Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penyebab Banyak Anak Terjebak Judi Online dan Cara Mengatasinya

29 Juli 2024   21:59 Diperbarui: 29 Juli 2024   22:10 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kita telah memahami penyebab anak terjerat judi online. Maka berikut adalah cara mencegah anak agar tidak terjerat di dalamnya. Apa saja?

Kembali pada norma agama

Menyadarkan anak, menyadarkan orangtua dan lingkungan sekitarnya bahwa ada sanksi akhirat bagi pelanggar larangan hukum yang dibuat Sang Pencipta alam. Ketika mengingat kematian, maka kesadaran itu akan terbentuk. Namun ketika agama ditinggalkan, tentu saja tradisi judol akan tetap berlanjut.

Memahami hukum

Mengajak anak memahami hukum. Bahwa tindakannya melakukan judi online adalah beresiko membuatnya berstatus sebagai anak yang berhadapan dengan hukum. Tentu saja jeruji penjara sebagai sanksi dari perbuatan melanggar hukum.

Sadar hukum sebab akibat

Ajari anak tentang hukum sebab akibat. Bahwa judol hanyalah sebuah oermainan. Tidak ada kaya yang abadi, sumber kebahagiaan hidup bukan hanya bersumber dari kekayaan, ada banyak jalan hidup yang dapat ditempuh untuk kebahagiaan, bukan hanya kekayaan.

Bermain judol hanyalah mengundi nasib, lebih banyak kalah dibanding menang. Bahkan apabila menang, itu tidak abadi. Lebih banyak kisah bandar judinya super kaya raya dibanding oemainnya. Jadi bisa ditebak, judol sudah diatur oleh pembuatnya.

Batasi waktu pemakaian gawai

Ketika menjumpai anak coba-coba melakukan judol. Batasi pemakaian dengan kesepakatan perjanjian, ia tidak mengulang perbuatannya. Namun bila kemudian ia terbukti melakukannya lagi, maka tentu saja keputusan tepat terletak oada tangan orangtua. Misal sama sekali tidak memberikannya fasilitas gawai.

Pantau kegiatan gawai anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun