Rita telah berada di sebuah ranjang mewah namun terkesan menakutkan karena kekunoannya
Rita bangun dengan napas dalam, melihat sekelilingnya yang gelap dan mewah. Kamar itu dipenuhi dekorasi antik, lampu candelabra bercahaya lemah, dan lukisan-lukisan tua menghiasi dinding. Dia merasakan aroma ungu dan lavender.
Tiba-tiba, dia mendengar suara pelan dari sudut kamar. "Selamat pagi, Rita."
Rita menoleh, melihat Ethan duduk di kursi, memandanginya dengan mata biru tajam. Dia merasa jantungnya berdegup kencang.
"Apa... apa yang terjadi?" Rita bertanya, berusaha mengingat.
Ethan tersenyum misterius. "Kau pingsan. Aku membawamu ke sini agar kau bisa beristirahat."
"Bukankah kamu pria yang tadi malam?" tanya Rita.
Ethan mengangguk pelan, senyumnya melebar. "Ya, aku yang sama. Pangeran vampir dari kastil ini. Aku menyelamatkanmu dari pingsan."
Rita menarik selimut, merasa takut. "Apa yang kamu inginkan dari aku?"
Ethan bangun, mendekati Rita. "Aku ingin tahu, Rita, mengapa kau memiliki aroma darah yang unik?"
Mata Rita tak berkedip saat Pangeran vampir itu kian mendekatinya, "Kamu pangeran vampir? Kenapa bisa tetap ada di pagi hati?"
Ethan tersenyum, matanya berkilauan. "Kastil ini dilindungi kekuatan magis, memungkinkan aku bertahan di siang hari. Tapi, aku harus berhati-hati, karena sinar matahari masih berbahaya bagi aku."
Ia duduk di samping Rita, suaranya lembut. "Aku ingin tahu lebih tentangmu, Rita. Aroma darahmu... begitu unik, mempesona."
Rita yang berjiwa petualang tiba-tiba penasaran dengan pria yang mengaku Pangeran vampir itu, "Siapa sesungguhnya dirimu?."
Ethan tersenyum, matanya berkilauan misterius. "Namaku Ethan Valentin, Pangeran Vampir dari Kastil Valentin. Aku hidup selama 800 tahun, memimpin kerajaan malam dan menjaga rahasia keabadian."
Dia memandang Rita dengan gairah. "Dan kau, Rita? Siapa kau sebenarnya?"
Rita menjawab ketus, "Kau tak perlu tahu siapa aku! aku ingin cepat pergi dari kastilmu!"
Ethan tertawa pelan, matanya berkilauan. "Kau tidak bisa pergi begitu saja, Rita. Kastil ini terlindungi mantra. Kau harus menyelesaikan teka-teki untuk keluar."
Ia bangun, mengambil sebuah kotak kecil dari meja. "Teka-teki ini akan menguji keberanian dan kecerdasanmu. Apakah kau siap?"
Rita berkata dalam hati, "Hmmm.... Pangeran Vampir yang aneh, bukankah seharusnya dia mengigitku, tapi kenapa malah mau main teka-teki?"Â
Rita terkejut dengan perilaku Ethan yang tidak seperti vampir pada umumnya. Dia penasaran dan sedikit tertarik.
"Baiklah, aku terima tantanganmu, Pangeran Vampir!" Rita berkata dengan nada berani.
Ethan tersenyum, matanya berkilauan. "Mulai saja! Di dalam kotak ini ada petunjuk pertama. Buka!"
Rita tak tertarik, sebab bagi jiwa petualangannya, teka-teki adalah sesuatu yang sangat tidak menarik.
Dalam hitungan detik, Rita berlari ke arah pintu kamar, berhasil membukanya, lalu berlari kencang menuju pintu keluar.
Rita berlari secepat kilat, namun pintu keluar ternyata tidak terbuka. Dia meninju pintu, berteriak frustrasi. Tiba-tiba, suara Ethan terdengar di belakangnya.
"Kau tidak bisa keluar begitu saja, Rita. Mantra pelindung kastil tidak memungkinkan."
Rita berpaling, melihat Ethan berdiri dengan senyum misterius. Matanya berkilauan dalam cahaya lemah.
"Aku harus menyelesaikan teka-teki itu untuk keluar?" tanyanya, napasnya terengah-engah.
Ethan mengangguk. "Atau... kau bisa menerima tawaranku lain."
"Apa itu?," tanya Rita.
Ethan melangkah mendekat, suaranya bergetar lembut. "Aku akan membiarkanmu pergi jika kau menerima satu syarat: kau harus menjadi tamuku selama satu minggu. Kau akan hidup bersamaku di kastil ini, merasakan kehidupan malam."
Mata Ethan berkilauan, menantang Rita. "Tapi, jika kau gagal memenuhi syarat, kau akan menjadi bagian dari kerajaan malamku selamanya."
"Seminggu? Kenapa lama sekali, bagaimana kalau tiga hari saja?" protes Rita.
Ethan tersenyum, matanya berkilauan. "Empat hari, itu sudah kompromi. Lebih dari itu, aku tidak bisa memberi kelonggaran. Aku butuh waktu untuk memahami aroma darahmu yang unik."
Dia melangkah lebih dekat, suaranya menyerupai bisikan. "Empat hari, Rita. Setelah itu, kau bebas pergi. Apakah kau menerima?"
Rita mengangguk, tak ada pilihan lain, dia menyetujuinya.
Rita menelan ludah, berusaha tenang. "Baiklah, aku setuju. Empat hari. Aku ingin tahu, apa yang akan terjadi selama aku di sini."
Ethan tersenyum, matanya berkilauan. "Kau akan melihat keindahan dan kegelapan kerajaan malam. Kau akan belajar tentang kekuatan dan kelemahan vampir."
Dia mengulurkan tangan, menantang Rita. "Mari, kita mulai petualangan ini."
Rita meraih tangan Ethan, merasakan sentuhan dinginnya. Ethan menatapnya dengan mata biru tajam, lalu membawanya menjelajahi kastil yang gelap dan misterius.
(BERSAMBUNG)
Sumber: Meta AI (Hak cipta dilindungi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H