Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mencegah Tantrum pada Hewan Kurban, Tips Dokter Nando

17 Juni 2024   21:17 Diperbarui: 17 Juni 2024   21:31 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokter Nando bersama sapi kurban Jokowi (sumber gambar: dokpri)

Tips mencegah gejala tantrum pada hewan kurban. Mungkin ini hal baru, sebab biasanya tantrum hanya terjadi pada manusia. Namun ternyata hewan pun juga bisa mengalaminya

Tersisa beberapa jam kagi menuju waktu pemotongan sapi kurban bantuan kemasyarakatan Presiden RI untuk daerah Kalimantan Selatan, yakni sapi jenis Brahmana-Limousine dengan berat sekitar 1.080 Kg atau 1 Ton 80 Kg.

Sapi berbobot lebih dari satu ton ini menurut rencana akan dipotong pada hari Selasa  di Masjid Agung Al Karomah, Martapura, Kabupaten Banjar. pada hari Selasa pagi (18/6/2024) waktu setempat.

Kita sering nendengar atau pun menonton di layar kaca, berita tentang bagaimana hewan kurban mengamuk, menendang, melarikan diri, bahkan menyeruduk sebelum acara  pemotongan dimulai.

Berikut beberapa tips dari Dokter Nando demi mencegah gejala tantrum pada hewan kurban. Mungkin ini hal baru, sebab biasanya tantrum hanya terjadi pada manusia. Namun ternyata hewan pun juga bisa mengalaminya. Untuk itu diperlukan pemahaman mendalam tentang cara mengatasinya, diantaranya adalah:

Pertama,  Usahakan hewan kurban merasa tenang dan nyaman

Kondisi yang gerah, panas atau pun terlalu hiruk-pikuk, dapat membuat hewan kurban menjadi stres. Hal inilah yang membuatnya menjadi gelisah dan marah, akibatnya mengamuk dan berusaha kabur. 

Usaha kabur bila dianalisa mendalam dapat mudah dipahami. Tentu saja hewan ingin melarikan diri dari permasalahan yang membelitnya, memecahkan kesulitan yang dihadapi, dengan cara melarikan diri.

Ketika usaha melarikan diri justru dibalas dengan kemarahan oleh manusia. Seperti menyakitinya dengan memukul atau mencambuknya, maka hewan kurban akan makin menggila. Perlu ketenangan dalam menghadapinya. Tembakan bius diperlukan bila hewan kurban membahayakan nyawa.

Kedua, pakai hati nurani dan akal sehat

Ketika hewan akan dikurbankan. Tentu saja hitungan jam, menit, detik, akan sangat berarti karena menjadi waktu terakhirnya. 

Dengan memakai hati nurani dan akal sehat, maka manusia yang akan mengurbankan sudah selayaknya memperlakukan hewan kurban dengan baik. Memberinya makan dan minum cukup, bahkan kalau perlu memanjakannya, dengan memijat seperti sapi-sapi di Jepang yang dagingnya dipersiapkan untuk Wagyu.

Tentu akan terlihat perbedaan tekstur daging dari hewan yang stres sebelum dipotong, dibanding hewan yang stres saat dipotong. Hewan stres akan memiliki daging yang alot dan berwarna merah kehitaman. Perlakuan yang baik pada hewan kurban, tentu saja dapat menenangkan dan membuat dagingnya memiliki tekstur lembut.

Ketiga, lambung kenyang dan tenggorokan yang tidak kering

Merupakan suatu perlakuan yang sangat kejam apabila membiarkan hewan kurban menderita kehausan atau pun kelaparan.

Serigkali banyak orang membiarkan hewan kurban kehausan, kelaparan, bahkan dibiarkan kehujanan atau pun kepanasan dengan alasan "toh akan dipotong juga."

Namun, perlakuan tidak manusiawi ini tidak akan terjadi bila orang tersebut dapat merasakan apa yang diderita oleh hewan kurbannya.

Keempat, obati luka dan hibur hatinya

Hewan kurban seringkali mengalami luka selama dalam perjalanan pengangkutannya. Mungkin saat dinaikkan atau diturunkan dari truk .pembawanya. Jangan biarkan ia menderita karena sakt oleh lukanya. Segera obati. Mungkin terlihat sepele, sebab toh akan dijadikan hewan kurban. Namun perawatan dan perhatian yang diberikan dapat menenangkan dan menghibur hati si hewan kurban.

Sepintas tips-tips yang diberikan Dokter Nando terlihat sepele dan sedikit aneh. Namun bukan hal yang mustahil. Jika benar-benar diterapkan, maka besar kemungkinan tidak akan terjadi lagi hewan-hewan kurban yang kabur berlarian di jalan, mengamuk, atau pun menyeruduk setiap orang yang dijumpai.

Memang pada dasarnya hewan bukan manusia. Namun jangan lupa, ia juga makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki asa dan rasa.

Salut untuk Dokter Nando yang sedemikian perhatian dan penuh kasih menyayangi hewan-hewan di sekitarnya. Sukses selalu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun