*****
Aku tersadar saat banyak suara memanggil namaku. Samar-samar kubuka mataku, tampak bangsal rumah sakit. Kulihat wajah orangtuaku, tante, oom, dan juga, Albert! Dan aku kembali pingsan lagi.
Saat tersadar kembali, tak ada lagi wajah Albert dan orangtuanya, yang ada hanya wajah mami dan papiku.Mereka tampak cemas dan memelukku erat-erat.Â
"Kenapa kamu baru muncul sekarang? Kenapa terjebak di hutan angker,?" Mami bertanya sambil menangis terisak-isak. Aku hanya terdiam, tak mengerti harus menjawab apa.
Papi bilang, petugas rescue hutan menemukanku tersangkut di pohon besar dengan rambut gimbal dan baju compang-camping. "Bukankah tadi malam aku memakai salah satu gaun terindah yang diberikan keluarga Lucky?" Batinku dalam hati.
****
Seminggu setelah kepulanganku ke rumahku kembali. Ada rindu yang kurasakan kepada Lucky . Rindu yang tak bisa diobati oleh siapa pun, meski oleh Sony. Ia telah keluar dari penjara, dan orangtuaku telah merehabilitasi namanya.
Aku menceritakan semua kejadian yang kualami di hutan belakang kastil rumah orangtua Sony. Orangtuaku tampak terkejut, lebih-lebih Sony. Ia menutup mulutnya yang terperangah kaget.
Sony bercerita bahwa Lucky dan kedua orangtuanya adalah bangsawan Belanda yang kaya raya. Namun saat kalahnya sekutu melawan Jepang di Indonesia, kastilnya dibakar oleh tentara Jepang. Mereka sekeluarga dibunuh. beserta budak-budaknya. Tak ada yang tesisa. Jepang menjarah seluruh harta, lalu meninggalkan kastil itu.Â
"Tak seorang pun yang berani mendatangi kastil itu lagi," papar Sony. "Hingga saat ini telah berubah menjadi hutan rimba." Imbuhnya.Â
"Arwah gentayangan tampan itu telah berhasil memikat hatimu," Sony berkata lirih namun dipenuhi kemarahan dan suara tercekat.