Dengan memakai hati nurani dan akal sehat, maka manusia yang akan mengurbankan sudah selayaknya memperlakukan hewan kurban dengan baik. Memberinya makan dan minum cukup, bahkan kalau perlu memanjakannya, dengan memijat seperti sapi-sapi di Jepang yang dagingnya dipersiapkan untuk Wagyu.
Tentu akan terlihat perbedaan tekstur daging dari hewan yang stres sebelum dipotong, dibanding hewan yang stres saat dipotong. Hewan stres akan memiliki daging yang alot dan berwarna merah kehitaman. Perlakuan yang baik pada hewan kurban, tentu saja dapat menenangkan dan membuat dagingnya memiliki tekstur lembut.
Ketiga, lambung kenyang dan tenggorokan yang tidak kering
Merupakan suatu perlakuan yang sangat kejam apabila membiarkan hewan kurban menderita kehausan atau pun kelaparan.
Serigkali banyak orang membiarkan hewan kurban kehausan, kelaparan, bahkan dibiarkan kehujanan atau pun kepanasan dengan alasan "toh akan dipotong juga."
Namun, perlakuan tidak manusiawi ini tidak akan terjadi bila orang tersebut dapat merasakan apa yang diderita oleh hewan kurbannya.
Keempat, obati luka dan hibur hatinya
Hewan kurban seringkali mengalami luka selama dalam perjalanan pengangkutannya. Mungkin saat dinaikkan atau diturunkan dari truk .pembawanya. Jangan biarkan ia menderita karena sakt oleh lukanya. Segera obati. Mungkin terlihat sepele, sebab toh akan dijadikan hewan kurban. Namun perawatan dan perhatian yang diberikan dapat menenangkan dan menghibur hati si hewan kurban.
Sepintas tips-tips yang diberikan Dokter Nando terlihat sepele dan sedikit aneh. Namun bukan hal yang mustahil. Jika benar-benar diterapkan, maka besar kemungkinan tidak akan terjadi lagi hewan-hewan kurban yang kabur berlarian di jalan, mengamuk, atau pun menyeruduk setiap orang yang dijumpai.
Memang pada dasarnya hewan bukan manusia. Namun jangan lupa, ia juga makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki asa dan rasa.
Salut untuk Dokter Nando yang sedemikian perhatian dan penuh kasih menyayangi hewan-hewan di sekitarnya. Sukses selalu!